Posts

Showing posts from 2005

Touchy-touchy...

Lagu keren dari mbahnya Dream Theater , RUSH , yang gwa denger berkali-kali di tengah kesuntukan menghilangnya terjemahan sebanyak 70 lembar... (ANJING!!! Dan... ya. Selera musik gwa emang aneh untuk ukuran cewek. MO APE LU?! GAK SUKA?!) Nobody's Hero Rush I knew he was different in his sexuality I went to his parties as a straight minority It never seemed a threat to my masculinity He only introduced me to a wider reality As the years went by, we drifted apart When I heard that he was gone I felt a shadow cross my heart But he's nobody's hero Save the drowning child Cure the wasting disease Hero -- lands the crippled airplane Solves great mysteries Hero -- not the handsome actor Who plays a hero's role Hero -- not the glamour girl Who'd love to sell her soul If anybody's buying, Nobody's hero I didn't know the girl, but I knew her family All their lives were shattered in a nightmare of brutality They try to carry on, try to bear the agony Try to hold so

This Is How the World Turns: By Blood

Penguasaan secara paksa atas hak kepemilikan suatu bangsa oleh bangsa lain. Berulang, abad ke abad. Dengan licik, main curang, olah hukum, janji surga, pemelintiran sejarah, penindasan yang lemah, pembodohan. berdarah... [My heart bleedth forth thee, O, PALESTINE...]

&*^%#$@*!!!

Jika Tuhan berfirman jaman sekarang, mungkin nabi kita adalah blogger. Kitab suci beralamat http://www.thisistheholybook.com/. Ayat diganti dengan "entri 12/09/2005 01:00 GMT". Ibadah jamaah adalah 'room: Church' di Yahoo Messenger atau #jumatan @DALnet di mIRC. Sunnah ataupun sabda rasul disampaikan lewat mailing-list. Protes disampaikan ke nabi@messenger.com. Khotbah bisa melalui PodCast. Perang antar-agama adalah saling men-deface situs agama lawan. Tanpa darah. Hanya bandwith dan waktu dan tenaga dan ketahanan yang jadi korban. Ah.... mPit: gwa tau lu kena deadline dan cumpleng. tapi mosok ampe sebegitunya?!

Semacam Ode

Kamu penggoda meski rombeng serta kumuh dan aku tidak tahan digoda. Ketika jiwa suntuk dan batin ambruk, saat otak berkerak dan kenyataan menyergap sontak, kau tawarkan peneduh. Dalam diam kau teriakkan namaku. Bisu. Dan kau mengalah tanpa menjadi kalah. Merengkuhmu adalah semesta. Bagai perawan di ranjang pengantin, kau pasrah, lega-lila. Memasuki ragamu, kutemukan ruh yang konon adalah buah terlarang yang di telan Adam sampai ke tenggorok sementara Hawa di dada. (Apakah karena itu Adam berjakun dan Hawa berpayudara?) Ketika geletar alam semesta mencapai puncak ekstase tertinggi rasanya seperti orgasme berkali-kali dimana pintu langit terbuka dan alam raya menyanyikan kidung pujian tentang agungnya kosmos. Aku tak perlu ular jelmaan Iblis merayuku menyentuhmu. Tanpa ucapan madu beracun pun aku rela. Aku mudah terbujuk. Apalagi oleh mahluk seperti kamu. Tapi ada saat dimana kamu membuat batin goyang, kepercayaan guncang dan benak merapuh. Lalu kucari jawab atas pertanyaan yang terlonta

Kudos to My Wonderful Kids

Image
Siang menjelang sore. Hujan. Pekerjaan tertunda. Cucian dua minggu yang belum dibilas akhirnya menumpuk di ember. Kalo ikut hasrat hati, pengennya tidur. Tapi 2 jam yang lalu kan baru bangun. Lalu? Bikin kopi, bakar rokok, dan duduk manis sambil liat kedua anak-anak gwa berkejaran dalam rinai hujan. Iya, gwa single parent dengan dua anak kura-kura Brazil usia dua tahun. Gwa ga tau ken apa suka kura-kura. Dulu sih alasannya karena kura-kura itu berumur panjang dan gwa pengen kalo mati nanti mewarisi binatang peliharaan dan bukannya harta. Kan jadi irit, ga usah beli pet lagi! Apalagi makanannya juga murah-meriah. Padahal banyak orang bilang binatang ini pemalu, suka ngumpet dalem tempurungnya dan lamban bergerak. Selama 3 taun gwa beranakkan mahluk hijau ini (yang pertama, Namanya Toro, kabur dan hilang. Mungkin trauma punya Bunda kayak gwa), ga ada sejarah mereka pemalu. Jalannya juga cepet, sampe gwa curiga kalo di kehidupan sebelumnya mereka adalah anak-anak sekolah yang sering terla

The War Between Monsters Named "Media"

Seorang teman datang Sabtu kemarin, membawa kekecewaan dari Jakarta yang berusaha dialihkan ke Jokja. "Gwa udah gak betah. Kerjaan gak sesuai dengan hati," katanya. Selain itu, masalah keluarga dan sosial disana membuatnya lelah untuk harus sempurna. "Lo tau kan, gwa gimana? Ortu ama pacar selalu nuntut gwa jadi perfect. Gwa capek." Yeah, rite. Elu yang bisa ngabisin duit ratusan ribu untuk selembar pakaian hanya karena gak tahan dengan ucapan gwa: lo feminin pakek baju 'cubit-cubitan' kayak gitu. Tapi itu dulu. Jadi AE di salah satu perusahaan media (lumayan) besar di Jakarta ternyata bikin dia berubah. Melihat gimana busuknya bos yang bikin laporan ABS ke Big Boss dan anak buah yang merasa perusahaan adalah punya bapak moyangnya ternyata bisa jadi meresahkan. Dia lihat cara kompetitor bekerja--yang berjuluk 'CIA' karena mereka berani merekrut ratusan orang--dengan biaya operasional ratusan juta, mungkin--cuma untuk menjegal lawannya. Di level palin

F U C K !!!

Whoa! Wait! I aint cursing here. It's jez a title to describe what I've heard in the radio about a week ago. Lame in remembering anything I am, for I could not have even the slightest idea of a single name mentioned. But the fact was very astounding. Dulu--gwa lupa tepatnya kapan karena repotnya digging my British History textbook di salah satu kardus gede yang gwa taro entah di kosnya siapa--Eropa dilanda kehancuran. Setengah penduduknya musnah, either karena cuaca yang amburadul, imbas perang berkepanjangan, wabah penyakit (pes), sanitasi jelek, gagal panen dan kurangnya makanan (Dark Age-kah? Mungkin). Bener-bener parah. Termasuk di Inggris. Dengan drastisnya tingkat kematian saat itu, Si Raja (yang namanya ntah siapa) akhirnya muter otak cari cara gimana supaya rakyatnya banyak lagi. Keputusan datang. Peraturan dibuat. Mereka disuruh beranak-pinak banyak-banyak biar jalanan diramein lagi, sekolah penuh lagi, dan desa-desa 'gayeng' kembali. Akhirnya dikeluarkan perin

Ah... Lebaran. Dan Aku Masih Disini )=

Idul Fitri barusan lewat dengan gempita dan syahdunya, tergantung siapa yang ngerasain. Buat gwa, Lebaran taun ini amat sangat berkesan: sendiri dan dilanda kemiskinan yang amat sangat sampe gak bisa mudik dan beli pulsa. Agak ngiri juga sama yang dapet THR dan heboh beli ponsel dan mobil baru. Tapi yah... namanya juga kerja underground. Mana kenal THR sih?! Ternyata gwa gak kesepian banget. Walaupun tanpa modal awal (buka front duluan), temen-temen gwa banyak yang kasih ucapan lewat SMS meskipun forward dari orang lain. Misalnya: "Jika hati sejernih air, jangan biarkan keruh/Jika hati seputih awan, jangan biarkan mendung/Jika hati seindah bulan, hias dengan iman/Semoga ini Ramadhan terbaik/Mohon maaf lahir bathin" (gwa dapet dari 4 orang) dengan bahasa singkatan nan padat. Atau: "Melati indah nan berseri/Jadi hiasan di hari suci/SMS hadir mengganti diri/Tanda ingat silaturahmi/SELAMAT IDUL FITRI 1426H/MOHON MAAF LAHIR BATHIN" (yang ini 3). Standarnya: "Selamat

Me and My Luv #2

"Nduk? Ada apa? Kok nangis?" "Ih, Kamu, Han. Masih nanya. Udah tau juga. Sok perhatian ah!" "Lha? Aku kan lagi pengen ngobrol sama kamu, makanya nanya. Kalo Aku gak nanya, gimana bisa ngobrol?! Emang kamu bisa telepati? Lagian, kamu bawel. Harus ada yang terucap dari bibir cerewetmu itu. Kalo nggak curhatmu gak marem. Ya to?!" "Huw! Iya nih, lagi sebel ama diri sendiri. Kamu udah manjain aku, kasih dispensasi selama sebulan tapi akunya gak tau diri. Selalu aja gak bisa manfaatin waktu, gak tahan godaan, belum bisa mengendalikan diri, buta dengan pelajaran yang Kamu kasih di depan mata. Janjiku sama diri sendiri juga gak kutepatin, sementara di penghujung bulan katanya ada kemenangan. Menang terhadap apa? Melawan siapa? Lha wong 'sense' jadi pemenang aja gak setai-tainya aku rasa koq. Gimana gak mau gerung-gerung, coba?!" "Hehehe... Tapi yang pasti Aku udah kasih kamu waktu dan pilihan, kan? Gimana kalo tiba-tiba Aku pengen kamu balik

Nabi aja gak boleh ngiri, lho!

Seorang bocah gembala bertugas membawa ternaknya mencari makan. Saat itu musim kering, dan rumput di daerahnya sangat sulit didapat. Jadi, dia membawa hewan-hewannya berjalan jauh melewati bukit. Sesampainya di sebuah padang rumput, dia berteduh dan membirkan gembalaannya makan. Untuk melepas penat, dia menghibur diri dengan bercerita pada Tuhan seolah sedang berada disampingNya. "Tuhan, aku ingin sekali jadi pembantuMu. Nanti kalau Kau lelah setelah bepergian, aku akan siapkan air hangat untukMu mandi. Aku seduhkan kopi untukMu. Aku juga mau memijati kakiMu kalau Kau pegal-pegal." Musa melintas. Mendengar omongan si bocah gembala itu, dia kaget. "Hei! Tuhan tidak perlu kopi. Dia juga tidak akan pegal-pegal!" Jibril pun turun dan menegur Musa. "Diamlah, Musa. Biarkan mahlukNya memohon dan bermesra. Bebaskan mereka merindu padaNya dengan bahasa mereka sendiri. Sesungguhnya Tuhan adalah kekasih siapapun tempat kau bisa bergayut manja di tangan dan kakiNya."

Jika kamu bisa bahasa Tuhan, tolong tanyakan apa maksudNya

Puasa yang tinggal beberapa hari ini (lagi-lagi) gwa gak maksimalkan. Nyesel. Target gwa mentah semua. Gila yah, usaha untuk tetap berada di 'jalur' tu. Bullshit banget kalo ada berandalan disuruh kembali ke jalan yang lurus. Buat gwa, analogi 'menjadi baik' adalah berjalan di jalan setapak rusak yang banyak belokan dan kerikil tajamnya, belom lagi pecahan beling atau paku berkarat, sementara untuk melewatinya gwa hanya beralaskan kulit kaki. Coba, pengen traweh aja pasti selalu ada godaan. Mulai dari ajakan teman lama untuk nongkrong bareng, keasyikan cerita setelah buka, males, ujan, wah! Padahal jarak kos ke mesjid cuma beda satu gang. Solat yang gak sampe sepuluh menit aja sering gwa tinggalin, padahal kalo udah nge-game dan ngenet gwa kuat semaleman. It's totally an ultrasonic ride with a supersophisticated vehicle on a wide, smooth parkway that will lead you straight to hell. Duh, Ramadhan. Bulannya orang yang tidak beruntung, dimana mereka dimanjakan dengan p

Hey You, Mr. Someone!

You are Everything To Somebody Right now at this very minute----------- someone is very proud of you. someone is thinking of you. someone cares about you. someone misses you. someone wants to talk to you. someone wants to be with you. someone hopes you aren't in trouble. someone is thankful for the support you have provided. someone wants to hold your hand. someone hopes everything turns out all right. someone wants you to be happy. someone wants you to find them. someone is celebrating your successes. someone wants to give you a gift. someone think you ARE a gift. someone hopes you are not too cold, or too hot. someone wants to hug you. someone loves you. someone wants to lavish you with small gifts. someone admires your strength. someone is thinking of you and smiling. someone wants to be your shoulder to cry on. someone wants to go out with you and have a lot of fun. someone thinks the world of you. someone wants to protect you. someone would do anything for you. someone wants t

Me and My Luv

"Hey, Han! Apa kabar?" "Ah, kamu ini. Setiap ada sesuatu selalu sok manis gitu ngomongnya. Bilang aja, ada apa hari ini?" "Ih, tau aja sih, Han?! Ummm... gini. Gara-gara kamu--secara gak langsung--aku tarik urat dengan teman yang baru kukenal beberapa minggu ini. Sebel." "Lha? Kamu pasti bela Aku ya?" "Iya. Hanya karena dia bilang kalo mesjid itu tempat dia 'berbuat bodoh di dalamnya' dulu: shalat. Aku muntap karena persepsi yang (mungkin) salah atas perkataannya itu. Aku punya Kamu dan amat sangat susah untuk menempatkan se-uprit Kamu disini ini *tunjuk-tunjuk dada* . Pencarianku belum selesai atas Kamu, meski kadang ibadahku bolong-bolong dan aku sudah merasa cukup dengan apa yang Kamu beri dan kudapat." "Hey... kamu gak perlu bela Aku sedemikian heboh, Nduk. Santai saja." "Dan one thing leads to another. Harusnya aku gak mempertanyakan kepercayaan dan ketidakpercayaan orang, katanya. Aku memang merespon agak ke

I Celebrate The Life That Subtly Cursed Upon Me

Hey there! Do you know what lost is? It goes like; I know where I stand, but I don't know where to go. I know who I am, but I don't know what I'd become. I realize the surrounding, but I don't recognize the inner me. People said that maturity and wisdom grow with time. The older you are, the wiser you get. Ripe, ready to be picked. Me? Course, I am, moron! Considering... *sigh* So, here I am. With another reason and pardoning words. No, I'm not jealous with everybody, if that's the impression you get. I'm just tired with me. With you. With the world. With the big 'L': LIFE. There are times that I feel like swallowing a pot of sleeping pills or slashing my wrists and bleed. I pictured me lying and my own blood oozing from the tiny gap I made. Feeling how they trickle. Drip, by drip, by drip. Vision blurring and slowly blackening. Flashing of events like a movie on a screen before my very eyes. Pieces by pieces chronoligally telling my phases from the

Pret!

Nadjeez kale ini blog! Gag ada header, gag ada gambar, gag ada grapis, gag ada bagus-bagusnya pisan. Teuing la. Sebodo. *bengong, melongo, garuk-garuk kepala, pencetin jerawat, bakar rokok, pulang* Sahur ya? Berjuang nih. Masih tiga minggu lagi. Semangat! Cayo!

A Growing Pain

Malem Minggu ini gwa kedatengan lelaki lagi. Kali ini bukan mahluk gundul yang pernah gwa ceritain dulu, meskipun sama botaknya. Dia datang lebih awal, Sabtu pagi pukul 07.30, dengan kereta ekonomi dari Jakarta, bercelana Hawaian, sendal jepit lusuh dan jumper putih serta ransel coklat buluk dan kacamata minus (sok) keren bertengger di hidungnya: Bogie. Masih 'brondong', semester I UI fakultas Hukum. Seangkatan dengan Icha, adek gwa, meskipun lebih tua dia setahun. Dan anaknya Budhe! Kamis sore sebelumnya ada SMS masuk waktu gwa nguber Maghrib di Masjid Kampus. Dari Bogie yang pakek nomer Mamanya karena keabisan pulsa. Simpel aja isinya: ke Jokja yang murah dan nekat naik apa? Gwa kaget banget bacanya, mengingat episode minggatnya dulu. Karena marah sama Mamanya dia nekat ke rumah gwa, menempuh perjalanan hampir 3 jam ditambah 2 jam menunggu di depan pintu rumah karena hari itu orang-orang keluar semua. Makanya gwa bales dengan ancaman, "Kalo lo mau kabur jilid 2, gwa bila

Gigi Gajah!

Image
Gambar ini diambil beberapa minggu yang lalu waktu iseng nyobain ponsel berkamera milik Mas Anom yang baru datang dari Surabaya. Setelah beberapa kali menjeprat-jepret objek lain dengan pose normal, giliran objeknya diri sendiri dengan pose tidak normal. Mulai dari kantong mata sampe gigi yang segede gajah itu. Speaking about gigi... Dulu waktu pergantian gigi susu ke gigi dewasa, gigi depan sebelah kanan yang duluan goyang. Waktu itu masih takut mau bilang ke Ibu. Pasti langsung digarap: dililit benang, gesek-gesek sampe daging antara gigi dan gusi terkelupas, lalu tarik. Makjang! Baru 'otek' (bahasa gwa dulu gitu) aja sakit, apalagi diperlakukan dengan brutal begitu! Sempat merengek ke Ibu, cabut ke dokter gigi aja. Tapi menurut beliau ke dokter malah lebih ngeri. Cabutnya pakek tang. Walah! Akhirnya dengan kepasrahan luarbiasa anak usia 9 tahun, kuserahkan jiwaraga pada Bunda tersayang (bah!). Ternyata gak seheboh perkiraan gwa. Lancar-lancar aja. Sakit sedikit. Seterusnya,

Me Playing Hidir

[ If I Ever Lose My Faith In You - Sting] Marhaban ya Ramadhan. Akhirnya masih bisa ketemu puasa lagi (= Mungkin gwa orang yang gak begitu antusias kirim-kirim selamat puasa dan minta maaf lewat SMS maupun e-mail. Bukannya takabur, tapi gwa tau koq temen-temen dan sekeliling gwa adalah orang-orang baik yang gampang forgive and forget. Gwa juga udah lupa koq apapun--menurut gwa--kesalahan yang mereka perbuat lima menit setelah dilakukan. Ini bukan kapasitas berlapangdada, tapi lebih ke otak yang cuma 2 kb! Berkat seorang kakak/sahabat/musuh/Ibu/penasihat/motivator selama di Jokja sini, gwa jadi lebih lebur ketika Ramadhan datang. Dalam 2 tahun ini, dia yang ngenalin ke gwa indah dan nikmatnya berlelah-lelah jalan kaki Sagan- Masjid Kampus UGM ( kampus gwa ga ada mesjidnya, jadi numpang di kampus orang =P) hanya untuk buka puasa bareng atau tarawih. 4 kilo PP, man! Dan karena dia juga gwa belajar sikap baik ketika khatib sedang ceramah: baca Qur'an dengan suara lirih, tidur sekalia

BBM Terkutuk!

Bukan latah ikut-ikutan, tapi gara-gara demo BBM ini gwa sempet clash sama seseorang. Ceritanya begini: Jumat siang, 30 September, dan duit sama sekali gak ada. ATM udah gak bisa diharapkan lagi. Sebulan lalu diblokir gara-gara otak yang kapasitasnya cuma 2 kb ini lupa PIN. Lagian mending ga ada kartu ATM sih. Gak boros dan gak asal narik tiap kali perlu (gwa kan gak tahan godaan =P) Karena males jalan panas-panas sendirian, jadilah si teman ini gwa ajak barengan ke bank sebelah kantor pos dekat Bunderan UGM. Mendekati Bunderan udah ada rame-rame. Beberapa polisi berjaga-jaga dekat kerumunan mahasiswa yang bawa-bawa TOA dan berorasi. Si teman yang emang kritis abis itu langsung bernada tinggi ngomentarin kejadian yang ada di depan mata. Gwa sih cengar-cengir aja dan mencoba bikin dia cooling down. Males panas-panas begini buang energi, buang abab serta spanneng. Nyampe di bank kita ngadem sebentar. Menurut gwa sih ACnya lumayan bikin kepala dan hati jadi dingin. Sekeluarnya, dia ajak g

I Decide to LIVE!

Bukan salahnya. Gwa aja yang terlalu berharap banyak. Dasar! Beberapa kali trial and error (yang celakanya dapet error terus) masih aja belum bisa ‘nangkep’ maksudnya. Dan gwa lebih bodoh dari keledai: terperosok lagi—entah untuk keberapa kali—ke lubang yang sama. Meski kedalamannya beda. Yah… namanya aja wishful thinking. Harapan yang diucap berulang-ulang layaknya mantra yang kemudian jadi sugesti dan mewujud menjadi sesuatu yang amat sangat didamba. Geblek! Lalu, buku yang lagi gwa baca juga amat sangat mendukung: Veronika Memutuskan Mati bikinannya Paulo Coelho . Menarik, tentang seorang perempuan sederhana dan sempurna secara fisik. Dia memilih bunuh diri hanya karena rutinitas terkutuk yang harus dia jalani tiap hari dan kekacauan dunia yang tidak bisa dirubah. Sikap fatalisnya bikin dia nenggak empat kantung pil tidur dan semaput. Ketika sadar, dia malah ada di Vilette, insane asylum, dan bukan di ' limboland '. Di Vilette itu dia malah menemukan 'cinta' dari o

Bangun, Sayang...

Tentang harapan yang terhempas, kandas, dan masuk ke dalam lubang tanpa dasar. Tentang resolusi instan yang amat sangat didamba. Tentang seseorang yang bisa menerima diri apa adanya. Dan semua layaknya halimun pagi yang terusir malu ketika mentari datang. Pertanyaan salah-benar jadi hilang makna sekarang. Sudahlah. Lahir sendiri, mati nanti pun sendiri. Jadi, mengapa tidak berjalan saja sendiri? Dalam kerumunan orang banyak sekalipun. Bukan masalah besar. Semua orang melakukannya. Beberapa terpaksa, yang lain karena pilihan. Ini bukan kepengecutan dengan muka tunduk dan bendera putih melambai-lambai di atas kepala. Sama sekali bukan! Kutulis dengan wajah sekeras batu, sedikit gemeretuk gigi yang beradu gemas, dan semangat yang terbebat perban disana-sini karena beberapa kali patah. Tapi (kuharap) tetap mampu menahan hantaman hujan badai sekalipun, karena bekas lukanya menghasilkan baja yang menyatu dalam daging, mengalir bersama darah, menuju jantung, kemudian kembali beredar ke seluru

How Boyish or Girlish Am I?

You Are 80% Boyish and 20% Girlish You have a tough exterior - and usually a tough interior to match it. You're no nonsense, logical, and very assertive. Sometimes you can't understand women at all, even if you're a woman yourself. You see things rationally, and don't like to let your emotions get the best of you. How Boyish or Girlish Are You? Dapet dari sini nih. Ngakak aja gwa bacanya. Sialan.

Sudahlah...

Kemaren semua header dan stiker ilang. Sekarang shoutbox juga ikut ngadat. Mau mbenerin ga tau caranya, udah diutak-atik begimanapun, karena keterbatasan otak, akhirnya menyerah *keluh* . Bodo ah. Suatu saat nanti juga bener lagi. Gag tau gimana caranya. Haha... *ketawa miris*

Another Crowd, Another Fate, Same World

Image
Tiga kali gwa ngekos di tempat berbeda, dan kebanyakan temen serumah gwa adalah perempuan-perempuan yang kemana-mana pakek tutup kepala bernama jilbab . Meskipun gwa 'kalong' dan perokok, mereka gak ambil pusing. Atau gwa yang terlalu cuek? Gak tau juga ya... =P Dulu gwa pernah ngajarin Bahasa Inggris ke anak-anak SD sekitar kos di mesjid Madrasah Aliyah Negeri. Ceritanya itu adalah kegiatan remaja masjid, dan gwa bukan anggota disana. Hanya karena diajak temen se kos aja makanya gwa ikutan. Mereka juga gak peduli dengan kebiasaan gwa, asal anak-anak itu gak pada tau. Dan ternyata menyenangkan! Setelah yang diajarin bosen, gwa beralih ke bidang yang lebih komersil: jadi tentor. Disini, jujur aja, gwa melacur. Melacurkan otak, waktu, tenaga dan kebisaan yang gwa punya. Kepuasannya gak bisa disandingkan dengan ngajarin anak-anak kampung yang bapaknya cuma tukang parkir atau makan aja kadang susah. Cowok kecil berseragam putih-biru anak pejabat DPRD Jokja yang gwa bimbing itu puny

'Blue Saturday Night' Syndrome

Malem Minggu kemaren seorang teman datang ke kos membawa martabak terang bulan dan pukis. Entah karena dia bete dengan generalisasi 'malem minggu = love is in the air' atau apa, dia mengeluh tentang beberapa teman perempuannya yang terlanjur ge er ketika dia bertandang ke kos mereka yang jomblo di waktu apel nasional itu. Lalu dia mengenang tentang kepernahannya jatuh cinta. "Cinta itu bikin bego dan goblok serta konyol. Kalo kamu tau hal yang kamu lakukan pada seseorang yang kamu sayang adalah tolol, itu namanya cinta." Hah?! Mungkin gwa yang menyebut diri sebagai 'homo rasionalis' dan selalu (berusaha) berpikir dengan otak dan bukan dengan hati nganggap hal itu gak masuk akal. Atau gwa belum pernah tertimpa nasib buruk bernama falling in love. But to act stupid when I crush on someone is very unreasonable. Buat gwa cinta adalah ketika lo nyaman bersama dengan seseorang dan menikmati hal itu bersama-sama tanpa harus jaim dan over acting. Udah lah. Biarin si m

Karena Kita Hanya Punya Satu Bumi

Image
Dari dulu gwa paling benci sampah, dimanapun itu. Di lingkungan temen yang sama-sama perokok, gwa malah dijuluki aneh karena sering bawa asbak portable atau mengosongkan asbak lain yang kadang belum terisi seperempatnya. Ketika gwa beli Lotek (semacem gado-gado) sambil bawa food container dan plastik kresek sendiri, yang jual malah bengong. Lha, gwa kan antisipasi biar tempat sampah gak dipenuhi kertas minyak pembungkus. Lagian, untung di dia kan, ga ada biaya wrapping! Gwa gak tau sejak kapan jadi orang yang (sok) sadar lingkungan. Kasian aja liat tukang sampah, Gaji gak seberapa tapi kerjaannya dekil banget. Saking dekilnya, tanya aja anak kecil. Kalo ditanya kalo udah gede mau jadi apa, mana mau mereka jadi tukang sampah, coba? Waktu gwa baru mudik dan tau kalo di lingkungan Perumnas III Bekasi ada radio komunitas di kantor RW, gwa coba siaran bareng temen untuk 'ketok-tular' kebiasaan minimalisasi sampah di sekitar. Tau sendiri lah, Bekasi. Jakarta coret. Daerah gersang-ker

Recycle, Reborn, Relive

Image
[U2 - Please] I'm a phoenix. I'm going to get older, weaker, uglier, then got an internal combustion that burnt down all over my body till I become what I am before the creation: ashes. I will reborn and rebuild from such ashes. It gives me all the nourishment I need in the process. Like an embryo drinks fetal membrane in a safe and warm womb. In the end... voila! Meet the new me! The cycle never stops. Until my time comes. And I'm proud of being phoenix. Instead of burning, I sorrow. I ache, wounded, pulled up to the sky then fall flat on the face. I've got scars, bruises, even stitches and some broken ribs. But that's allright. I will survive, no matter what. Because i've lived and will continue living. I've fooled, learned, laughed, loved, amazed and petrified by the beauty of the world. Such a waste to give it up while I can be in it one more time. That's why I decide to go on. To hold on another day. I've met another phoenix and fascinated by th

A Warm Place

Image
Malam ini seseorang di milis kasih ini . Jadi inget lagi sama salah satu tempat nongkrong ternyaman di Jokja. Kongkow tanpa liquor . Gwa emang bukan salah satu pengunjung setia dan gak banyak yang gwa kenal. Wong kesana pun gak akan stay lama kalo gak dibayarin ato janjian. Yang ngajak gwa itu yang banyak kenalannya. Dan... you know, lah. Temen ngenalin ke temennya kan jadi temen juga. Penghambat nongkrongnya masalah klasik bin lawas: duit. Dan atmosfer itu mahal. Gak cuma yang ngambang di awang-awang tapi juga di sekeliling. Gak heran untuk ngopi secangkir disini aja orang harus ngerogoh kocek dalem banget hanya untuk dapet suasana cozy dan asik (dan dipandang keren?). Apalagi kalo ada tempat where everybody knows your name . Sama seperti tempat itu. Walaupun (menurut gwa) lo harus kerja di tempat keren dulu, atau punya posisi apaaa gitu, atau harus jadi manis-cantik-kurus-wangi biar gak malu kalo dapet cupika-cupiki atau cuddles dari Mbak Anik. *Acute Inferior-Syndrome detected!!!*

Putih - Abu-abu = Pinky Blue

Gwa pernah punya pacar nggantheng pol jaman masih pake seragam putih-abu-abu dulu. Bukan mau pamer. Lagian yang bilang cakep bukan gwa koq, tapi temen-temen. Dengan nyokap Manado dan babe Ambon yang jago nge-mix, jadilah wujud cowok keren bernama Rio. Hehe... nyebut merk =P Kami barengan lumayan lama, 8 bulan. Pacaran jijay. Jadian cuma gara-gara pengen tau gimana rasanya punya gandengan. Hah! Gara-gara punya cowok macem dia, gwa pernah dipelototin mbak-mbak cantik di angkot. Pertama si mbak itu naik, matanya udah tertancap pada lelaki di sebelah gwa. Ketika pantatnya mendarat di jok, tu muka seakan gak percaya ketika lelaki itu ngobrol ama gwa dan kami ketawa-ketiwi. Kenape, mbak? Gak rela ada cowok secakep dia jalan ama cewek seitem dan sejelek gwa dan bukan elu?! Waktu itu sih perasaan biasa aja, gak ada gereget atau deg-deg-ser atau apa lah. Wong kita temenan udah lumayan lama. Tapi menyenangkan juga punya seseorang yang selalu nelpon dan datang dengan wajah sumringah, rela dikelu

Time...

Image
Beberapa hari ini rasanya waktu 24 jam gak cukup. Padahal cuma harus kelarin kerja bakti yang gak komersil sama sekali tapi penting untuk relationship maintenance. Penyebabnya mungkin karena terlalu lama punya kebiasaan nyantai, nonton tipi berisi acara gosip terkutuk tentang artis-artis (yang gwa pelototin dengan pasrah karena kuorum lebih memilih itu daripada kartun lucu dan garing), dan baca novel thriller yang gak selesai-selesai. Ada keharusan untuk balik, nengok sarang hangat-nyaman-bersahaja berisi keluarga, tapi selalu ada aja sandungannya. Menurut Mas Sigit bernama 'tuntutan'. Dulu pernah ada yg ngirim imel tentang arti waktu pakek analogi ember, batu besar, kerikil dan pasir. Untuk mengisinya penuh, pertama ember (waktu) diisi dengan batu besar (tujuan hidup, rencana, harapan, keluarga), lalu kerikil (pekerjaan, sosialisasi), dan terakhir pasir (hobby). Dengan begitu setiap celah waktu bakal terisi penuh dan gak tersia-sia karena semua sesuai dengan porsinya. Celakan

It's Not the End of the World

Setelah baca disini , gwa baru tau kenapa headernya ilang. Bagian atas berwarna kelabu-biru dan keren bikinannya yang 'nimpa' gambar asli dari blogger itu hilang! Argh! Sebel! Well, frankly, gwa bukan kesel karena tampilannya jadi sederhana banget. In a way, malah jadi unik tanpa header pun. Gwa kesel karena karyanya yang maha bagus itu jadi gak keliatan oleh para pengunjung (ehm! Sok ngetop lu ah!). A sickbag doesn't have to look pretty, lah. Lagian, ga ada header bukan berarti kiamat, kan? So, Don... kapan tu gambar bisa nongol lagih? Hihi...

Windmills of Your Mind

Image
Round, like a circle in a spiral Like a wheel within a wheel. Never ending or beginning, On an ever spinning wheel Like a snowball down a mountain Or a carnival balloon Like a carousel that's burning Running rings around the moon Like a clock whose hands are sweeping Past the minutes on it's face And the world is like an apple Whirling silently in space Like the circles that you find In the windmills of your mind Like a tunnel that you follow To a tunnel of it's own Down a hollow to a cavern Where the sun has never shone Like a door that keeps revolving In a half forgotten dream Or the ripples from a pebble Someone tosses in a stream. Like a clock whose hands are sweeping Past the minutes on it's face And the world is like an apple Whirling silently in space Like the circles that you find In the windmills of your mind Keys that jingle in your pocket Words that jangle in your head Why did summer go so quickly Was it something that U said Lovers walking along the shor

ASL, pls?

Biasanya kalo chatting dan ada cowok yang ajak kenalan, gwa paling empet. Apalagi nanya-nanya age/sex/location. Bukan apa-apa. Jam gwa online biasanya waktu orang tidur nyenyak. Dan penghuni dunia maya saat itu kebanyakan cowok-cowok iseng insom nyari happy hour di warnet (biar murah) dan gak tau mau ngapain lagi setelah bosen nge-bokep dan sedang 'tinggi-tingginya'. Nah, kan butuh instrumen buat menyalurkan, tuh. Gwa gak mau dong, kalo gwa ngaku cewek dan dijadikan objek! Bukan parno, tapi gwa sering ketiban kayak gini. Paling kalo masih nanya dan nyecer, gwa cuekin ampe dia diem sendiri atau misuh ampe bego. Ketika sedang baik hati mode on, gwa tinggal klik kanan lalu ignore. Gampang. Si yammer itu bakal hilang dari pandangan; di room dan di window query. Itu kalo pakek IRC , fasilitas chat yang gwa pakek ampe sekarang selain Yahoo Messenger . Tapi kalo lagi iseng dan kumat jahilnya, atau emang pengen chatting, biasanya gwa kasih ASL kalo si lawan nyebutin duluan. Bisa menye

Ketika Arjuna Memilih Suyatno dan Bukan Sintha

Image
Foto disamping jelas keliatan kan? Iya, itu cowok lagi nyium cowok. Dapet dari sini . Kalo site itu di klik, maka bakal nongol gambar-gambar cowok dengan pose menggiurkan bagi penyuka sesama jenis. Gwa juga ngiler sih =P Tapi sedih. Bukan, gwa gak anti homoseksual. Liat aja, mereka kan ganteng-ganteng dan bagus-bagus gitu kok ya sama sekali emoh lirik cewek. Malah ada beberapa yang Drag Queen, transexual. Hix... pantes aje aye gak dapet-dapet cowok! (d'oh!) Gak nyalahin sih. Itu kan preferensi mereka. Dulu gwa sempet 'kesasar' di komunitas gay. Kalo pas lagi rapat atau kumpul-kumpul gwa sering dipandang dengan tatapan sinis ama yang gak begitu kenal gwa. Ya maklum aja, gwa cewek sendiri dan mereka laki semua tapi malah gwa yang lebih maskulin. Meskipun bodi mereka berotot dan kekar--beberapa diantaranya malah instruktur fitness di Jokja--tetep aja kalo lesehan gak bersila, tapi miring. Waktu itu kita rapat. Setelah selesai, sambil nungguin host-nya mandi dan bedakan (benera

Tulalit!

Image
Keren yah. Gwa dapet gambar ini dari milis Gajah. Powerful Mom. Dengan perut se-njembling itu, masih PD aja pakek sarung tinju dan baju olah raga! Jadi inget Demi Moore waktu dipoto bugil pas lagi hamdun begini. Terus juga ada copycatnya, mbak mBritney yang juga tanpa malu pamer tamburnya ke seluruh dunia dengan tetep berpakaian minim. Dedeknya di dalem perut pasti lahirnya udah masuk angin. Punggungnya udah belang-belang bekas kerokan. Gwa selalu menganggap ibu hamil itu keren, rela menderita demi satu mahluk baru yang bakal dia lahirkan ke dunia. Keren, asal tidak terjadi pada gwa. Sama halnya dengan anak-anak yang selalu lucu dan menggemaskan asal itu bukan anak gwa. Bukan berarti gwa gak suka anak-anak. In some ways, gwa sering dianggap anak-anak oleh para anak itu sendiri. Bahasa yang gwa pake ketika berkomunikasi dengan mereka sering sama dan nyambung. Hanya tanggung jawab dan pemeliharaan dan biaya di belakang wajah lucu menggemaskan itu amatlah maha. Maha berat, maha banyak, ma

Kudos to Mum

It was morning, can't go home yet for I still have something to do. Clicking thousands of sites, I tripped over and fell here . I've read two or three of her posts. About kids, heartbreaks, problems, how to make ends meet, you name it. And all were interwoven (gosh! Another big word!) into one, big, long fabric. Small thing could turn out into major, though. How the birthmark on her kid's face could came up into something suspicious, for instance. It even made the school attendant thought her as an insufficient in dealing with kid's hygiene! Gosh! I was amazed with my mouth gaping and my jaw dangling. She's a KEWL mum! Her kids should've been really proud of her! She's like having her clock ticking really slow. It's sixty minutes to make an hour for other people, for her it's 120 minutes, perhaps. With all the fuss of being a single , welfare mother, she managed to be in school, afterall! Behold! Supermom is on the way! Be ashame and reflect, ye youn

Nadjeez!

Dari sini gwa tau kalo ini cuma boongan. Darn! Tiwas woro-woro ke seluruh dunia kalo pengen menikmatinya secara romantis! Apa yang ada di benak orang-orang nanti demi melihatku yang super-ultra-mellow seperti itu?! Dan salah satu komen sudah membuktikannya! Ah!

Berdiri di Sisi Lain

Umurnya belum genap tiga puluh, tapi suaminya berusia lebih dari tujuh puluh tahun. Wajahnya terlihat lebih tua dari usia sebenarnya. Kata orang, jika perempuan menikahi lelaki yang jauh lebih tua maka dia akan terlihat sama tua dengan suaminya. Kalo dia menikahi lelaki yang lebih muda maka dia akan terlihat lebih tua dari suaminya. Huh! Perempuan dan kodrat dan analisa dan kerut itu! *keluh* Badannya khas perempuan: serba bulat. Kepalanya gak pernah lepas tertutup jilbab dengan kacamata yang selalu nangkring di muka. Ketika senyum pun, muka itu gak pernah keliatan bahagia. Atau mungkin gwa aja yang salah liat, ga tau juga. Tapi embel-embel istri kedua dan sering dilabeli "Si Ganjen" atau "Si Genit" kayaknya punya kontribusi untuk bikin dia seperti itu. Sebelum gwa liat 'penampakan' nya, anak lelaki hampir-bungsu dari istri pertama pernah cerita ke gwa. Saat itu jelas gwa lebih mihak ke si anak yang notabene temen gwa. Secara gak sadar gwa mengidentifikasi d
Image
Mars will look as large as the full moon to the naked eye, katanya. Dari e-mail yang gwa dapet di milis (yang maksudnya melucu dan) kocak, dari awal Agustus ini sampe akhir tanggal 27 nanti, Planet Merah bakal keliatan segede bulan di langit. Taun kemaren juga gitu. Gak lebih gede, sih. Hanya lebih terang, kayak bohlam lima watt yang dipasang di kamar pas gerhana bulan. Katanya lagi, fenomena ini bakal terulang nanti, tahun 2287. Duh, andai ada seseorang yang bisa jadi temen romantis untuk nikmatin Dewa Perang ini bareng-bareng...

Gwa dan Tuhan

I am not a religious person dan didikan dari kecil pun gak begitu concern masalah agama. Ibu bisa lancar baca Qur'an setelah gwa balita. Babab bahkan masih belajar sampe sekarang. Kakek dari Ibu pemeluk Pantekosta sementara Nenek Islam Abangan. Dari Babab--meski sama-sama abangan--Alhamdulillah simbah-simbah gwa meninggal dalam keadaan baik, Wallahu'alam. But I believe in God tanpa fanatik. Buat gwa, Tuhan dan peribadatannya itu a very intimate business. Terserah lo mo nyembah Tuhan siapa, gwa gak peduli. Itu murni 'persetubuhan' lo pribadi denganNya. Asal gak paksain orang lain menyembah dan beribadah sesuai dengan kepercayaan lo, gak masalah buat gwa. Kadang perihal ibadah jadi hal yang amat sangat intimnya sampe orang lain gak boleh tau. Makanya, kalo temen-temen kos tiba-tiba liat gwa wudhu setelah sekian lama gak keliatan basuh-basuh, mereka heran dan bilang, "Tumben...." Padahal--walopun sering bolong solat--gwa masih perlu Dia. Gwa pernah ngetes

Starving Edition

Pagi itu gwa punya ide untuk tukeran Ibu, hanya karena ibunya sering ingetin dia solat per telepon jam setengah enam pagi. Nyokap gwa hanya telepon kalo ada kerabat yang meninggal atau ngabarin tentang adek gwa yang keterima di PTN. Itupun basi, beberapa hari setelah kejadian baru bilang. Emang ga cocok jadi reporter dah ah, emak gwa itu! But there is one thing that I won't trade her for anything in the world: masakannya! Standar kali yah, semua anak di dunia ini pasti memuji setinggi langit masakan ibu masing-masing. Mungkin karena mahluk-mahluk mulia itu bikinnya pakek bumbu yang gak dimiliki chef terhebat dari resto top manapun: sejumput cinta. Walaupun bahannya sama, tapi para ibu selalu bikin karya sederhana mereka jadi masterpiece dengan bumbu rahasianya. Di negara Sultan Hamengkubuwono ini lidah gwa mati rasa. Makanan sehari-hari selain makanan warung--kalo emang lagi pengen banget makan normal--adalah lotek (mirip gado-gado dengan bumbu kacang a la ketoprak ditambah kencur

Selamat Ulang Tahun, Nek Indonesia

Gwa bukan nasionalis dan lebih sering merasa antipati. Tapi salut sama orang-orang yang mau berjuang dan melawan mainstream pemerintahan (maksudnya korupsi kali yeee). Gwa ga akan berhenti berharap dan berdoa untuk kalian. Kalo jadi mbah-mbah, umur 60 itu adalah usia ideal, tinggal menuai hasil yang udah ditanem kemaren-kemaren. Diharapkan anak cucu pas lagi lucu-lucunya, Post Power Syndrome akibat pensiun udah berakhir, hobi lebih tersalur (gardening, misalnya) dan kematangan spiritual yang mapan tercapai sudah. Sukur-sukur udah pernah haji dan gak maniak berangkat lagi hanya untuk gaya. Moga-moga ke depannya bisa lebih dewasa lagi dan tambah ngayomi buat anak-cucunya ya, Mbah Indonesia... [Padahal pengen menista, tapi koq gak tega yah...? Apa karena beliau lagi ultah dan udah sepuh?]