Perfect?
Tenggat segabrug membuat saya iseng siang-siang di pabrik. Hasilnya adalah berita basi dua bulan lalu dan nyasar ke salah satu blog favorit.
Ini berita basinya.
Seorang perempuan muda usia dua delapan, menjalani operasi plastik lebih banyak dari umurnya—32 kali. Dia bahkan meminta dokter mematahkan dua tulang iga untuk nampak seperti Dolly Parton: payudara besar dan pinggang jenjang. Alih-alih belajar jadi entertainer cerdas serbabisa.
Sheyla Hershey namanya. Lahir di negara penghasil atlit sepakbola hebat dan berjuluk Land of Babes saking semua perempuannya seperti bidadari: Brazil. Orangtua dan putra sematawayang yang masih sepuluh tahun menganggap perbuatannya sia-sia karena dia jadi mahluk aneh. Namun dia lakukan itu untuk dirinya tanpa peduli tanggapan orang, bahkan anaknya sendiri. “Karena saya suka jadi sempurna.” Begitu jawabnya.
Pada website pribadinya, Sheyla menganggap operasi plastik adalah seni dan dia sangat serius mengerjakannya. Untuk menjadi pemegang rekor toket terbesar di dunia? Mungkin. Hanya dia dan tuhan yang tau alasan sebenarnya. (Dan saya teringat Lolo Ferarri dengan payudara sebesar bola basket, larangan bepergian dengan pesawat karena khawatir tekanan udara membuat silikonnya pecah, dan kesulitan bernapas saat tidur. Lalu bunuh diri karena tetap tak pernah merasa cantik)
Dan ini blog favorit saya: Asia Carera’s Bulletin.
Dia belum mati meskipun hatinya kandas, bintang film porno itu. Saya masih ingat film biru pertama yang saya tonton bersama dua teman perempuan satu komplek ketika SMA dulu, kelas dua. Asia membuat kami membelalakkan mata dan percaya bahwa seks bisa sehebat itu.
Sungguh, kami nggak tertarik dengan pemain prianya. Kami lebih kagum pada tubuh Asia yang mulus, kakinya yang lencir, dan matanya yang terlihat cerdas. Kami bahkan nggak sempat terangsang. Belakangan saya baru tau bahwa dia adalah salah satu anggota kelompok eksklusif berisi orang-orang dengan kapasitas otak jauh di atas rata-rata.
Asia sekarang gantung G-string dan menjadi ibu rumah tangga single parent dengan dua anak, Catty dan Devin, 4 dan 2 tahun. Tubuhnya tidak lagi ramping meskipun tidak gendut. Montok. Itu deskripsi yang tepat ketika akhirnya dia mempublikasikan foto diri setahun lalu.
Sebagai mantan bintang film saru dengan nama mendunia, Asia hampir tidak bisa sembunyi. Semua orang mengenalnya. Mungkin dia sempat jadi bacol (bahan coli) lelaki yang kebetulan menjadi kasir di tempat dia belanja. Saya nggak tau bagaimana perasaannya jika dia tau. Atau dia nggak peduli?
Asia dan Sheyla punya masa kecil suram. Orangtua Asia bercerai dan ayahnya suka main pukul. Sementara Sheyla sempat bermasalah dengan obesitas, hidung babi, dan dada rata hingga dia kerap memecahkan cermin karena benci perawakannya sendiri.
Dua orang itu hanya saya kenal melalui berita dan tulisan. Diantara kedua perempuan itu, rasanya saya lebih memilih Asia yang nyaman dengan bodi terlalu montok dan dua anak bengal-pintar namun penuh cinta pada ibunya.
Bicara mengenai kesempurnaan, seseorang pernah berkata saya difabel dan saya benci sekali dibilang seperti itu. Saya punya dua tangan, dua kaki dan otak untuk berpikir. Saya bisa melakukan apa yang orang lain bisa lakukan. Dan saya tidak ingin diingatkan tentang kekurangan yang bagi saya adalah cambuk untuk melecut diri mencapai lebih daripada orang kebanyakan. Ambisius? Nggak juga. Saya santai mengerjakannya.
Tapi saya tidak suka dikasihani. Itu hanya akan membuat saya jadi rendah diri dan merasa dunia berputar dengan saya sebagai poros. Padahal saya bukan siapa-siapa.
Asia (mencoba) hidup bahagia sebagai orangtua tunggal dengan dua anak, perempuan dan laki-laki. Sheyla bangga dengan tubuh anehnya. Saya punya keluarga dengan moto ‘mangan ora mangan ngumpul’ (meskipun saya jarang pulang). Punya beberapa teman yang rela saya stempel jidatnya sebagai pasangan jiwa (dan sering saya bajak dengan semena-mena). Punya kemampuan mengetik tanpa typo di atas rata-rata (tanpa melihat papan kunci). Punya pekerjaan tetap (meskipun sering misuh saat datang tenggat). Masih punya tempat pulang (walau sering kekuncian). Pegang password beberapa hotspot eksklusif (untuk download anime secara brutal). Punya adik yang menganggap saya keren (namun menghela napas berat saat dia menyebutkannya. Haha!). Bisa melepaskan emosi tanpa harus banting-banting atau bakar-bakar orang (walau ada keinginan ke arah sana). Punya beberapa penggemar maya yang tersesat dengan entri-entri saya (ngaku kamu! Ngaku!). Dan punya seseorang yang bisa horny hanya dengan membaca tulisan-tulisan saya (yang ini perlu dikonfirmasi dulu).
“It’s all between your ears,” ujar seorang perempuan Belanda keturunan Jerman berwajah cantik mirip Dido, penyuka kopi pahit, dan alergi pada kacang, susu, dan air di negara dunia ketiga--tapi hobi blusukan--pada suatu waktu. Itu kesimpulannya ketika dia terperangah mendapati ibu-ibu penjual makanan di Jogja masih bisa tersenyum tulus dan menganggap hidup mereka sempurna walau ekonomi mencekik leher.
Saya? Jauh dari sempurna. Namun saya punya hidup yang lengkap. Itu sudah cukup.
Ini berita basinya.
Seorang perempuan muda usia dua delapan, menjalani operasi plastik lebih banyak dari umurnya—32 kali. Dia bahkan meminta dokter mematahkan dua tulang iga untuk nampak seperti Dolly Parton: payudara besar dan pinggang jenjang. Alih-alih belajar jadi entertainer cerdas serbabisa.
Sheyla Hershey namanya. Lahir di negara penghasil atlit sepakbola hebat dan berjuluk Land of Babes saking semua perempuannya seperti bidadari: Brazil. Orangtua dan putra sematawayang yang masih sepuluh tahun menganggap perbuatannya sia-sia karena dia jadi mahluk aneh. Namun dia lakukan itu untuk dirinya tanpa peduli tanggapan orang, bahkan anaknya sendiri. “Karena saya suka jadi sempurna.” Begitu jawabnya.
Pada website pribadinya, Sheyla menganggap operasi plastik adalah seni dan dia sangat serius mengerjakannya. Untuk menjadi pemegang rekor toket terbesar di dunia? Mungkin. Hanya dia dan tuhan yang tau alasan sebenarnya. (Dan saya teringat Lolo Ferarri dengan payudara sebesar bola basket, larangan bepergian dengan pesawat karena khawatir tekanan udara membuat silikonnya pecah, dan kesulitan bernapas saat tidur. Lalu bunuh diri karena tetap tak pernah merasa cantik)
Dan ini blog favorit saya: Asia Carera’s Bulletin.
Dia belum mati meskipun hatinya kandas, bintang film porno itu. Saya masih ingat film biru pertama yang saya tonton bersama dua teman perempuan satu komplek ketika SMA dulu, kelas dua. Asia membuat kami membelalakkan mata dan percaya bahwa seks bisa sehebat itu.
Sungguh, kami nggak tertarik dengan pemain prianya. Kami lebih kagum pada tubuh Asia yang mulus, kakinya yang lencir, dan matanya yang terlihat cerdas. Kami bahkan nggak sempat terangsang. Belakangan saya baru tau bahwa dia adalah salah satu anggota kelompok eksklusif berisi orang-orang dengan kapasitas otak jauh di atas rata-rata.
Asia sekarang gantung G-string dan menjadi ibu rumah tangga single parent dengan dua anak, Catty dan Devin, 4 dan 2 tahun. Tubuhnya tidak lagi ramping meskipun tidak gendut. Montok. Itu deskripsi yang tepat ketika akhirnya dia mempublikasikan foto diri setahun lalu.
Sebagai mantan bintang film saru dengan nama mendunia, Asia hampir tidak bisa sembunyi. Semua orang mengenalnya. Mungkin dia sempat jadi bacol (bahan coli) lelaki yang kebetulan menjadi kasir di tempat dia belanja. Saya nggak tau bagaimana perasaannya jika dia tau. Atau dia nggak peduli?
Asia dan Sheyla punya masa kecil suram. Orangtua Asia bercerai dan ayahnya suka main pukul. Sementara Sheyla sempat bermasalah dengan obesitas, hidung babi, dan dada rata hingga dia kerap memecahkan cermin karena benci perawakannya sendiri.
Dua orang itu hanya saya kenal melalui berita dan tulisan. Diantara kedua perempuan itu, rasanya saya lebih memilih Asia yang nyaman dengan bodi terlalu montok dan dua anak bengal-pintar namun penuh cinta pada ibunya.
Bicara mengenai kesempurnaan, seseorang pernah berkata saya difabel dan saya benci sekali dibilang seperti itu. Saya punya dua tangan, dua kaki dan otak untuk berpikir. Saya bisa melakukan apa yang orang lain bisa lakukan. Dan saya tidak ingin diingatkan tentang kekurangan yang bagi saya adalah cambuk untuk melecut diri mencapai lebih daripada orang kebanyakan. Ambisius? Nggak juga. Saya santai mengerjakannya.
Tapi saya tidak suka dikasihani. Itu hanya akan membuat saya jadi rendah diri dan merasa dunia berputar dengan saya sebagai poros. Padahal saya bukan siapa-siapa.
Asia (mencoba) hidup bahagia sebagai orangtua tunggal dengan dua anak, perempuan dan laki-laki. Sheyla bangga dengan tubuh anehnya. Saya punya keluarga dengan moto ‘mangan ora mangan ngumpul’ (meskipun saya jarang pulang). Punya beberapa teman yang rela saya stempel jidatnya sebagai pasangan jiwa (dan sering saya bajak dengan semena-mena). Punya kemampuan mengetik tanpa typo di atas rata-rata (tanpa melihat papan kunci). Punya pekerjaan tetap (meskipun sering misuh saat datang tenggat). Masih punya tempat pulang (walau sering kekuncian). Pegang password beberapa hotspot eksklusif (untuk download anime secara brutal). Punya adik yang menganggap saya keren (namun menghela napas berat saat dia menyebutkannya. Haha!). Bisa melepaskan emosi tanpa harus banting-banting atau bakar-bakar orang (walau ada keinginan ke arah sana). Punya beberapa penggemar maya yang tersesat dengan entri-entri saya (ngaku kamu! Ngaku!). Dan punya seseorang yang bisa horny hanya dengan membaca tulisan-tulisan saya (yang ini perlu dikonfirmasi dulu).
“It’s all between your ears,” ujar seorang perempuan Belanda keturunan Jerman berwajah cantik mirip Dido, penyuka kopi pahit, dan alergi pada kacang, susu, dan air di negara dunia ketiga--tapi hobi blusukan--pada suatu waktu. Itu kesimpulannya ketika dia terperangah mendapati ibu-ibu penjual makanan di Jogja masih bisa tersenyum tulus dan menganggap hidup mereka sempurna walau ekonomi mencekik leher.
Saya? Jauh dari sempurna. Namun saya punya hidup yang lengkap. Itu sudah cukup.
huhuhu...
ReplyDeletekadang saya jadi bingung dengan konsepsi umum soal seksi, atau persepsi pribadi tentang istilah seksi. bahkan sampai rela memotong tulang iga buat bikin dudukan macam modifikasi motor...
terperanjat saya jeng... :mrgreen:
Difable? Siapa, kamu maksudnya? Get real, baby. To me, you're a total hottie :p
ReplyDeleteAsia Carrera ... hmmm :P
ReplyDeleteiya mbak...
ReplyDeletesaya ngaku...
pertama kali nyasar di sini kok langsung gak mau pulang...
*malu malu*
@IF:
ReplyDeleteIt's all between your ears, baby. and they don't have heads like yours. so keep your confusion alone. capiche?
@Mbok V:
ahhhhh. kamu. mengingatkan aku tentang malam-malam kita di tengah nikotin dan kafein hingga pagi. ihik!
(and yes, you're the goddess with that lingerie...)
@Maz Gid:
nape? jadi inget masa lalu ye? huahahaha!
@SiNyo:
GR arek iki!
perfect itu milik Tuhan..menjadi cantik dan enak dilihat itu penting..tapi buat apa semua itu klo ga bahagia..yang penting tu bahagia dengan apa yang kita punya kok..
ReplyDelete@Mbak Stey:
ReplyDeleteHOREEEEEEEE!!! UDAH BISA KOMENG DI MARIIIIIIIII!!!
*keplok2 sambil lompat2*
ah... Asia Carera.... tobb abis...
ReplyDeletehmmm.. kemane yah vcd2 vivid gw? hmmm....
Ehhh.. baru pertama kali mampir di sini udah disuguhi tulisan ciamik. Nice2.. Kirain yg nulis cowok. soalnya bahas asia carrera.. hehe.. Anyway,. you have a nice finishing punch line.. :)
ReplyDelete