Posts

Showing posts from August, 2010

Merdeka(?)

Image
Tadi pagi teman saya teriak "ASUUUU!!!" kencang-kencang demi mendengarkan lagu ciptaan Bapak Presiden Yang Terhormat dinyanyikan pada acara kenegaraan . Kami memang sedang mendengarkan siaran langsung Upacara Kemerdekaan melalui radio. "Ini sih jadi kayak acara AMKM jaman dulu!" ujarnya kesal. Saya hanya tersenyum kecut. Hanya itu yang saya bisa lakukan setiap tanggal 17 Agustus, sejak saya tak lagi harus ikut upacara mengenakan seragam rapih. Teman saya kesal sendiri. Akhirnya ia memasang iPod pada speaker. Tak lama terdengar Ucok Homicide lantang menyeruak mengalahkan wawancara para pengibar bendera dari televisi di ruang tengah. Kami kembali ke layar laptop masing-masing, mengisi hari kemerdekaan yang tepat pada seminggu Ramadhan sambil bekerja dan merokok. Kami tidak puasa. Jika kantor sepi seperti ini, kami bisa duduk satu ruangan sambil enak-enakan kebal-kebul. Di hari kerja dan semua karyawan masuk, kami menghormati mereka yang sedang berjuang melawan jiwa

Tentang Perempuan

Image
Saya melihat gambar di sebelah pada newsfeed jejaring sosial yang saya ikuti, terpampang begitu frontal dan liris. Sebrutal-brutalnya, ternyata saya masih memikirkan orang lain. Masih menimbang efek gambar sadis yang mungkin ditimbulkan bagi siapapun yang nyasar ke sini. Persiapkan nyali jika ingin melihat wajah Aisha, perempuan Afghan yang terpampang di sampul majalah Time edisi 9 Agustus, secara penuh di sini . Esai fotonya ada di sini , menyajikan perempuan-perempuan hebat penggugat hukum negara kaku dalam bahasa visual. Saya tunjukkan foto tersebut pada Paman Tyo yang kebetulan melintas. Saya nakal. Saya ingin melihat bagaimana reaksinya sebagai orang yang sangat paham bahasa visual. Dan ia membuang muka, nggak tega katanya. Sedikit tentang Aisha. Dari sekeping berita yang saya baca, ia berusia enam belas waktu berusaha kabur dari rumah akibat suami dan keluarga misan yang suka menyiksa, dua tahun lalu. Bukan berita baru sebenarnya. Perempuan Afghan, seperti halnya di negara-ne

Requiem for the Martyrs

Image
Let me explain my term of cyber era martyrs. They are dedicated, determined, and strict yet hardworking kind of people who do things they like the most without even thinking about material compensation. It is the sheer joy of sharing they pursue, to highly appreciate the masterminds behind every masterpiece. I salute them for their natures. And I grieve for the emerging, greedy corporate that are so greedy they do not know the gained publication from the martyrs’ attempts. Blinded by gluttony, the capitalists are. So the martyrs would be beaten and bruised, shot by numerous arrows and thrown in to the den of hungry lions should they not oblige to the damned pact of US-Japan publishers’ coalition against piracy. And do you know what the true meaning of the word piracy is? Information limitation. Watch this and correlate how the situation that once fucked Napster, Kazaa and Grokster made the sites went down. It is even silly, knowing that those martyrs did not even make the

Being Nostalgic

Image
Saya tidak begitu suka bertandang ke reuni apapun. Seumur-umur saya ikut-ikutan sekolah, dari SD hingga universitas--yang kemudian saya Dancing Out dengan bangganya itu--saya cuma sekali nongol di reuni-reunian teman sekampus. Itu pun setelah tanpa sengaja baca status Facebook seorang kawan lama. Saya datang sore itu ke foodcourt sebuah mall di Jakarta dan mereka bilang saya tidak berubah--komentar sama yang saya dapat beberapa tahun lalu ketika bertemu teman SMA di kereta Jabotabek. Gaya pakaian saya masih yang itu-itu juga: jins, kaos, sneakers butut dan ransel. Mungkin rambut saja yang bertambah pendek, badan tumbuh ke samping dan mata makin rabun karena kebiasaan jelek membaca sambil tiduran. Sementara kakak-kakak kelas dan teman seangkatan menjelma trendi dan lebih sumringah. Beberapa bahkan membawa bayi, bersama suami. Ada yang asik memainkan rambut mantan pacar (dan melupakan bapaknya anak-anak di rumah barang sejenak), atau heboh foto-foto. Saya, seperti biasa,