Hello Again, 15!
Gambar nyomot dari Wiki |
You'll know your true friends not at your shiniest moments but at your darkest times. Cherish them
Jadi, hampir semingguan ini saya invalid. Nggak bisa keluar beli makan, nggak bisa klabing (klayapan bingung) pake motor. Nggak bisa nongkrong atau ngopi-ngopi unyuk di mana kek gitu. Semua gara-gara koreng yang pas terletak di tempat-tempat strategis, yang ketekuk sedikit aja sakitnya tembus sampai ke anus.
Di email resign dari tempat kerja akhir November lalu saya bilang kalau saya sudah kewalahan menjalankan kehidupan ganda, antara jadi manusia biasa dan jadi superhero. Akhirnya saya harus memilih, dan pilihan jatuh pada superhero. Selasa malam kemarin itu adalah salah satu prasyarat yang harus saya tempuh untuk mendapatkan superpower, yaitu mengadu muka dan kaki ke aspal. Ternyata saya lupa mengakifkan kemampuan itu. Jadinya ya nyonyorlah dagu dan betis kanan dan perut kiri dan kedua tangan. Hanya kaki kiri saya saja yang mulus tanpa luka. Tapi memar membiru di beberapa tempat. Dan benturan di jidat membuat saya terlihat seperti mahluk hibrid antara Kaiju dan Hell Boy.
Namun satu hal yang membuat saya nggak blangsak banget, karena saat kejadian itu saya bersama seorang partner in crime yang menguntit ketat di belakang dengan motornya sendiri. Kami habis nge-date threesome bareng seorang ibu cantik baik hati dan membicarakan project urek-urek. Saya kepenuhan adrenalin, karena apa yang mereka bicarakan adalah project saya juga yang nggak selesai-selesai sejak dinosaurus masih menguasai bumi. Lalu setelah threesome sampai lemes, saya dan si partner ini cengengesan di parkiran, nggak bisa ngomong apa-apa. Dia tahu saya tahu, bahwa apapun yang kami inginkan memang akan mendapat jalan, lengkap dengan howto-nya. Sebab semua perihal kesabaran menunggu tepatnya waktu.
Namun entah pikiran yang terlalu penuh atau nasib yang terlalu apes, ujian itu datang juga. Ya marut kaki ke aspal itu tadi. Tapi dia sigap menunggu saya siap bangun, meminggirkan motor sewaan dengan satu spion berantakan dan udah nggak jelas bentuknya, mengecek reflek saya, dan menghubungi orang-orang yang tepat, yang nggak bakalan panik dapat kabar saya nyungsep.
Lalu terjadilah episode mencoba lucu di hadapan kapas beralkohol pengusap luka, karena menangis (apalagi teriak) sangatlah nggak lady-like. Atau pito-like. Lalu partner in crime lainnya datang menembus malam, mengendarai motor berantakan yang teronggok di parkiran BPD, sejauh lebih dari 10 km. Big Guy lembut bersuara pelan ini yang sabar sekali mengurusi saya saat kesakitan, bolak-balik membelikan saya makan dan pesanan, nyengir kalau saya mendadak marah-marah, mendisiplinkan dan mengajak main Hamilton, puppy blang bungkem asuhan saya selama ditinggal mommynya, bahkan menunggu saya creambath karena 4 hari nggak keramas itu menyiksa sekali.
Sampai di kos induk semang saya bertandang, menanya kabar sambil mengernyit ketika melihat mahakarya saya. Lalu dibikinkannya saya jus tomat hangat karena gerimis sedang menitik, dikumpulkannya bebuahan siap santap karena saya bilang habis menyeduh mie instan. Besok saya akan dihantarkan makan, jika kamar saya sudah ada tanda-tanda kehidupan, ujarnya.
Dalam masa penyembuhan saya sering bengong dan mengingat beberapa kejadian yang membuat hidup saya berputar 180º. Hijrah saya ke Bali demi mendamaikan naluri ibu saya yang khawatir anaknya tidak punya keyakinan. Kebosanan saya di tempat kerja padahal saya bisa berenang di bandwidth. Pilihan saya untuk keluar dari zona nyaman. Orang-orang baru yang datang. Orang-orang lama yang pergi. Pasangan-pasangan jiwa yang lain lagi. Terjun bebas tanpa parasut dan memasrahkan siapapun di bawah sana untuk menangkap saya. Semua itu lebih efektif daripada menenggak painkiller pemicu alergi yang membuat muka saya seperti Klingon, sambil sesekali meringis menahan tangis saat koreng tertekuk ketika mau pipis.
Dan hari ini 15 di bulan terakhir. Biasanya saya selalu matikan ponsel atau tidur seharian saat hari ini datang. Namun dia selalu tepat waktu. Setahun sekali berkunjung tanpa alpa. Dan saya selalu merasa kaku, entah bersyukur atau menyumpahserapah ketika dia menggedor pintu.
Tapi tahun ini tidak. Saya memutuskan, sejak Januari, bahwa saya akan bersyukur. Meskipun sedang jobless. Meskipun sedang nyonyor. Meskipun masih saja jomblo. Saya bersyukur untuk apapun dan siapapun yang membuat saya hidup dalam mimpi saya sejak lama: jadi manusia merdeka dan punya teman sejati.
Tahun ini saya tidak mau mengenang mati. Saya ingin murni merayakan hidup, sepenuh-penuhnya.
Terima kasih, 15!
Holstee Manifesto. Life manifesto |
taihen deshita ne...
ReplyDeletecepat sembuh!
cepat bangun!
nyalakan semangat lagi
dan SELAMAT ULANG TAHUN!
ReplyDeleteHang in there, Pitosky! Kamu cepat sembuh. Dan HAPPY BIRTHDAY, semoga proyek-proyek impian bisa diraih di usia yang ke 17 ini! oiya, jadi tanggal 15 Desember *catet*
ReplyDeleteterima kasih banget, kakak2. aku jadi terharu.
ReplyDeleteini masih UAS, maaf ya baru bisa bales komennya.
hihi...
*kecup atu-atu*
Nyomot ikutan ngopy gambar apik kuwi, oleh po ra mbak yu?
ReplyDeleteWis langsung ta comot ae yo..
suwun
Happy belated birthday, superhero! Cepet sembuh ya...
ReplyDelete*kecup-kecup*