Pay Respect!

Kenyang dan enaknya... makan jam 4 pagi dengan lauk dingin yang baru keluar dari kulkas karena males nyalain kompor. Tapi gwa nggak mengeluh koq. Lha wong buktinya abis sepiring.

Hampir seminggu ini gwa makan larut malam banget, kadang hampir subuh. Peduli setan dengan diet, cara menderita menikmati dunia itu. What's diet, anyway? Die with tea? Lagian, gwa juga males makan malem. Begadang itu yang diperlukan adalah makan dini hari, bukan malam. Seperti sahur. Dan gwa curiga, jangan-jangan sahur diciptakan berdasar orang kayak gwa. Saya tersanjung! *pret!*

Gwa sering miris liat makanan-makanan itu tiap gwa bangun pagi-hampir-siang. Kadang menu pendamping nasi yang baru dateng disajikan dengan gegap gempita (dalam rantang almunium susun tiga dan wadah bekas es krim seliter), sementara lauk yang nggak habis kemarennya dikumpulin jadi satu. Kalo sampe sore nggak ada yang makan, ya dibuang. *keluh*

Dan ini bukan alasan, kalo gwa berusaha menyelamatkan beberapa sendok makanan itu untuk gwa bantai dini hari. Gwa gak tega liat mereka dibuang, karena 'kamu tidak tahu butir nasi atau kerat tempe mana yang menjadikan rizki untukmu nanti'. Tapi untuk jadi 'saviour' juga gwa masih belum tergerak. Bayangin aja, kadang gwa harus kelarin gawean dalam beberapa jam terakhir sebelum diduluin matahari. Setelah selesai, badan rasanya mau rontok sampe naek ke kamar aja males. Dan kalo gwa harus ngangetin makanan lagi... Oh, no! I need some rest! (Yeah. I know you people are grinning and say "another apology?"! Don't look away! I see it!)

Gwa inget simbah yang suka ngumpulin nasi 'adhang', nasi kemaren yang udah hampir nggak enak dan udah pernah diangetin. Kadang dikeringin, kadang dibikin gendar. Kemudian digoreng. Emang perlu kerajinan luar biasa dan waktu luang yang lumayan banyak, serta ketelatenan. Tapi hasilnya juga nggak sia-sia: kudapan murah-meriah kaya karbohidrat. Alasannya mungkin melankolis nostalgis: "Waktu kecil dulu jarang-jarang Mbah ketemu nasi. Adanya bulgur, yang makan sedikit aja udah kenyang karena mengembang di perut. Mbah kasian liat nasi dibuang..." (Dengan tujuan memudahkan pemahaman pembaca dan penulis, maka kutipan diterjemahkan dari bahasa Jawa ke bahasa Endonesah)

Lalu hari-hari ketika gwa ngekos di Jokja dan jobless. Kadang sampe seminggu gwa ga makan dengan layak karena nggak ada duit serupiahpun di kantong dan sok bangga untuk minjem (tapi cuek mintain rokok ke temen-temen =P). Ketika gwa bisa beli makan... GOSH! Mungkin seperti itu rasanya orgasme berkali-kali.

We are often forget to respect and be grateful for the simplest thing in life, while in other part of this fucking, stinking world, there are kids fighting to the last drop of their blood only to get a morsel to enter their tiny mouths. To sustain a single soul that they have in order to survive: the most primitive instinct of every living creature.

... dan Dia yang Di Atas Sana membenci semua perbuatan mubadzir dan sia-sia, karena manusia tidak diciptakan secara main-main atau serampangan melainkan untuk sebuah tujuan mulia...

(I bow unto thee, Mr. Ghazali. Thou hadth madeth a deep thought that I read from an SMS in my mobile.)

Comments

  1. Anonymous1:48 AM

    Pit...Apa ini salahku ya, minta tambahan lauk? Coba kalau nggak minta, pasti nggak akan ada sisa yang terbuang...hiks...hiks...hiks...

    ReplyDelete
  2. haha... santay aja, bu. gak minta tambahan juga tetep, kalo emang pada gak mau makan ya kebuang. arep piye meneh?

    ReplyDelete
  3. Anonymous4:12 PM

    Selama ini aku menikmati apa yang tersedia sangatlah sulit,yang ada hanyalah penuntutan untuk lebih tanpa ada rasa syukur. sepertinya sifat anti mubadzir dan legowo mu perlu banget kutiru...thx. -S.A.mu-

    ReplyDelete
  4. maz faiq: hayah... ini cuma screensaver. aku yo ijik sinau koq. mari berproses bareng? (=

    ps: ra sah nganggo SA barang. aku wes weruh! =P

    ReplyDelete
  5. Anonymous9:16 PM

    tukang es akan selalu ada untukmu.. don wori bi hepi.. eny problem jas kol 0809-tukang-es.

    ReplyDelete
  6. Anonymous4:31 PM

    mari habiskan santapan sampai butir dan remah terakhir!

    *ajakan non-diet,
    sisa kepuasan semalam (ngabisin sepiring sate kambing).
    biar diganjar ban bocor setelahnya,
    nggak bakal kapok. :p*

    ReplyDelete

Post a Comment

Wanna lash The Bitch?

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Story of Women