The Scene

Adegan apa dari sebuah film yang paling menancap di kepalamu? Apakah ciuman lengket-panas-basah dari sepasang kekasih, tango tak terlupakan antara kakek buta dan seorang perempuan cantik, atau dar-der-dor menggelegar antara the good guy and the villain?


Buat saya, hanya perlu sekian detik penggambaran yang hanya melibatkan jendela dan seraut wajah di baliknya.


Saya tidak banyak menonton film. Dan apapun yang sempat diserap panca indera dan mampir di otak saya cenderung mudah sekali terlupakan. Celakanya, adegan Toto dewasa memandang bayangan Elena dari balik jendela kafe seberang dengan telepon di tangan pada Cinema Paradiso; tatapan sendu tokoh utama dari dalam mobil menuju penjara pada 25th Hour; nanarnya Voight memandang keluar bis sambil memeluk mayat Hoffman dalam Midnight Cowboy; atau beban batin seorang legawa dari sorot mata Jude Law, menghisap ganja sambil menunggu pelanggan tengah malam di bar dalam My Blueberry Nights adalah… awesome.


Saya hanya melihat para lelaki itu dengan segala keputusasaan dan kehilangan tak tertanggungkan, terpisah selembar kaca yang membuat mereka seperti judul lagu U2: Far Away So Close.


Entah siapa meniru yang mana, sering saya melihat tatapan kosong yang nyaris sama pada orang-orang yang saya temui di jalan, duduk menyebelah dalam bis kota, atau terpisah beberapa meja dari tempat saya nongkrong. Untuk mereka, saya hanya punya harapan agar mereka kuat menghadapi apapun yang sedang menggayuti benak, hati dan tenaga. Termasuk cinta, keluarga, pekerjaan, hubungan, kesehatan, apapun.


Sepertinya corny sekali jika saya katakan "kamu akan baik-baik saja" sambil menepuk bahu atau bahkan memeluk mereka. Tapi, sungguh. Seperti hilangnya perasaan mengharubiru seusai menikmati drama yang direpresentasikan dengan indah 30 menit setelah player laptop dimatikan atau setelah lampu bioskop menyala, itu pun akan berlalu. Beri mereka waktu.


[dedicated to all heart broken souls all over the world today. you'll live. eventually]


Comments

  1. Nek aku, adegan di "the cove" ketika O'barry masuk ke ruang miting IWC bawa tv di dada yg nayangin kekejaman taiji.. itu heroik!

    eh, ora ditakoni ya?

    ReplyDelete
  2. hehe. kalo gwa ngomongin the cove ntar dikira ada kepentingan pulak. buat gwa sambil merem pun gwa apal adegan per adegannya the cove. tapi kan ya... itu tadi. kagag ngonteks =P

    ReplyDelete
  3. Anonymous10:44 AM

    yes....I will live...having the most of my time, selagi bisa.

    ReplyDelete
  4. saya sebenernya pengin liyat adegan penyiksaan seorang koruptor, ato seorang anggota DPR curang dihajar perutnya, lalu dikorek-korek isi kepalanya sayang belon ada pelem bertema itu.

    ReplyDelete
  5. Nyu
    yosh! ganbatte ne!

    nDaru
    lebih asik lagi nek le nonton sambil maem chip + dip. soul-nya dapet dah!

    ReplyDelete
  6. hmm Adegan Carl kehilangan Ellie di UP, setelah 5 menit kisah sederhana tapi dalem itu.

    Walo animasi, tapi entah kenapa susunan polygon 3d itu bisa punya sorot mata yang pas.

    ReplyDelete

Post a Comment

Wanna lash The Bitch?

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Belahan Dada, Anyone?