MAT-MATAN
Menurut Wiktionary berbahasa Jawa, mat-matan adalah sesederhana enak-enakan. Padahal artinya lebih luas dari itu.
Beberapa tahun saya di Jogja, mat-matan bertebaran di mana-mana. Menyergah bapak tukang becak di Malioboro setelah mengantar turis berisik dari Jakarta belanja bakpia, mengendap di angkringan sudut jalan Sangaji pada seorang mahasiswa di hadapan teh jahe dan dua bungkus nasi kucing, atau merengkuh tukang parkir di pinggir Jalan Solo yang nikmat menghisap kretek sambil duduk mencangkung.
Mat-matan menurut pengertian saya adalah kondisi tercukupkan, bahagia, in the moment, tanpa mikir cicilan KPR atau tunggakan kamar kost, menafikan tanggal gajian yang hilalnya masih jauh sementara duit tinggal seciprit, dinikmati pelan-pelan tanpa bisa diletakkan dalam kerangka materi maupun durasi.
Tapi jika Eyang Marx kenal mat-matan mungkin kita nggak bakal kenal Das Kapital, karena perubahan digerakkan oleh mereka yang pemenuhan kebutuhannya nggak ada di Diagram Maslow, sementara mat-matan memandang diagram Maslow sebagai, "Wis, Lek. Ngopi sik kéné, bén ora salah paham."
Comments
Post a Comment
Wanna lash The Bitch?