About A Bomb

Jumat, 17 Juli 2009. The end of an ordinary weekday. Saya berangkat memburuh dengan hati riang memeluk akhir pekan yang sehari lebih panjang. Saat saya menutup kamar pagi itu, U2 menyumpal telinga dengan 'Sometimes You Can't Make It On Your Own', lagu pembuka untuk siapapun yang menyapa saya melalui ponsel karena saya pasang sebagai RBT hampir setahun ini.

Dan sungguh, saya memang sama sekali tidak bisa melalui hari berdarah tersebut sendirian. Jakarta 'meledak' lagi.

JW Marriot dan Ritz-Carlton hotel kali ini yang kena sasaran. Pagi ketika orang sedang memulai hari. Ketika aroma pagi menyapa nostril memaksa mata tak kembali pejam. Ketika nyawa turun sepenggalan setelah Penabur Pasir usai menunaikan tugas. Ketika roda-roda hidup mulai berakselerasi dengan kerja.

Saya marah. Dan takut. Tidak seperti tahun 2003, ketika tempat yang sama meledak pertama kali, sekarang saya ada di Jakarta. Bukan di Jogja. Meskipun saya tidak bisa mendengar dentuman tersebut karena jauhnya lokasi dengan kamar, saya masih bergidik membayangkannya. Orang-orang terkasih saya ada di kota ini!

Saya tidak tahu apa yang salah dengan sistem pengamanan di hotel-hotel berbintang. Bahkan keledai pun tidak terperosok ke dalam lubang yang sama dua kali. Dan sekarang beberapa kabar burung mengatakan adanya beberapa titik di jalan tol yang juga meledak (dan belakangan baru ketahuan bahwa itu hanyalah mobil yang akinya korslet. Shit!). Sungguh, saat itu saya hanya berpikir tentang nasib adik saya yang bekerja di salah satu pusat perbelanjaan.

Sambil masih berkutat dengan tenggat harian di pabrik, saya teliti semua informasi simpang-siur dari internet dan televisi. Saya mencari berita yang membuat hati tenang, setidaknya dari pemimpin negeri ini. Namun ternyata saya harus membesarkan hati karena pernyataan-pernyataan dari konferensi pers yang diadakan setelah jam makan siang tidak lebih dari beberapa prasangka dan 'curhat'.

Empat hari berlalu, dan saya lumayan damai karena tidak 'terjamah' informasi internet dan televisi. Sekarang hanya ada usaha pemulihan dari kekecewaan karena Manchester United gagal berlaga di Gelora Bung Karno, dan bagaimana membangkitkan warga Jakarta dari kekagetan bom Jumat pagi.

Dan semua akan kembali baik-baik saja...

[Sementara Axl Rose menyapa saya dini hari ini. What so civil about war, anyway? Begitu katanya.]

Gambar adalah milik Papa Mata Air. Saya ambil karena ia bermata hitam dengan airmata hijau.

Comments

  1. In condolence for the death of conscience

    Bahkan dihari yang sama dengan tragedi, sebuah candaan 'MAU?' beredar dengan cepat :|

    Dan kira2 45 hari kedepan semua
    itu akan dilupakan :| Diisi
    dengan kritik atas sinetron ga mutu :|

    #indonesiaunite

    ReplyDelete
  2. jaaan tenan ya, mbak...
    bom kok buat mainan... rodho gak genah koyoke wong2ane kuwi.
    apa sih masalah sebenernya? kenapa pake ngebom sih? heran...

    ReplyDelete
  3. @Eru
    kamu terlalu optimis. ga usah 45 hari ke depan kok. sekarang pun orang yg ga kena imbasnya langsung udah mulai lupa2an. well, then. bukankah ini bagus? it's kinda emphasizing Panji's credo about Kami Tidak Takut. hihi.

    @SiNyong
    mbangane nge bom mending dolanan bom2 car yo nyong yo. iku jare si ika sih.

    ReplyDelete
  4. Mung iso misuh lan ndongakke korban2e :((

    ReplyDelete

Post a Comment

Wanna lash The Bitch?

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Belahan Dada, Anyone?