The Judgement
Tentang dia-yang-namanya-tidak-boleh-disebut, yang pernah mengisi tiap relung jiwa-raga saya; yang pernah memenuhi rongga hati saya penuh-penuh; yang pernah menjadi monumen penaklukan sekaligus penyerahan total saya; yang pernah menjadi pulang saya; yang pernah menjadi pemegang seluruh saham yang di bagian atasnya tertulis dengan lima huruf berwarna merah marun berlafal C I N T A ...
Saya sudah merasa cukup. Karena ternyata ke-aku-an kamu tidak mampu menampung apa yang sudah saya raih: Pemahaman baru.
Maaf.
Mungkin latar belakang, keluarga, pengalaman, dan apapun yang pernah saya dan kamu alami amat sangat bertolak belakang. Karena apa yang berusaha saya jelaskan ke kamu seperti membentur dinding atau mental layaknya menghantam tembok karet. Meski saya sudah berusaha selama lima taun lebih.
Terima kasih.
Kamu telah menjadi (apa yang saya pikir) sahabat, guru, abang, penasihat psikologis, ojek, serverman kantor, dan apapun yang saya inginkan. Mungkin saya yang meminta terlalu banyak. Atau kamu yang tidak bisa menahan perasaanmu sendiri.
Sekali lagi, saya sudah merasa cukup berurusan dengan kamu. Saya sudah cukup dihakimi untuk sesuatu yang hanya kamu baca dari judul tanpa tau apa isinya, literally. Mungkin apa yang kamu hadapi selama ini, tanpa ada saya yang ngerusuhi, sudah membuat kamu berubah begini banyak. Atau kamu hanya menjadi siapa dirimu sesungguhnya? Saya tidak tau, tidak mau tau dan tidak akan pernah tau.
Some things are better left unsaid. And revenge is a dessert better served cold. You've got your revenge. Fuck you very much (=
ps: Still I've got my luck, as my Phoenix Brotha #2 said: You know how he felt for you now. You know how pathetic he is, blinded by his own fanaticism and still pointing at you being fanatic yourself. And yes, I AM still a filthy, damned, lucky bitch as always! *evilgrins*
Saya sudah merasa cukup. Karena ternyata ke-aku-an kamu tidak mampu menampung apa yang sudah saya raih: Pemahaman baru.
Maaf.
Mungkin latar belakang, keluarga, pengalaman, dan apapun yang pernah saya dan kamu alami amat sangat bertolak belakang. Karena apa yang berusaha saya jelaskan ke kamu seperti membentur dinding atau mental layaknya menghantam tembok karet. Meski saya sudah berusaha selama lima taun lebih.
Terima kasih.
Kamu telah menjadi (apa yang saya pikir) sahabat, guru, abang, penasihat psikologis, ojek, serverman kantor, dan apapun yang saya inginkan. Mungkin saya yang meminta terlalu banyak. Atau kamu yang tidak bisa menahan perasaanmu sendiri.
Sekali lagi, saya sudah merasa cukup berurusan dengan kamu. Saya sudah cukup dihakimi untuk sesuatu yang hanya kamu baca dari judul tanpa tau apa isinya, literally. Mungkin apa yang kamu hadapi selama ini, tanpa ada saya yang ngerusuhi, sudah membuat kamu berubah begini banyak. Atau kamu hanya menjadi siapa dirimu sesungguhnya? Saya tidak tau, tidak mau tau dan tidak akan pernah tau.
Some things are better left unsaid. And revenge is a dessert better served cold. You've got your revenge. Fuck you very much (=
ps: Still I've got my luck, as my Phoenix Brotha #2 said: You know how he felt for you now. You know how pathetic he is, blinded by his own fanaticism and still pointing at you being fanatic yourself. And yes, I AM still a filthy, damned, lucky bitch as always! *evilgrins*
nice post...
ReplyDeletebut if you said like this, i think you have to jugde him too... :)
Om Urang:
ReplyDeleteAn eye for an eye
(=