Posts

Showing posts from June, 2007

Wash Me Away Like the Morning Rain

Hujan Bulan Juni Tak ada yang lebih tabah Dari hujan bulan juni Dirahasiakannya rintik rindunya Kepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijak Dari hujan bulan juni Dihapuskannya jejak-jejak kakinya Yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif Dari hujan bulan juni Dibiarkannya yang tak terucapkan Diserap akar pohon bunga itu ( Sapardi Djoko Damono - 1989) Hampir pukul delapan dan pagi ini hujan. Rintiknya menenangkan. Saya matikan MP3 player , membawa mug berisi kopi hangat dan duduk di beranda sambil mendengar irama monoton rinai air yang jatuh dari langit. Nyaman sekali. ... andai hari ini akhir minggu. Saya tidak perlu masuk ke dalam dan menghadap komputer lagi...

Menjadi Jujur

Saya pernah kagum dengan seseorang yang meratap, menghiba dan merendahkan diri ketika cintanya hilang dan belum tergantikan sejak tiga tahun lalu. Saya tidak bisa begitu. Buat saya pantang menunjukkan ekspresi 'lemah' karena saya telah membatukan hati untuk hal (yang menurut saya) cengeng. Karena saya sudah cengeng dari kecil. Ibu saya selalu berkata 'Kamu bisa!!!!' saat saya jadi yang termuda dengan badan terbongsor di kelas satu. Tanpa TK. Ketika teman-teman saya sudah pandai memegang pensil, saya masih gemetar dan gugup menulis, hingga tulisan saya salah-salah terus, tangan saya berkeringat, kertas jadi ikut basah dan selalu robek saat saya hapus. Kalau sudah begitu, ibu guru saya yang galaknya kayak macan betina kelaparan baru melahirkan bernama Bu Dar, pasti murka. Alhasil saya tambah down . Sebagai anak 'gedong' (gede dan dongo), saya selalu di- bully oleh beberapa teman sekelas. Setiap pulang dari sekolah selalu ada ATK saya yang raib diambil kawan. Say

Surat Dari/Pada Pacar

Hey, Nduk. Ngapain sih terlalu mikir? Serahkan semua padaKu. Aku nggak akan bikin pusing kamu. Cukup kamu baca juklak yang tertulis disitu dan jalani semuanya. Nggak susah kok. Semua sudah pernah dilakukan orang-orang yang hidup jauhhhhhhh sebelum kamu lahir . Kalo kamu ngejalaninnya dengan sungguh-sungguh, kamu bakal dapet sesuatu dari Aku. Gede, lho. Lebih hebat dari cuma mobil mewah atau rumah megah yang nggak ada setai-tainya itu. Nggak ada biaya maintenance, pulak! Ayo dong. Aku pengen liat kamu ada disini sama Aku. Kita bakal seneng deh! Aku janji. Kamu tau kan? Aku bukan pelanggar janji. Aku tunggu ya! Luv, Tuhan Hey Han! Aduh... Makasih ya Kamu masih mau inget aku. Gila deh! Aku yang segini mbalelo nya masih aja dikasih keajaiban-keajaiban edan-edanan dari Kamu. Udah gitu, aku masih aja nanya-nanya dan curiga. Ya abis gimana? Kamu selalu kasih pelajaran dari apapun yang terjadi di sekeliling. Dan pelajaran utama adalah: There is the price I've got to pay somehow. Aku jadi

My Longest Entry Ever. Haha!

Term of Condition Berdasarkan perjanjian asal-asalan antara Seseorang (dan seterusnya disebut sebagai Pihak Pertama) dan mPit (dan seterusnya disebut sebagai Pihak Kedua) pada hari Selasa, 5 Juni 2007 pukul 19:36:42 melalui sarana Yahoo Messenger dengan pernyataan 'would you be my gf?' yang merujuk pada dibangunnya satu bentuk hubungan yang lebih dekat dari hanya sekedar teman (yah... bisa dibilang pacaran lah) dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua yang kemudian disetujui oleh Pihak Kedua dengan syarat dan kondisi tertentu, Maka Dengan ini dinyatakan beberapa persyaratan yang mengikutinya: Pihak Pertama BEBAS bergaul dengan siapa saja, baik di dunia nyata maupun di dunia cyber dan BEBAS ingin mengungkapkannya atau tidak kepada Pihak Kedua, karena Pihak Kedua pun BEBAS melakukan hal yang sama. Pihak Kedua juga BEBAS menjalin hubungan dengan siapa saja, baik di dunia nyata maupun di dunia cyber dan HARUS mengungkapkannya pada Pihak Kedua karena Pihak Kedua juga BEBAS dan HARUS me

For the Love of Human

Konon, Tuhan lebih pemaaf dibanding manusia. Sangat mudah mendapat ampunan dariNya ketimbang dari mahluk tersempurna yang Dia ciptakan. Kadang kebutuhan saya akan kesendirian amat sangat hebatnya hingga saya menafikan orang-orang yang peduli pada saya. Sering saya malas-malasan menerima seseorang di tempat saya, atau hanya setengah hati menanggapi obrolan. Kerap saya tidak peduli berapa kali ponsel meraung-raung minta perhatian karena adanya SMS masuk dari seseorang--sahabat, adik, Babab, teman yang saya kenal di kereta, mantan kawan satu kos... Tapi apa yang saya lakukan? Pencet tombol bergambar telepon warna merah rada lama hingga layar meredup lalu tulisannya menghilang. Dua-duanya. Lalu, untuk apa punya dua ponsel? Yang satu untuk menghubungi sahabat-sahabat dekat saya dengan budget yang sudah saya tentukan sebelumnya. Satunya lagi untuk keadaan penting dimana komunikasi suara sangat diperlukan dan dibayar belakangan. Saya yang memilih siapa yang akan saya hubungi, bukan seb

The Bitch is Pissed

Ada apa sih dengan para mantan saya belakangan ini?! Apa mereka sedang bikin konspirasi dan merayakan Minggu Ngeselin mPit kemarin itu ya? Awalnya adalah hujatan dari si dia-yang-namanya-tidak-boleh-disebut yang semena-mena menghakimi saya tanpa tau isinya sama sekali. Beberapa hari kemudian 'tabokan' dari Si Maz yang dulu sempet saya jatuhi cinta dan bikin 'temper tantrum dua bulan' dan dia merasa saya adalah hadiah alam semesta buatnya. Dengan sak penak udhele dewe dia ngomong harusnya saya bilang kalo nggak bisa bantuin dia, jadi dia nggak usah nunggu-nunggu saya dalam waktu mepet gini. Hey, Mister! We've been working like this for these past six months! Hanya karena saya merubah prioritas dan nggak menjadikan kamu sebagai yang paling atas bukan berarti saya nggak mau bantu! C'mon! Grow up! I do what I say and say what I do. Kalo saya bilang saya rela jadi provider kamu dalam hal apapun, saya siap sedia dimanfaatkan. Saya sungguh cuma platonis sama kamu. Hin

Thus Said mPit

Di dunia yang penuh kesengsaraan dan kematian, kau memalingkan wajah-jutaan kali-seperti yang dilakukan jutaan mortal tiap malam. - Akasha to Lestat in Queen of the Damned (Indonesian translation), p.417. (... dan itulah yang saya lakukan ketika terdampar di Necropolis da Bastard ini...) Diantara buku-buku fiksi (nggak) ilmiah, selain Fay Weldon (yang emang fiksi abis dan superultra feminist), mungkin ini buku paling feminis diantara novel fiksi lainnya. Salut deh saya sama Nenek Anne Si Beras yang bisa bikin cerita segini keren. Kata nya sih, dulu itu sebelum era masuknya agama-agama wahyu, para pagan menganggap kekuasaan tertinggi di alam adalah dewi, perempuan. Mungkin alasan utamanya adalah peran utama perempuan yang merawat, mengasuh, menjadi 'Madrasah Pertama bagi anak-anaknya', menjadi sumber kehidupan bagi jiwa-jiwa muda yang baru lahir, penjaga 'benteng pertahanan' ketika suami pergi berburu di zaman purba, something like that lah. Tapi dewi-dewi ini nggak

Mandi! Mandi! Mandi!

Bayangkan: pukul dua dinihari, seorang perempuan berambut basah dan kulit yang masih lembap menguar aroma sabun Cusson's Imperial Leather putih dari tubuhnya serta Cusson's Baby Shampoo peach dari kepalanya, berpiyama katun biru muda dan kaos gombrang senada, duduk bersila di depan mesin tik kelurahan , berteman hentakan Staind , kopi kental dan rokok. Dunia sekelilingnya lenyap. Dia hanya punya saat itu. Waktu itu. Dia hanya hidup untuk itu. Sebagai perempuan mungkin saya adalah yang paling kemproh yang pernah kalian kenal. Saya sering nggak mandi. Buat saya, mandi itu diperlukan jika saya hendak keluar rumah. Jika saya sedang semedi berhari-hari dengan buku tanpa perlu menyapa dunia, ya saya nggak mandi. Tapi mandi sebagai terapi sering saya lakukan. Apalagi ketika kepala penat dan otak sekarat. Yang paling menyenangkan adalah mandi di tempat saya bermain ini (baca: kantor). Disini ada tiga kamar mandi dengan fasilitas hotel minus bathtub. Saya suka 'sauna' disini. Sa

The Judgement

Tentang dia-yang-namanya-tidak-boleh-disebut , yang pernah mengisi tiap relung jiwa-raga saya; yang pernah memenuhi rongga hati saya penuh-penuh; yang pernah menjadi monumen penaklukan sekaligus penyerahan total saya; yang pernah menjadi pulang saya; yang pernah menjadi pemegang seluruh saham yang di bagian atasnya tertulis dengan lima huruf berwarna merah marun berlafal C I N T A ... Saya sudah merasa cukup. Karena ternyata ke-aku-an kamu tidak mampu menampung apa yang sudah saya raih: Pemahaman baru. Maaf. Mungkin latar belakang, keluarga, pengalaman, dan apapun yang pernah saya dan kamu alami amat sangat bertolak belakang. Karena apa yang berusaha saya jelaskan ke kamu seperti membentur dinding atau mental layaknya menghantam tembok karet. Meski saya sudah berusaha selama lima taun lebih. Terima kasih. Kamu telah menjadi (apa yang saya pikir) sahabat, guru, abang, penasihat psikologis, ojek, serverman kantor, dan apapun yang saya inginkan. Mungkin saya yang meminta terlalu banyak.

A Damned, Filthy, Lucky Bitch

... dan semua dijadikanNya indah pada waktunya... Belakangan ini saya baru sadar betapa dada saya sesak dengan perasaan melimpah-ruah yang datang bergemuruh layaknya tsunami. Saya jadi nggak punya keinginan apapun karena semua sudah terpenuhi, bahkan hampir berlebih. Saat saya perlu ponsel, saya bisa dapatkan amat mudahnya dengan harga 'teman'. Ketika saya ambruk, saya disemangati orang yang tidak dikenal. Waktu saya meragu, saya dikuatkan dengan opini-opini tersembunyi yang bahkan saya tidak tau itu ada. Hingga ke detail terkecil--ketika saya perlu sarana pelepas karat otak, tiba-tiba mesin tik kelurahan ini--yang saya sebut dengan panggilan sayang: Si Dino (saurus saking berat dan kunonya)--selalu nongkrong 24/7 di kamar kos saya. Dan ketika dia ngadat pun saya bisa dengan gampang membetulkannya ke seseorang, free of charge, meski makan waktu dari jam 20.30 hingga pukul enam pagi berbonus cumi goreng mentega. Kemudian ketika saya perlu pengalih perhatian dari luka dalam berna

My Countless Orgasm

Image
Akhirnya... Setelah 2 taun (iya! Du wa ta wun !) ini buku terbit juga. Puasss... Saya puas sekali. Meskipun kata nya ada sedikit misunderstanding waktu buku ini di terbit kan. Saya ingat gimana berdarah-darahnya dia saya selami. Betapa keloro-loro hati saya mengetahui kenyataan pahit yang menimpa satu negara, tanpa dunia bisa berbuat apa-apa. Amarah hanya dapat saya tumpahkan ke manusia ini yang selalu menyempatkan diri menyediakan telinga dan hati untuk saya--sebelum beliau beranjak ke peraduannya dan membuat suara-suara aneh hingga mencapai langit--dan saya diserahkan berjaga. Jujur (dan ini paling mentok saya jujur-jujuran), saya menangis waktu itu. Berkali-kali. Sempat terpikir untuk menghentikannya di tengah jalan karena saya hampir nggak kuat bahkan membaca sebaris saja. Tapi apa nanti yang saya dapat? Bahkan Tuhan pun tidak kerja setengah. Meski saya bukan Tuhan, saya tidak ingin bekerja setengah-setengah. Saya hanya ingin menjadi penyambung informasi dan fakta bahwa ada se

Semacam Disclaimer

Saya nggak akan menggunakan apapun yang berwarna pink, jambon, merah muda, atau apapunlah sebutannya KECUALI bra dan celana dalam karena kedua benda tersebut tidak terlihat dari luar dan kebetulan paling murah diantara barang-barang diskon lainnya. Jadi... Jangan paksa saya menuruti keinginanmu untuk jadi bulan-bulanan setiap saya menerima SMS atau telepon karena ponsel saya pink. Maaf, pemilihan apapun buat saya adalah sama seperti ideologi. Maaf karena saya menolak ditertawakan akibat ponsel berwarna jambon. Maaf karena ponsel pilihan saya lebih murah seratus lima puluh ribu rupiah dan saya sama sekali tidak kecewa karenanya. Meskipun saya tidak mendapatkan USB, kabel data, dan lain-lain. Meskipun menurut banyak orang saya merugi. Saya hanya berharap agar kamu dapat menghargai pilihan orang lain dan tidak memaksakan keinginanmu. Tidak semua hal bisa kamu nilai dengan nominal. Ponsel pink sekalipun. Karena itu saya teriak "Shut up!" di depan mukamu. ... dan rasanya seperti o

Rehat

Lagi baca Queen of the Damned. Entah kenapa saya merasa ada kesamaan antara saya dan mahluk-mahluk immortal di dalam cerita itu. Kecuali kekuatan luar biasa dan kehausan akan darah, tentunya. Mungkin masalah jam biologis? Ya, saya sadar bahwa saya mahluk nocturnal yang aktif malam hari. Barusan saya lewat kamar teman saya, karena saya harus melongok gerbang dan harus keluar sejam lagi. Mungkin teman saya itu khawatir ada mahluk selain manusia atau kucing piaraan ibu kos yang melintas depan peraduannya. Ketika dia buka pintu dan melihat saya (wajahnya menunjukkan kelegaan, saya yakin itu), dia membentak, "Heh! Tidur! Udah jam berapa ini?!"Saya cuma nyengir. Btw, terimakasih coklat panasnya ya, Sayang. Bener-bener berenergi dan mampu bikin saya ngetik satu posting di tengah kerjaan kejar setoran!

Alert!

Based on my experience, the most dangerous person in the world is the one who gives you much compliments. Those words could lull you to sleep, lift your feet up from the solid ground, take you to the seventh heaven, make you feel like the best person in the world, you name it. Especially when all you get is only swearing for almost all of your waking life. Jadi... Be very, very, careful with people who says nice things to you, four times in only two and a half hour. Haha! Sowi, Bang Robin. No Offense (=

Conclusion

Let me taste my own blood from my torn lips or swallowing my own teeth when I smashed face first on the hard asphalt as I dropped from 13-storey building. Let me hear my skull cracking and collect the scattered pieces afterward. I need to feel the pain. I need to be alive. I need to feel the mixture of pain, pleasure, desire and hate at the same time to feel alive. I want to be ALIVE! Why is it so damn hard to understand?! * Kutipan dari salah satu kejadian fucked up di taman bermain sebelah. Seperti datang dari berabad-abad lalu. Nggak taunya baru dua bulan *

Illumination

Pada suatu masa hidup seorang kakek bijak yang dari perenungannya muncul satu kesimpulan: Cogito Ergo Sum. I think, therefore I am. Beberapa abad setelahnya, ada seorang perempuan berotak rada fucked up (menurut dia, sementara menurut orang lain dia sering dibilang nggak waras) yang terpesona pada pemikiran si kakek dan menjadikan kesimpulan itu sebagai pegangan hidupnya setiap detik. Karena di balik otak fucked up-nya itu, perempuan ini berusaha menjadi manusia yang di kitab-kitab suci sering disebut sebagai mahluk termulia di jagad raya dan pembawa berkah bagi seluruh mahluk lainnya. Kemudian perempuan ini bertemu seorang malaikat yang menyerupai setan perusak pikiran. Dikenalkannya dia pada 'Tiga Dewa Prejudice' yang bernama Nietszche , Marx , dan Freud . Melalui buah pemikiran tiga kakek ter-fucked up sepanjang sejarah karena berani-beraninya mengguncang tempat mapan kakek Descartes di dalam otak si perempuan, dengan beda masa yang lumayan jauh, si perempuan ini diyakinkan

Ngomyang Part Sekian

Ugh... Jadi gini ya kerjaannya orang pi ar. Mengumbar senyum, lobi-lobi, pasang tampang manis menyenangkan macam anak anjing, say hi sana-sini, telepon-telepon sok penting... Yet, aren't we all...? Sepertinya disini, di kota ini, semua 'menjual' dan 'membeli' sesuatu. Hubungan bukan berdasar ketulusan tapi hanya murni kebutuhan akan materi, akan networking, akan koneksi. Sungguh... Cara bersosialisasi yang aneh... )=

Back to Basic

Image
Jadi, gini lah bentuk dan tampilan taman bermain ini kemarin (tunjuk-tunjuk ke gambar). Ga nyangka, fans-fans gwa banyak yang ribut dan protes. Haha! * nyengir iblis * Ya udah. Gwa balikin lagi deh ke awal. Sok sanah pada komen. Puas-puasin. Disini mah bebas. Apa sih yang ga boleh ama gwa mah. Matur nuwun sanget sedoyo. Nggak nyangka bakal dapet tegoran segitu heboh. Xixixi...

I'd be Blessed

Saya nggak pernah tau kenapa saya bisa seberuntung ini. Bisa punya beberapa lingkaran yang kadang pedulinya ga ketulungan; punya teman-teman yang baik bak malaikat penolong di saat kesusahan; sering bisa menemukan celah ga sengaja di masa paling sulit sekalipun; dan selalu merasa terpenuhi dalam segala kebutuhan. Rasanya jahat sekali, ketika banyak orang tertimpa bencana saya malah terberi anugerah. Saya ingin berbagi. Sungguh. Menyerahkan semua pemberian ini kepada yang memerlukan. Perlu teman, terutama. Karena, meskipun tidak banyak teman saya, mereka adalah manusia-manusia setengah dewa yang mungkin dapat mengabulkan permintaan apapun. Lagi-lagi, nikmat mana lagi yang akan kamu dustakan, Nduk...? ps: mucho gracias untuk seseorang yang telah memberi saya ransel dan tumpangan hingga ke depan pintu. Setelah bertahun-tahun, kamu tau saya berjuang sangat kerasnya...

Finally!

Ada juga yang mau acak-acak layout gwa. Haha! Makasih ya, A'!!! * hugs and kisses dari jauh * (= ps: ini layout yg bikin anak es em pe getoloh!!!

R E H A T

Ketika otakmu penuh, tubuhmu penat, matamu lelah, perutmu kelaparan, telingamu pekak dan jarimu hampir keriting akibat mengetik dan kupipes hingga pagi hampir menjelang, tidak ada satupun yang bisa mengobati itu semua kecuali mi goreng dan susu hangat made in anak kos. A piece of heaven that I made myself... (=

Moments to Remember

Seorang ibu funky yang membesarkan anak-anaknya sendirian sedang menikmati liburan, duduk di tepi taman padat pengunjung dan menunggu buah hati berputar-putar dengan binatang tunggangan, mengenakan halter top berpunggung setengah terbuka, merokok dan tertawa bersama perempuan lainnya, mengudap penganan ringan pengganjal perut sesaat, menyantap es krim di terik matahari dan merasa semua baik-baik saja, terlepas ada beberapa pasang mata lelaki melotot menatap kulit putihnya yang terbuka. Layaknya mercu suar di tengah kabut laut, kami berbeda di gerumbul keramaian berkomposisi default: ibu, ayah, anak-anak, kakek-nenek. Saya tersanjung terlibat dalam pengalaman paling intim, dengan rasa yang juga sangat intim ini: berbagi kasih sayang dengan orang-orang terdekatnya. Dan laki-laki yang ada di lingkaran kami hanyalah seorang bocah tengil ganteng usia delapan yang bahkan nggak ada satu penculik pun yang mau saking tengilnya. Mudah-mudahan saya akan sering kembali dan mengitik-itik perempuan