It's Jez Sumthin Kept 2 Long in da Back'f Ma Mind...

Gara-gara ceting ama temen lama, gwa jadi inget pernah ketemu seseorang yang sama-sama kami kenal di Stasiun Senen. Walaupun kejadiannya udah 3 taun lalu, rasanya baru kemarin ngalaminnya.

Dia adalah si apatis, gak peduli sama golongan 'the have', menjunjung tinggi persahabatan, rela mati demi teman dan (sedikit) menikmati hidup dengan caranya sendiri: nyantai abis dan PD dengan segala bentuk kekurangan. Walaupun cuma kenal chatting, gwa berasa udah kenal dia sejak bayi dari cerita-cerita orang lain. Gwa cuma pengen dia buka mata sedikit dan memandang hidup lebih cerah, gak melulu suram kayak petromak sekarat pas gerhana bulan dan lampu mati.

Beberapa tahun kemudian ada kesempatan ketemu. Setelah nunggu gak berkesudahan, akhirnya mahluk itu datang. Tapi... koq? Rambutnya di cat pirang, kaos polo-nya berlabel keren yang ga dijual di mal ecek-ecek. Jinsnya, dengan label kecil sekalipun, gwa tau itu Levi's yang harganya lebih dari UMR pegawai pabrik di Jakarta. Dan sepasang sepatu basket Nike terbaru... Damn! Dia nginjek-nginjek duit dua juta kemana-mana!

Lalu dia ngasih 'honor' sebesar satu setengah juta, hasil nerjemahin surat permintaan barang (yang sebagian besar adalah notebook) dari perusahaan fiktif ke warung-warung online di internet beberapa tahun lalu. Walau gak cerita detailnya, dia ngaku usahanya yang sekarang ini bermodalkan hasil yang dia dapat dari 'belanja nipu'.

Yah... manusia berubah. Kalo stuck disitu aja, percuma hidup. Perubahan untuk jadi lebih baik atau buruk tergantung pilihan mana yang diambil.Entah kenapa gwa ngerasa perubahan ini cuma bikin dia masuk ke jurang. Dan gwa jadi salah satu tangan yang mendorong...

Comments

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Story of Women