Would You Be There Beside Me, Pals?
Enam belas hari punya ruang pribadi, di sebuah kota bangsat yang bernama Jakarta ini dan aku mulai lelah. Hanya segitu kemampuanmu? Dimana sesumbar "nggak akan kalah" waktu itu?
Hey, jangan terlalu memperbangsatkan semua hal tentang ibukotamu tercinta ini. Meski lelah, kamu nemu orang-orang baik juga disini, kan? Yang dengan tulus memberi kamu piring kecil berisi hot dog hangat dan coklat panas di dini hari kamu bekerja mengejar sesuatu yang selalu berlari. Yang rela kamarnya dijajah padahal baru dua hari mengenalmu. Yang dengan jujur berkata "nggak ada jablay yang bisa menyamai sex performance cewekku" tapi menemukan banding pada selingkuhannya. Yang tiba-tiba amat sangat perlu kamu saat orangtuanya melarang ngekos padahal kamu baru kenal dia beberapa hari. Yang nurut beli buku yang kamu rekomendasikan hanya karena kamu gondok pada materi idealis yang nggak bisa diduitin itu. Dia yang mencarimu ketika audio komputernya nggak bisa nyala. Dia yang sok jadi abang padahal kamu was-was ceweknya cemburu. Dia yang perlu pendengar untuk mulutnya yang nggak bisa di-rem dan omongannya yang sok ilmiah dan keminter tapi amat sangat baik membagi air panasnya dan bertanya apa kamu sudah makan malam ini. Dia yang tengah malam rela minjemin kamar, DVD dan player ketika hasrat nonton horormu gak tertahan sementara dia tidur setengah nyenyak. Dia yang menganggap keberadaanmu adalah sesuatu yang patut ditunggu karena hanya adamu yang bisa bikin dia tertawa lepas.
Enambelas hari yang memuakkan, tapi terbayar. Asal kamu mau buka hati, semua itu sungguh nggak ada bandingannya.
"Banyak sekali orang baik di sekelilingmu, tapi kenapa kamunya kurang ajar, ya?" Begitu kata seorang Yogi. Apa kamu pernah mikirin itu?
... karena ketika dia berguna bagi orang lain maka fungsinya sebagai manusia adalah genap...
Hey, jangan terlalu memperbangsatkan semua hal tentang ibukotamu tercinta ini. Meski lelah, kamu nemu orang-orang baik juga disini, kan? Yang dengan tulus memberi kamu piring kecil berisi hot dog hangat dan coklat panas di dini hari kamu bekerja mengejar sesuatu yang selalu berlari. Yang rela kamarnya dijajah padahal baru dua hari mengenalmu. Yang dengan jujur berkata "nggak ada jablay yang bisa menyamai sex performance cewekku" tapi menemukan banding pada selingkuhannya. Yang tiba-tiba amat sangat perlu kamu saat orangtuanya melarang ngekos padahal kamu baru kenal dia beberapa hari. Yang nurut beli buku yang kamu rekomendasikan hanya karena kamu gondok pada materi idealis yang nggak bisa diduitin itu. Dia yang mencarimu ketika audio komputernya nggak bisa nyala. Dia yang sok jadi abang padahal kamu was-was ceweknya cemburu. Dia yang perlu pendengar untuk mulutnya yang nggak bisa di-rem dan omongannya yang sok ilmiah dan keminter tapi amat sangat baik membagi air panasnya dan bertanya apa kamu sudah makan malam ini. Dia yang tengah malam rela minjemin kamar, DVD dan player ketika hasrat nonton horormu gak tertahan sementara dia tidur setengah nyenyak. Dia yang menganggap keberadaanmu adalah sesuatu yang patut ditunggu karena hanya adamu yang bisa bikin dia tertawa lepas.
Enambelas hari yang memuakkan, tapi terbayar. Asal kamu mau buka hati, semua itu sungguh nggak ada bandingannya.
"Banyak sekali orang baik di sekelilingmu, tapi kenapa kamunya kurang ajar, ya?" Begitu kata seorang Yogi. Apa kamu pernah mikirin itu?
... karena ketika dia berguna bagi orang lain maka fungsinya sebagai manusia adalah genap...
Udah mulai krasan nih pit. :D
ReplyDelete