Tentang Perbedaan

Ia punya darah campuran Jepang-Belanda-Betawi. Meskipun cheesecake dan coklat adalah cemilan utama, ia amat suka kambing bakar madu dan lontong sayur, juga tumis paria. Karena suaminya warga negara Australia namun mukim lama di Perancis, lidahnya fasih melafalkan kalimat-kalimat dalam bahasa negeri Eifel.

Singapura sempat jadi tempat ia ‘melarikan diri’ selama hampir setengah tahun karena muak dengan kenangan pahit di Jakarta. Paris juga pernah ia tinggali beberapa bulan. Dan ia akan tandangi Groningen minimal dua tahun sekali, untuk pengobatan.

Ia leukemia.

Kemarin, saat pendingin ruangan di pabrik mampus dan Jakarta berada pada titik panas tertinggi, ia mimisan berkali-kali. Padahal baru kemarin lusa ia transfusi. Dokternya bilang, ia harus ‘disimpan’ dalam suhu dingin. Udara gerah semacam ini membuat aliran darah tersendat dan kepalanya sakit luar biasa. Ia bercerita pada saya sambil setengah tengadah, menahan darah yang sebentar lagi leleh dari sepasang cuping hidung putih bangir pada wajah sebersih sakura.

Suaminya menyerah membujuknya tinggal di negeri Singa atau kembali ke Perancis demi kesehatannya. Seleranya yang tropis dan kondisi tubuh yang mengharuskan ia berada di negara empat musim tidak seiring sejalan. Padahal uang tidak jadi masalah buat mereka. Liburan ke Maldives, Thailand, Filipina atau Bali seminggu sekali mereka mampu. Namun ia kukuh tinggal di kota tempat dia lahir. Alasannya? Ia tidak suka dengan kecongkakan orang-orang Eropa dan tata krama kaku mereka.

Lalu terdengar ledakan bom di Kuningan, untuk kedua kali. Sang suami luput dari celaka, karena pertemuan dengan rekan bisnis diadakan sehari sebelumnya. Lalu orang-orang berbondong-bondong dan teriak mereka tidak takut. Lalu kaos dibagikan dan spanduk dijembreng di pusat-pusat perbelanjaan mewah.

Ia sempat membaca kekhawatiran saya, namun apa yang ia katakan membuat saya tambah deg-degan. Sebegitu cinta ia pada Indonesia? Tidak juga. Menurutnya, meninggalkan negeri ini sama saja dengan membunuh tubuhnya perlahan.

Kemudian sepupu sekaligus donor tetapnya mengalami kecelakaan. Mobil yang dikendarai terjungkir di pintu tol Bandung. Untuk beberapa bulan ke depan, darah tak bisa berpindah buluh. Donornya yang lain tinggal di negeri Kanguru. Namun ia masih kukuh untuk tetap tinggal.

Pesimislah sesuka kalian. Ya, dia kaya. Karena itu dia punya pilihan. Ya, dia cantik. Karenanya bisa menggaet suami bule. Ya, dia kekanakan. Dan itu yang membuat semua orang jatuh sayang. Namun saya membuktikan sikapnya yang lugas selama saya mengenalnya. Apapun yang terjadi, dia lebih setia tinggal disini meski kadang dia sendiri sebal.

Sering ia mengeluh mengapa setiap mereka berlibur ke pulau dewata para pelayan toko masih menganggapnya lebih rendah daripada suami yang bermata biru. Sering ia meradang mengapa ibu-ibu pribumi yang duduk menyebelah di ruang tunggu bandara begitu ingin tau ketika ia menangis melepas suaminya bertugas. Sering ia menghela napas berat mengapa begitu sulit tinggal di negara yang ia cinta setengah mati.

Ia punya jiwa merdeka. Ia tentukan pilihan berdasarkan kasih terhadap tempat, terhadap budaya, terhadap manusia-manusia. Mungkin ia tidak sadar. Tapi, bagi saya, apa yang ia tetapkan merupakan perjuangan anak-anak produk pasca perang kemerdekaan, dimana negara tenang-aman-sentosa. Meskipun ia berbahasa campur baur antara Inggris-Indonesia-Perancis dan lebih memilih nongkrong di Starbuck ketimbang warung kopi pinggir jalan. Meskipun ia berbelanja di mall ketimbang pasar tradisional. Meskipun ia membeli Zara dan Cosmopolitan ketimbang Batik Danar Hadi atau Femina. Baginya, nasionalisme tidak harus digegapgempitakan. Ia takzim mengamini merah putih.

Tidak sekali pun dari bibirnya terlontar cacian tentang Indonesia dan orang-orangnya. Walau sempat darah yang dia perlukan tertahan di PMI dan sering dipersulit di kedutaan karena punya visa berjangka tiga tahun. Ia terlalu santun untuk memaki.

Kerap matanya berkaca-kaca ketika membaca berita di internet tentang anak-anak yang tidak berumah atau korban bencana yang mengungsi di bedeng-bedeng. Tidak sekalipun kritik terlontar. Yang sempat saya dengar hanya doa agar mereka semua diberi kesehatan dan tidak sakit-sakitan. Semoga mereka diberi ketabahan. Semoga tuhan mendengar dan memberi apa yang mereka perlukan.

Ada lagi seseorang yang baru saya kenal sebulan. Saya memanggilnya Tante Em karena ketegasannya mengingatkan saya pada karakter M di film 007. Ia tinggal di Jepang, mengajari Bahasa Indonesia pada Riku dan Kai meski bersuamikan Om Gen nan sipit. Tante Em juga membiasakan Kai memanggil Kakak pada Riku.

Liburan musim panas tahun ini mereka pulang ke Jakarta dan banyak dihabiskan di museum dan kebun binatang, juga wisata kuliner agar kedua putra setengah Jepang itu turut merasakan budaya sang mama. Ada keharuan menghangat dalam rongga dada ketika ia mendengar ‘Indonesia Raya’ berkumandang, dimanapun. Dan itu tidak bisa ditahan-tahan.

Ia pernah berkata bahwa semua sahabatnya ada di Indonesia, meskipun hanya mengenal mereka lewat blog. Termasuk saya. Liburan baginya adalah surga yang harus ia syukuri, saat dimana ia dapat mendengar bahasa ibu dipercakapkan. Ia akan rindukan liburan dan kembali lagi tahun depan.

Mungkin terlalu muluk membahasakan mereka sebagai nasionalis. Namun satu hal yang mereka dan saya sama-sama rasakan: ini soal akar, tempat tinggal nenek moyang dan orang-orang terkasih serta tempat cinta disemai. Kemanapun kami pergi, kami tidak bisa menanggalkan Indonesia dari darah dan tulang kami. Negara ini adalah tempat kami pulang. Di atas tanah ini kami dibesarkan.

Sebutlah apapun sesuka kalian. Makilah pemerintahnya. Satu hal yang kami tau: kami cinta negara ini.

Sudah 64 tahun. Merdekakan dirimu, Indonesia!

ps: gambar dicomot semena-mena dari sini.

Comments

  1. tanah airku tidak kulupakan
    kan terkenang didalam hidupku
    biar pun saya pergi jauh
    ...........

    ReplyDelete
  2. tumben komengmu waras. bengong dimana tadi?

    ReplyDelete
  3. wah Pit... ngga sangka aku jadi masuk juga dalam tulisan yang amat sangat apik dan "waras" ini. Terima kasih ..... Really, aku suka sekali tulisan ini.

    Intinya memang ...sejelek-jeleknya negara sendiri, aku tetap cinta tanah airku. Dillema akan timbul kelak, tapi yang penting justru yang tidak kelihatan... itu ada dalam hatimu, hatiku, hati teman-teman yang lain.

    EM

    ReplyDelete
  4. Seperti yang aku tulis di status YM ... Merdeka? aku tidak berani bilang Merdeka...karena aku tahu...apa sih merdeka itu? Masih banyak yang belum bisa dikatakan merdeka di negara kita. Tapi yang pasti DIRGAHAYU, akan kuucapkan sambil aku tetap berusaha menjadi orang Indonesia yang baik.

    ReplyDelete
  5. Saya mengucapkan SELAMAT menjalankan PUASA RAMADHAN.. sekaligus Mohon Maaf Lahir dan Bathin jika ada kata kata maupun omongan dan pendapat yang telah menyinggung atau melukai perasaan para sahabat dan saudaraku yang kucinta dan kusayangi.. semoga bulan puasa ini menjadi momentum yang baik dalam melangkah dan menghampiriNYA.. dan menjadikan kita manusia seutuhnya meliputi lahir dan bathin.. meraih kesadaran diri manusia utuh.. meraih Fitrah Diri dalam Jiwa Jiwa yang Tenang

    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
    I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll

    ReplyDelete
  6. Gila, kereeeeeeeeeeennnnnnnnnn.

    Saya suka tulisan ini (apa karena hubungannya dengan darah2, mimisan, transfusi, gue banget soalnya, hehehe. Nyaris merasa sedang diomongin kamu, untung saya baca, cuping hidungnya yang putih, tinggal diparis, negeri singa, suami bule, nah, kalo itu bukan gue, bisa dipastikan bukan aku yang kamu omongin kalo gitu). Mengingatkan saya, karena saya takut untuk berteriak kami tidak takut, dan memilih untuk melakukan sesuatu. Setuju untuk Indonesia Bersatu, setuju untuk Indonesia unite, tapi jangan suruh saya berteriak, karena saya takut... saya lebih suka berbuat sesuatu. Ikutan yuk pittt... BFL :)

    ReplyDelete
  7. @Tante Em
    the honor is mine, Nte. seneng bisa kenal dikaw (dan kenyang dan kram perut ketawa mulu). apalagi kenal dua permatamu, Rikku-chan dan Kai-chan. they have one helluva nationalist mother (= and it'd be my pleasure kalo taon depan nte em masih mau kontak2 saya buat ngabisin gelato atau sop buntut. hihi.

    @KangBoed
    iyaaa... slamettt...

    @TanSil
    you offer BFL to a girl who smoke more than 2 packs of cigs a day, less than 4 hour sleeping on daily basis, and think that she's the smartest megalomaniac on earth? i think the person who'll get my blood would regret and wished s/he had other's. haha! but i'll consider that. thanks, tho (=

    ReplyDelete

Post a Comment

Wanna lash The Bitch?

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Story of Women