Posts

Jalannya Sekali, Belajarnya Berkali-kali

Image
Bunga tembakau. Besok sudah mau panen, lho... Perjalanan adalah perihal petualangan, bukan hanya tujuan. Dua minggu lalu, seperti Jumat ini, adalah Jumat yang biasa di awal Oktober yang juga biasa. Denpasar sedang panas-panasnya, biasa. Ransel gendut 40 liter lebih yang menempel di punggung menjadi semacam tameng dari teriknya matahari saat bermotor sepanjang Tohpati-Ngurah Rai. ITU yang nggak biasa. Iya, ceritanya saya mau jalan-jalan. Jadwalnya sih 3 hari, dari berangkat sampai pulang. Tapi saya bawa perabotan lenong yang sepertinya untuk tinggal sebulan juga nggak kekurangan. Semua dibayarain PT Djarum bareng Jelajah Negeri Tembakau II. Duh, saya tersanjung. Nggak sia-sia selama ini ngeblog. Akhirnya ada yang khilaf nyuruh saya lancong, diempanin, dianter jemput pake bis dingin, dibayarin pulak! Saya merasa kaffah jadi blogger beneran. Ah! Lalu drama dimulai... Tiket Lion Air DPS-LOP yang dikirimkan panitia ke surel saya bilang pesawat saya terjadwal berangkat pukul 16....

Help Bonnie!

Image
Abaikan paha sebesar guling. Perhatikan Bonnie aja. Ini per tanggal 14 September 2015. Pulang dari vaksin pertama terus Om Ojek ngantuk, jadinya nongkrong dulu "A dog is the only thing on earth that loves you more than she loves herself" - Josh Billings Puppy lucu ini namanya Bonnie. Per tanggal 29 September 2015 kira-kira usianya 3 bulanan. Bonnie adalah hasil penelantaran tetangga kost yang mengira bahwa memelihara bayi anjing Bali adalah cara yang tepat untuk mendapatkan penjaga rumah gratisan, tanpa mempertimbangkan perawatan, pengobatan, dan pemberian makan. ----- This cute lil angel is Bonnie. As per September 29, 2015, she's about 3-month old. She was abandoned by people next door who thought that giving leftovers to a Bali dog puppy results in free security guard for the house, without a slightest consideration to correct nurturing, healthcare, and proper food, not to mention her well-being. "Kamu udah bisa sayang aku belum?" Per...

Dear Dewi...

Image
Gambar diambil dari akun Instagram-nya Dewi … karena yang tidak membunuhmu hanya membuatmu lebih kokoh.   Dear Dewi, Kau harus tahu bahwa dunia tidak berputar mengelilingimu. Bahwa hidup tak pernah adil dan hal-hal yang kau inginkan tak selalu datang mewujud di depanmu. Bahkan dunia adalah satu kecelakaan maha besar karena seciprit bakteri iseng keukeuh berkembang biak lalu membuat Bumi berevolusi ratusan juta tahun hingga kita, ras manusia, berdiri tegak mengangkangi seru sekalian alam. Kita tak lebih dari bakteri itu dibandingkan dengan apa yang menyesaki semesta. Apa yang kita miliki sekarang, saat ini, adalah hasil perjuangan kita untuk mendapatkannya. Sesuatu yang tidak kita miliki bisa kita raih nanti, setelah melalui berbagai pertarungan puputan jika kau menginginkannya lebih dari hidupmu. Jika di tengah pertarungan kau kalah, kau harus legawa melepasnya dari genggamanmu. Mungkin belum saatnya kau punya ‘sesuatu’ itu. Mungkin kau belum siap. Mungkin ini, mungki...

Puppy (I) Love

Image
Lirikan matamu, Dek... Nyari teman hidup setia, menghibur, lucu, penyayang, menyenangkan, (sedikit) nakal, selalu menunggu kamu pulang dan nggak pernah rese nanya-nanya? Piaralah anjing. - Guweh Bocah perempuan kecil di atas itu bernama Tuhan. Dia ditemukan seorang teman (yang akhirnya jadi godfather-nya) sedang menangis ketakutan pada suatu malam akhir Mei 2014 di dalam gorong-gorong kering di perempatan Sunset Road, Bali. Punggungnya penuh luka, perutnya besar, dan selalu garuk-garuk. Keesokan harinya dia dibawa ke BARC , Ubud, dikasih obat cacing dan anti kutu. Menurut Mbak Dokter di sana, usianya paling antara 6-8 minggu. Masih terlalu kecil untuk bisa bertahan di dunia luar sendirian, untuk mencari atau berebut makanan dengan mahluk-mahluk yang lebih besar, lebih tua, lebih buas, dan lebih berpengalaman. Beberapa jam setelahnya saya nggak nyangka tubuh sekecil itu bisa menjadi inang untuk sesuatu yang menggeliat-geliat keluar dari feses. Ugh! Belajar menggambar bers...

Mari Mencium Pantat!

Image
Semua perbuatan baik berawal dari niat baik. Kecuali kalo yang berbuat adalah parpol - Guweh  Gambar diembat dari sini Lihat gambar di atas? Saya sih suka. Dan entah si bapak-bapak itu ngebayangin apa ke bocah-bocah. Maaf ya, Pak. Saya nggak nuduh. Tapi hari gini, kita nggak pernah tahu pedo bear bermanifestasi ke orang (bertampang) baik-baik seperti apa lagi. Tapi saya ngebayanginnya para bapak itu merasa bangga karena ilusi pengayom dan penyedia bagi anak-anak. Ini gambar ngembat juga, tapi dari sini Sekarang gambar di atas itu. Saya nggak suka liatnya. Bukan karena si bapak nyengirnya mengerikan kayak pengusaha human trafficking, bukan. Tapi gimana cara orang di hadapannya cium tangan. Nunduk banget, kayak yang pasrah-madep-mantep-total gitu. Oke, kalian emang dibantu. Tapi ya nggak gitu-gitu amat, lah. Itu masalah saya sih, bukan masalah mereka. Dan mereka (juga kamu) juga nggak perlu tau itu. Nggak penting, nggak bikin orang-orang berhenti rebutan tanah di Pal...

Ndoroku, Ndoromu, Ndoro Kita Semua

Image
Rupamu, Ndor... (Gambar diambil dari sini ) "Lelaki tidak menangis, tapi hatinya berdarah" - Ndorokakung aka Ndoro Bedhes aka Dek Wi (khusus buat pinisepuh yang rambutnya udah putih semua) aka Lelaki Wangi Pandan Om-om di atas itu dulu adalah temen saya gojekan meskipun akun twitter kami nggak saling follow-followan. Walau mukanya nakal, ada beberapa hal baik yang sering beliau bagi dengan saya. Misalnya, tebengan mobil ke kost dari tempat nongkrong. Atau sebuah sapaan hangat "Piye, Nduk?" sedetik sebelum beliau mendaratkan bokong yang tergerus zaman ke kursi panjang di depan gerobak angkringan. Kemungkinan besar beliau nggak tau state of mind saya saat itu. Tapi beberapa kali "Piye, Nduk?" itu menyelamatkan kejiwaan saya karena gondok dan sebal tak terkira ke beberapa manusia yang saya nggak bisa tonjok atau maki-maki. Kesan pertama bertemu beliau mungkin akan menipu (kecuali kamu mbak-mbak ayu-cantik-semlohai) karena beliau bisa sangat kemaki d...

Tentang Mas Ipung

Image
Mas Ipung, pada suatu masa. Photo courtesy of Anggara Mahendra “Death ends a life, not a relationship.” Mitch Albom  in  Tuesdays with Morrie Lelaki kurus kecil murah senyum dan bermata ramah ini nama aslinya adalah Ari Wangsa. Entah bagaimana dia menyebut dirinya Mas Ipung. Kalau kamu sempat bercakap dengannya, seserius apapun, akan kamu dapati kejenakaan yang dia sisipkan dan memberi warna pada tiap ucapannya. Mungkin itu yang membuat siapapun betah ngobrol dengan lelaki lajang empatpuluhan dengan rambut dreadlock disanggul ke atas. Konon rambutnya itu bertuah. Pernah suatu malam dia kesal dan diurailah rambut keriting nan keramat itu. Hanya bertahan semalam. Keesokan paginya saat dia terbangun, si rambut kembali dreadlock seperti sebelumnya. Andai Marge Simpson ke Bali, dia pasti ingin tahu rahasia sanggul dreadlock Mas Ipung supaya tidak terlihat tinggi menjulang bersanding Homer jika ingin membuat foto keluarga. Mas Ipung bukan orang asli Bali. Tapi sesuat...

Karena Klien adalah TUHAN!

Image
Screenshot dari sini None are more hopelessly enslaved than those who falsely believe they are free Johann Wolfgang von Goethe Berita hari ini bikin saya relapse, mengenang lagi masa-masa jadi Supporting PR khusus media monitoring di sebuah agensi kecil di pojokan Jakarta Selatan. Lembur? Oh, everyday is lembur day. Seminggu pertama saya bekerja, saya sudah harus pulang jam 4 pagi karena approval klien untuk launching besok pagi baru masuk pukul 8 malam. Lalu berlembar-lembar media kit yang harus saya terjemahkan (karena klien adalah perusahaan IT multinasional), dan berbaris-baris kolom excel menyusul sebagai laporan post-event. Belum lagi berbagai report berkala dan tematik. Dan jangan tanya berapa rim kertas kami habiskan dalam setahun untuk monthly report bagi 3 divisi berbeda. Bagus lah semua didigitalkan dalam keping cakram data. Peraturan kantor bagi saya agak dilonggarkan, sih. Karena nggak ketemu klien, saya boleh bercelana pendek, kaos oblong dan sandal jepit. Itu...

Hello Again, 15!

Image
Gambar nyomot dari Wiki You'll know your true friends not at your shiniest moments but at your darkest times.  Cherish them Jadi, hampir semingguan ini saya invalid. Nggak bisa keluar beli makan, nggak bisa klabing (klayapan bingung) pake motor. Nggak bisa nongkrong atau ngopi-ngopi unyuk di mana kek gitu. Semua gara-gara koreng yang pas terletak di tempat-tempat strategis, yang ketekuk sedikit aja sakitnya tembus sampai ke anus. Di email resign dari tempat kerja akhir November lalu saya bilang kalau saya sudah kewalahan menjalankan kehidupan ganda, antara jadi manusia biasa dan jadi superhero. Akhirnya saya harus memilih, dan pilihan jatuh pada superhero. Selasa malam kemarin itu adalah salah satu prasyarat yang harus saya tempuh untuk mendapatkan superpower, yaitu mengadu muka dan kaki ke aspal. Ternyata saya lupa mengakifkan kemampuan itu. Jadinya ya nyonyorlah dagu dan betis kanan dan perut kiri dan kedua tangan. Hanya kaki kiri saya saja yang mulus tanpa luka. Ta...

Chik!

Image
Dicomot dari akun @chikadjati pas lagi pamer foto kecil dengan baju adat Hey, Chik! Kamu tahu lah, aku nggak percaya hidup setelah mati dan surga dan neraka dan reinkarnasi. Semua susah dan senang terjadi karena semesta mencari imbang, ditimpakan ke manusia sesuai dengan keapesan dan keberuntungan masing-masing. Jadi, gimanapun, aku tahu kamu juga nggak akan bisa baca ini. Tapi aku mendadak kangen kamu, Chik. Aku kangen malam-malam kita "berkelana" menjelajah Jakarta dan pulang naik Metromini. Kangen masa-masa ngobrol panjang tentang cowok insecure, ADHD, kenangan, dan jalan-jalan. Kangen menyesap Bailey's oleh-olehmu, atau ngobrol bareng  Mas Aji sambil kita ngenyék-ngenyék  OCD-nya  Mas Marto . Kangen bantuin kamu wawancara anak-anak pesantren buat dapetin short course ke Amrik (dan pertanyaan konyolku di malam sebelum hari H, "gue nggak mesti pake jilbab, kan?"). Dan aku ngetik ini di tengah kesengganganku untuk sembuh sambil  néthél koreng di d...