E-mail Dinihari

Nduk,
Satu jam lalu aku menyentuh diri sendiri lagi. Dan yang aku bayangkan hanya titit dan wajahnya ketika klimaks. Aku kangen dia, Nduk. Sangat. Aku rindu penyatuan dua jiwa kami, dimana memberi adalah anugrah. Tapi aku tau dia bukan untukku dan perasaan ingin kembali adalah salah. Aku harus lepaskan dia demi tanggungjawab yang menyertaiku. Kamu tau dimana dokter yang katamu bisa mutilasi otak untuk mengenyahkan ingatan tentang aku dan dia?

Aku putus asa, Nduk...

Nice. udah hampir dinihari dan dapet imel macem ini. Bingung. Pasti nggak bakal masuk kalo gwa ngomong konsep-konsep feminis saat dia lagi dalam kondisi ini, lha wong dia amat sangat super feminis koq. Nggak mungkin gwa ngingetin dia untuk selalu kaffah bersetia dengan dildo, lha wong dia punya tiga, warna-warni, beda-beda bentuk dan ukuran. Nggak akan kena kalo gwa retelling cerita-cerita yang pernah gwa baca tentang gimana bangsatnya laki-laki dalam novel-novel Fay Weldon. Koleksi bukunya lebih banyak dan lebih keren dan dia adalah kutu buku yang gila. Gwa mesti ngomong apa?

Untung gwa inget obrolan bareng seseorang beberapa menit yang lalu. Dan gwa balas begini:

Mbak,
Menurut Kak Dontjeh--lelaki setengah setan bertanduk maya--titit itu kecil, penis medium, yang gede tu kontol.
Jadi, Mas Mantan tu kecil ya Mbak?


*speechless*

(Bangke ye... gara-gara Si Mbak satu itu gwa ampe bertega-tega mengetikkan nama genital...)

Comments

  1. Anonymous6:46 PM

    lha kalau udah dibawa ke mak erot apa dong sebutannya?

    ReplyDelete
  2. Maz KW:
    *UWO*THOLL kali yax?

    Maz Bek:
    Moh!

    ReplyDelete
  3. Anonymous12:03 PM

    KONci luh!

    ReplyDelete

Post a Comment

Wanna lash The Bitch?

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Belahan Dada, Anyone?