20190101 - Bu Anggi



Maafkan putri mbarepmu yang malas memberi menantu. Maafkan untuk doa-doamu yang belum sempat ijabah. Maafkan karena bahkan tak pernah kupersembahkan ijazah.

Tapi, Bu... 

Untuk semua harapan-harapan terbaikmu, untuk penantian panjangmu menungguku, untuk semua keinginan-keinginanmu, untuk hal-hal yang tak perlu kau tahu dan tak pernah kuberitahu, untuk semua babak-bundasmu, untuk semua kemanusiaanmu, untuk bahkan ketidaksempurnaanmu yang mungkin paling paripurna bagi kami anak-anakmu... 

Semoga setahun lagi masih bisa kulihat wajahmu yang kegirangan meskipun hanya kubawakan coklat murahan.

Terima kasih, Ibu.


Comments

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Story of Women