In Memoriam: Bebek a k a Susiawan Widjaja


Kenal cowok sok cool dan sok cakep di sebelah? Bukan, dia bukan pacar saya meskipun kriterianya sesuai dengan type saya. Pertama kali ketemu kita langsung tidur sekamar bareng--dengan empat orang lainnya--setelah melalui trayek Bunderan HI-Kebon Kacang. Malam itu juga kali pertama saya memulai ritual nongkrong mingguan di pinggir kolam Plaza Indonesia tiap jumat malam. Paginya, dengan mata berat karena lelah dan tertidur selepas adzan Subuh, saya dengar suara lelaki berbisik lembut meyakinkan--pastinya pada seorang perempuan--lewat ponsel bahwa semua akan baik-baik saja walau nanti dia jauh. Meski dengan pelupuk mata masih berat, telinga saya yang terbiasa waspada lebih dulu begitu otak terjaga tetap dapat menangkap keteguhan niatnya mencari penghidupan di pulau lain: Aceh.

Malam sebelum tidur, kita (saya, pemilik kamar dan dia) bicara sambil tangannya lincah meg-edit gambar.
"Asik ya, Mas, bisa jalan-jalan ke Aceh. Kerja buat LSM PBB gitu bayarannya gede kan?" tanya saya waktu itu.
"Nggak juga sih. Sama aja. Yang pasti bakal susah nge-net nih," jawabnya datar dengan mata masih menatap monitor.
"Kenapa nggak nyari yang disini aja?" saya nyinyir lagi.
"Lha dapetnya itu. Wong ditawarinnya juga gara-gara nongkrong di BHI. Haha!"

Setengah tahun kemudian dia kembali, mengumpulkan kawan-kawan yang terserak disini untuk kembali berbagi tawa dan pisuhan. Setelah sekian lama badannya sudah sedikit berisi. Yang saya perhatikan adalah gadgetnya yang gendut, pasti dengan fitur-fitur canggih di dalamnya. Dan tidak murahan.
"Keren... udah kaya ya! Ngajak ketemuannya aja di kafe gini!" komentar saya dengan mata menatap nakal ke ponsel barunya.
"Halah! Kaya apa?! Ini? Kalo nggak ada ini aku nggak bisa ngenet, jeh..." sahutnya kalem sambil menimang sayang benda yang ada di tangannya.
Ternyata dia masih tidak bisa dipisahkan dari dunia tak kasat mata yang menyenangkan dan paralel dengan kehidupan nyata.

Malam itu saya dan Mas Pitik jadi setan. Nggak ada satupun luput dari bulan-bulanan cangkem kemproh kami, mulai dari Mbak Pipink Si Penganten Baru, Mas KW Si Pendiam, Mita Si Wanita Keren Wannabe, Mas Bek The President, hingga dua perempuan pendamping The Bebek, Mbak Rani dan Mbak Fannie. Termasuk si empunya hajat. Tapi, segimanapun kita ngerusuh, dia masih berbaik hati menawarkan oleh-oleh yang tertinggal entah dimana.
"Kamu mau kopi dan dodol ganja? Nanti tak kirim aja, ya. Aku lupa... ketinggalan dimana gitu," katanya.

Dan hari ini saya tersentak mendengar kabar dari Pak Presiden bahwa Hulubalang Kopdar yang kalem itu kini tiada. Kecelakaan laut, katanya. Jenazah dimakamkan di Jember pada 2 September lalu. Entah kapan kejadiannya. Entah apa yang waktu itu kamu hadapi. Apakah kamu mungkin hanya panik menyelamatkan nyawamu dan orang-orang yang ada di dekatmu di saat genting? Saya sungguh nggak tau dan nggak mau bayanginnya.

Yang saya tau, kamu baik. Salah satu orang ter-asik yang pernah saya temui di dalam hidup saya. Yang tahan menghadapi kekemprohan cangkem kami dengan senyum dikulum dan pasrah nggak bisa bales. Yang lawakannya seringkali kemriuk tapi pantang mundur untuk selalu garing. Merupakan kehormatan mengenal seseorang seperti kamu, dengan semangat kopdar tinggi melawan semua rintangan nyasar. Cengiran terakhir sebelum kembali ke tempat motormu diparkir, dan dilematisnya memutuskan antara nongkrong di Bunderan dan keharusan sowan ke handai taulan besok malam selintas terbayang kembali. Tapi kamu tidak akan kembali.
Tunggu saya di sana, Bro Bebek! Kita akan segera kopdar gembira lagi! (=


The good dies young, but the spirit carries on...

Comments

  1. Anonymous9:37 AM

    ....

    :(

    ReplyDelete
  2. Anonymous10:00 AM

    aku merasa berdosa..wis ngolok2 abis2an kemaren itu..hiks...

    ReplyDelete
  3. Innalillahi Wainnaillaihi roji'un, Semoga amal ibadah bebek diterima di sisi Nya, dan bagi keluarga yang ditinggalkan smg diberi ketabahan & kesabaran, Amin.
    /*merinding, masih gak percaya, ternyata pertemuan kmrn u/ yang pertama dan terakhir :(

    ReplyDelete
  4. sampe saiki jek ga pecoyo.. :(
    org bae mati muda..
    dia emg org hebad..

    smoga diterima disisiNYa.. amien

    ReplyDelete
  5. turut berduka pit ;(
    **itu setiawan apa susiawan ya?**

    ReplyDelete
  6. Anonymous10:40 AM

    Ini BEBEK yg disini yah? http://i-bebek.net/ ?

    Turut berduka cita, padahal baru kemarin saling komeng diblog. Semoga arwah mas bebek diterima disisi-Nya. Amieen.

    ReplyDelete
  7. Anonymous10:41 AM

    Terima kasih,... atas doanya untuk mas Bebek.

    Mohon doanya,� biar mas di sana memang senang dan bahagia. Semoga Allah menerima segala kebaikan mas, dan mengampuni kesalahannya.

    Mohon dimaafkan, jika mas ada salah.

    ReplyDelete
  8. makasi, guys, udah mo sharing (=
    to maz Iway: iyah, udah dibenerin koq namanya. aku kenalnya cuma Bebek aja sih, ga perna tau nama aslinya. spit riding jadinya generalisasi. tiap bernama wawan dan akhiran wan selalu dikonotasikan dengan Setiawan *blushes*

    meskipun Maz Bebek udah nggak ada, spirit carries on yah...
    *peyuk2 mbak iko*

    ReplyDelete
  9. turut berbela sungkawa..
    walau saya tidak mengenalnya..

    ReplyDelete
  10. Anonymous6:44 PM

    owalah piiit.... :(


    selamat jalan, bek! berbahagialah kamu di sana :((

    ReplyDelete
  11. turut berduka cita, walau tidak mengenal secara pribadi, namun kita sering berkunjung di rumah blog masing masing...
    semoga dapat jalannya di sana

    ReplyDelete
  12. انّ لله وانّ اليه راجعون
    اللّهمّ غفر له ورحمه وعافه وعف عنه
    Semoga amal ibadahnya diterima, dan ruhnya termasuk golongan terpilih di sisi Allâh... Aamiin....

    ReplyDelete
  13. Simbok V(agina? =P):
    doain aku juga dunk mbok...

    Maz Iman & A' Masrur:
    Aminnnnnn... makasih (=

    ReplyDelete

Post a Comment

Wanna lash The Bitch?

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Belahan Dada, Anyone?