Ah... pasangan jiwa. Dimana kamu? [Bwek!]

"Aku akan selalu menunggu tulang rusukku untuk kembali..." katanya.
Puih! Tapi, ah... ga tega juga pengen puih-puih. Dia cowok super-romantis yang pernah gwa kenal. Walaupun hanya ketemu di dunia maya tapi dia sangat terbuka mengenai luka yang ditinggalkan seorang gadis yang menggores dalam di hatinya. Bukan salah mereka, tapi keadaan yang bikin ruwet. Seperti Yesus menanggung semua dosa turunan, mungkin itu penggambaran konkrit untuk dua orang ini.

Terserah dia sih. Mau nunggu ampe bertaun-taun pun gwa ga perduli. Itu pilihannya. Tapi... melankolis 'tulang rusuk' ini yang ga masuk akal buat gwa.

Oke, Tuhan menciptakan perempuan dari tulang rusuk lelaki yang bengkok, kata Qur'an. Karena itu, tugas lelaki-lah untuk bikin perempuan itu jadi 'lurus'. Dalam artian, membimbing ke jalan yang benar. Itu gwa percaya. Tapi kemudian didramatisir jadi--yang menurut gwa--gojek kere. Contoh:

(Ketemu temen gak sengaja di mall, yang udah seabad gak jumpa)
A : Gila lu ya bisa ketemu disini! (Sambil berjabat tangan erat) Dah berapa anak lo sekarang!
B : Apaan?! Pacar aja gwa ga punya! Masih nyari tulang rusuk yang hilang, nih! Heran gwa, jauh amat sih Tuhan lemparin itu tulang. Emang gwa anjing apa?!

Pret!

Gak, bukan. Gwa gak anti-romantisme. Gwa akuin koq kalo gwa juga nonton Meteran Gorden ([Alt] F4) walaupun dengan semangat menghujat yang luarbiasa edan sampe dimusuhin anak se-kos dan nyokap serta adek (kalo pas mudik). Gwa suka hujan (yang selalu ada dalam tiap novel dan cerpen dan cerita romantis, jadi gwa anggap hal ini juga romantis). Gwa suka kalo dideketin dan dikasih puisi gombal sama cowok, lewat SMS, e-mail, atau surat (dan sampe sekarang ga ada satupun yang ngasih! Huh!). Tapi 'mencari tulang rusuk yang tepat' diantara bermilyar penghuni bumi? it's like trying to find a STRAW in a huge pile of shit! Ops, sorry. I mean NEEDLES. Yeah, right. Get real! Yang ada tangan lo berdarah-darah lalu tetanus! Haha!!! *gaplogh* Awww...

Gwa percaya soulmate, dan itu bisa dikondisikan. Koq? Iya! Bener deh! Dan soulmate bukan hanya berarti pasangan kita yang resmi dari hasil pernikahan. Pacar, temen, sahabat, adik, ortu, tukang angkringan, dll bisa koq jadi soulmate kita. Ini hasil omong-omong gwa selama beberapa jam dengan seorang jilbaber penghuni kos. Sebut aja namanya Idung.

Menurut kami, pasangan jiwa itu terbentuk ketika ada perasaan saling memahami, saling mengerti. Itu perlu kerja keras, toleransi, pengorbanan, rasa sayang dan usaha yang gak sedikit. Saat lo tau jalan yang dia ambil itu salah dan lo mbilangin dia, itu udah salah satu usaha untuk jadiin dia soulmate: nunjukin jalan yang bener, dengan amarah tertahan sekalipun. Amat sangat susah untuk mbilangin orang, apalagi yang sendablek gwa. Bakal banyak argumen yang keluar, yang ujung-ujungnya adalah; "Lu urusan amat sih ama idup gwa?!". Tapi kalo emang bener concern dan mempertimbangkan potensi dan sikap positifnya (say, like... tajir dan suka bagi-bagi duit =P) dan memutuskan bakal jadiin dia sahabat, u're gonna go the hard way. Kalo udah ga bisa lo bilangin dan dia terperosok ke dalam lubang yang dia buat sendiri, jadilah tempatnya berlindung. Jangan bilang "I TOLD you!", tapi beri dia empati. Tunjukin kalo lo selalu ada buat dia. For better or worse, in richer or poorer, happy and sorrow, till death do you part (jadi kayak lirik lagu yax?).

If you've seen some great 'something' inside, dorong dia untuk melakukannya. Misalnya, dia punya suara bagus, tampang cakep, PD dan pengen ngetop. Dukung dia untuk ikut AFI atau Indonesian Idol. Kalo perlu, temenin dari mulai ambil formulir sampe nunggu audisi. Kalo tembus dan berhasil jadi penyanyi, jadilah managernya! Lumayan kan, kalo dia ngetop nama lo bakal tertulis di sampul CD bagian 'Terima kasih pada...' (Ntar 10% penjualan album lo kasih ke gwa yang udah nulis disini)

Bohong kalo ada orang yang ga pernah marah atau konflik satu sama lain. Dia pasti udah di RSJ kalo bisa begitu karena depresi, atau berkepribadian ganda. Kesel gak haram koq. Tapi mending cepet diselesaikan daripada berlarut-larut dan lo kehilangan. Omongin ke dia apa masalah kalian. Pake pikiran dan hati terbuka, jangan emosi dan saling menyalahkan. Sabar, itu kuncinya.

Be someone comfortoable to be with, terima dia apa adanya dan jangan menilai!!! Gak usah bikin label jelek kalo lo belum tau orangnya seperti apa. Kalo udah tau pun, bijaksanalah. Karena ngomongin kejelekan orang adalah seperti memakan bangkai saudaramu sendiri, kecuali kalo kalian lagi maen cela-celaan. Share your activities together dengan cara jalan-jalan, nonton atau menghujat sinetron. Banyak tahu, tapi jangan sok tahu. Toleransi, tapi jangan jadi lemah. Bilangin, tapi jangan menggurui. Share the laughter, but don't laugh at someone. The best is, don't be shy to show your sweet smile, sepahit apapun itu. Mbak lilis aja suka senyum koq! Weep together, kalo perlu. Be strong when he/she needs someone to lean on. And do the same to the person who has made you work your brain out in searching the perfect solution for his/her problem. Bikin mereka atau dia merasa diperlukan, bukan cuma mereka yang perlu elu. Sorrow is a great bound, afterall.


Basicnya sama seperti cari sahabat. See? Gak begitu susah kan? All dificult things rooted from the simple idea, afterall...


[Dedicated to someone that had made the opening line. It was taken by copy-paste-ing our dialogue. Suwer deh!]

Comments

  1. Anonymous11:10 PM

    Hehehehe...
    that's the way I am.
    Jika aku diharuskan menunggu disini, aku akan menunggu :)

    Cause Every man has it's Destiny..

    ReplyDelete
  2. Anonymous6:36 AM

    Ah... pasangan jiwa. Dimana kamu? [Bwek!]

    Bagus banget menurut gw.

    ReplyDelete
  3. jiaahhh...
    mbak... mbak..
    kok bisa tho nulis sekeren ini?

    apa yg mbak tulis itu 'masuk' banget... *haduh, maap gak nemu istilah lainnya*

    ReplyDelete

Post a Comment

Wanna lash The Bitch?

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Belahan Dada, Anyone?