Day 9 - Dear Genduk
Nduk, Mari kuceritakan kembali bagaimana ngelangutnya perjalanan lewat tengah malam di sepanjang trotoar pada selarik sudut Jogja hanya untuk mencari lelah. Waktu itu terlalu banyak monster di dalam kepala, berteriak bersahut-sahutan tak ada yang ingin mengalah. Perlu waktu dua jam menyeret-nyeret kaki pada tubuh yang terjaga lebih dari tiga hari. Terlalu banyak yang harus dilakukan dalam setiap langkah. Meletakkan mata di belakang kepala hanya karena kau perempuan. Mendiamkan resah yang lasak di sudut benak. Menghitung butiran aspal dan kecoak yang melintas dan terinjak. Bergegas karena di kelokan depan seringkali satpam baik yang sedang patroli (dan sangat ingin kau hindari) akan menegurmu dan mengajakmu ngobrol di posnya lalu akan membuatkanmu kopi dan kau seperti harus menjawab semua pertanyaan-pertanyaan polosnya tentang mengapa ada perempuan yang bisa tidak tidur berhari-hari kemudian tujuanmu menyeret-nyeret langkah buyar sudah karena kopi, rokok, dan obrolan hangat tak