Weekend Jahanam

Mandor di pabrik topeng tempat saya melacur pernah bilang gini: "Emang siapa gwa sampe semua orang harus suka ama gwa? Siapa gwa ampe orang nggak boleh kesel sama gwa?"

Padahal beliau cantik, baik, pintar, dan menyenangkan. Sementara saya semua kebalikannya. Well, saya juga nggak bela diri kalo ternyata banyak orang nggak suka sama saya. Tapi kalo orang (yang saya rasa) paling dekat lalu bisa-bisanya berhianat... yah, mungkin bukan salah dia juga untuk melakukan itu. Dia punya alasan sendiri. Saya sebenernya ya menghormati sih, apapun yang dia pengenin sama hidupnya. Tapi saya penasaran. Dimana letak salah saya jika saya cuma ingin memastikan omongannya sesuai nggak dengan tindakannya.

Kalo kata mas-mas baik yang langsung saya telepon begitu telepon yang satunya selesai, jika semua orang di dunia berbuat seperti yang dikatakannya, maka penjara bakal penuh. Karena semua pencuri ngaku, semua pembunuh ngaku. Apalagi koruptor. Kesimpulannya: jujur itu nggak gampang.

Jadi...
Apa dia salah kalo dia nggak jujur sama kamu, Nduk? Toh, siapa kamu sampe dia harus jujur sama kamu? Wong sama dirinya sendiri aja udah nggak jujur kok.

Udah ya... nggak usah kemrungsung nggak karuan cuma karena laki-laki. Masih banyak lelaki lain yang jauh lebih baik dari dia dan bersedia ngapa-ngapain aja untuk kamu. Mereka bernama: teman. Kamu sendiri yang bilang bahwa dunia ini tetep indah meskipun semua berpasangan dan cuma kamu yang nggak, asal kamu nyaman bersma teman-temanmu (yang kamu harap sama nggak-berpasangannya sama kamu).

*elus-elus kepala Genduk*

Comments

  1. Anonymous9:36 PM

    oh aku selalu lebih suka berpasangan dengan bayanganku sendiri hi hi hi

    ReplyDelete
  2. Anonymous3:50 PM

    yo ngono kui wong lanang

    ReplyDelete
  3. Masta KW:
    besok-besok tak coba deh mas. kalo aku udah bosen ama botol akuwa. haha!

    Mbak Langit:
    pengalaman pribadi ta mbak?
    *giggles*

    ReplyDelete

Post a Comment

Wanna lash The Bitch?

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Story of Women