Justified
Following kerusuhan Nusa Kambangan , mak bedunduk ujug-ujug mandor saya bertanya di siang-siang terik yang bikin kita semua terkantuk-kantuk: "Eh, itu eksekusi jadi nggak ya semalem?" Cuma karena kata 'eksekusi' pikiran saya jadi kemana-mana. Dulu saya pernah mendiskusikan dengan adik saya tentang cara mati paling menyakitkan tapi 'fun' buat algojonya. Jawab Si Icha yang waktu itu masih SMU di Muhamadiyah adalah, "Dikitik-kitik aja. Kan karena geli banget, ketawa nggak berenti-berenti, bakalan susah napas tu. Pasti sesek. Atau sekalian, biar cepet, pas dikitikin mukanya dibekep bantal." Not bad. Atau versi teman saya yang asli Purwokerto, "Disendokin aja matanya." Nice. Atau versi teman saya yang lain, "Pake garpu. Tusuk lehernya. Atau dicuwili dagingnya. Gimana kek caranya, yang penting pakek garpu." Sementara saya, terinspirasi dari film dan cerita Abad Pertengahan , membayangkan seseorang dengan tangan dan kaki terpentang ke e