Posts

Showing posts from November, 2011

Tentang Menjadi (Pemberontak) Perempuan

This summary is not available. Please click here to view the post.

Yo, Bro! Don't Get SickO!

Image
Ruang tunggu. Menunggu mati. Bayangkan: negara dengan jaringan rumah sakit yang satu sama lain terhubung melalui asuransi dari penduduk yang membayar premi. Sebagaimana iklan-iklan yang sering kita dengar dan lihat di televisi (atau ketiban apes menanggap agen berprospek), kita tidak pernah tahu kapan kesialan melanda. Misalnya, sudah terlanjur menjalani hidup sehat, olah raga secara teratur, asupan makanan pun diperhatikan, tidak merokok atau minum minuman yang mengandung alkohol dan soda, tapi mendadak dua jarimu putus terkena gergaji kayu. Atau ternyata dokter bilang kamu kena kanker stadium awal dan harus segera dilakukan tindakan agar penyakit tidak menyebar ke mana-mana. Asuransi menjawab semuanya, menyediakan pelayanan medis dan membayar pengobatan yang dibutuhkan. Kedengarannya keren ya. Namun bagaimana jika semua itu tak lebih dari satu bentuk penipuan besar-besaran dan terorganisir? Michael Moore membedah semua busuk layanan kesehatan dan asuransi di Amerika di film

Tentang Hantu di Sudut Pikir

Ia meringkuk di pojok, lutut sejajar dengan telinga. Sepasang tangannya memeluk betis dan wajahnya nyaris tak terlihat tertutup rambut. Namun aku tahu ada sepasang mata menatap galak menghunjam punggungku yang duduk membelakanginya. Sudah tiga jam terakhir ini dia ada di situ, tak bergerak. Tapi matanya mengikutiku ke manapun. Menonton, membaca, menyeduh kopi, hingga aku masturbasi. "Kau tak lelah begitu terus sedari tadi?" Aku bertanya dengan suara yang-sebenarnya-tidak kuusahakan bernada keras. Entah mengapa malah menggelegar mengisi ruangan dengan frekuensi kemurkaan meruap hingga ke langit-langit.  Seonggok sosok yang tidak penting-penting amat itu akhirnya bergerak dengan bunyi gemerisik halus. Mungkin merasa tak nyaman atau bosan. "Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu," ia menjawab. Suaranya sedikit menggema dan jauh, seperti datang dari sumur kering tak berdasar. Dudukku menegak. Berani sekali! Tanpa pikir panjang kuhampiri dia, sepucuk kehin