Me and My Luv #3

"Howdy, Nduk?"

"Howdy... howdy... Udah deh. Nggak usah sok ramah gitu. Ini udah nggak lucu, tau nggak?!"

"Lho... Ngamuk?"

"Abis... becandanya nyebelin gini. Mosok tau-tau aku dilempar kesini sih?!"

"Lha yang ngelempar siapa? Aku kan cuma kasih kamu pilihan. Wong kamu melempar dirimu sendiri koq!"

"Ya tapi pilihan-pilihanMu itu menjebak. Sama seperti jawaban multiple choice UMPTN!"

"Hahaha... Kenapa sih kamu sampe segitu uring-uringannya?"

"Gimana nggak?! Aku udah enak-enak settle di satu tempat dan kondisi, tau-tau Kamu datengin dua begundal kurang ajar yang ngacak-ngacak kemapanan itu. Digempurrr terus hampir tiap hari. Sampe rasanya pengen bunuh diri berkali-kali saking desperatenya. Udah gitu, waktu aku udah terbiasa dan bisa berdamai dengan semuanya, Kamu ngagetin aku dan begundal-begundal itu pergi. Kemudian? Malah aku yang pergi lebih jauh dari mereka. Saat dia-yang-namanya-nggak-usah-kusebut itu berencana kesini, Kamu malah bikin dia stay disana. Nggak lucu! Nyebelin, tau nggak?!"

"Tapi kamu suka gempuranKu to, Nduk? Jare masochist?"

"Ya... suka nggak suka sih sebenernya. Tetep aja aku mau semua berjalan dengan rencanaku semula, dan bukan rencanaMu! Segimanapun aku sok nrimo, tapi aku mau rencana dan pelaksanaannya itu berjalan beriringan. Rapih. Tapi... gimana lagi, coba?"

"Halah... gayane... Padahal mbilangin orang paling bisa, giliran kena ke dirinya sendiri tetep aja egois. Ra mutu! Ngaku aja deh. Sebenernya kamu cuma nggak mau cari jalan lain aja kan? Bahkan kamu memang nggak nyari karena merasa ini jalanmu kan?"

"Ummm..."

"Kamu ini gimana sih? Seringnya misuh-misuh kalo permintaanmu nggak Kukabulin. Giliran Aku kasih, kamu malah uring-uringan."

"Tapi kan..."

"Sekarang gini deh... Kamu pengen semuanya serbacepet. Ya udah... Aku kasih kamu persiapan sebegitu cepatnya, cuma sebulan. Eeeh... kamu nggak terima. Aku kasih delapan tahun pembelajaran, kamu nggak juga bergerak dari status quo-mu. SEBENERNYA MAUMU APA, HAH?!"

"....................."

"Kamu itu bebal seperti kerbau, tau nggak? Kalo nggak dilecut nggak bakal jalan. Mana jalannya juga masih lambat, lagi! Tapi layaknya kerbau, kamu juga tahan sakit. Lumayan, lah..."

"Idih... malah nyama-nyamain ama kebo, lagi... Nggak mau! Mau jadi manusia aja!"

"Ya sudah! Bertahanlah! Usaha! Tunjukkan kalo kamu nggak cuma bisa eating, mating, kemudian dying. Surviving, Nduk. Living. Be alive. As a human being, bukan kerbau. Disitu ada processing. Biar bisa naik kelas, nggak cuma jadi conseptor tapi jadi applicator. Ketika kamu sudah istiqamah menjalankan apa yang kamu pilih dan menjadi lebih baik dari yang dulu, maka kamu sudah mencapai level selanjutnya. Jangan lupakan itu!"

"....................."

"Nduk...? Ngambek...?"

"Nggak."

"Terus...?"

"Nggak tau. Fucked up."

"Kamu memang selalu bisa memilih nama tengah yang bagus!"

"Damn!"

"Kamu mampu. Asal kamu mengingatKu dan peka terhadap tanda yang Kuisyaratkan. Saat semua mahluk berpaling darimu, Aku selalu ada. Aku selalu ada, Nduk... Bahkan lebih dekat dari denyut nadi di lehermu. Ingat itu!"

"Terimakasih..."

"Sama-sama, Sayang..."

Comments

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Belahan Dada, Anyone?