Posts

Showing posts from August, 2009

The Art of Losing

Dulu saya pernah mentertawakan teman yang muntah-muntah sehabis melihat pacarnya meggandeng lelaki lain. Saya kira tubuh saya tak akan bisa 'dihajar' kehilangan semacam itu. Ternyata saya salah. Kabar yang saya dapatkan sedari sore telah membuat isi kepala saya bertubrukan dan pandangan berkunang-kunang. Bukan, ini bukan tentang pacar saya yang tidur dengan perempuan lain. Toh semua orang tau saya jomblo sejati (and proud to be one). It's more than just stupid thing like that: I'm about to lose something. Sudah berjam-jam saya mencoba mengurai sedih dan marah, namun baru kali ini saya totally lost for words. Bahkan untuk berteriak pun saya tak mampu. Bicara pun saya tidak bisa. Dan saya mual sedari tadi. Jadi... Seperti ini ya rasanya? ps: no question, please...

Tentang Perbedaan

Image
Ia punya darah campuran Jepang-Belanda-Betawi. Meskipun cheesecake dan coklat adalah cemilan utama, ia amat suka kambing bakar madu dan lontong sayur, juga tumis paria. Karena suaminya warga negara Australia namun mukim lama di Perancis, lidahnya fasih melafalkan kalimat-kalimat dalam bahasa negeri Eifel. Singapura sempat jadi tempat ia ‘melarikan diri’ selama hampir setengah tahun karena muak dengan kenangan pahit di Jakarta. Paris juga pernah ia tinggali beberapa bulan. Dan ia akan tandangi Groningen minimal dua tahun sekali, untuk pengobatan. Ia leukemia. Kemarin, saat pendingin ruangan di pabrik mampus dan Jakarta berada pada titik panas tertinggi, ia mimisan berkali-kali. Padahal baru kemarin lusa ia transfusi. Dokternya bilang, ia harus ‘disimpan’ dalam suhu dingin. Udara gerah semacam ini membuat aliran darah tersendat dan kepalanya sakit luar biasa. Ia bercerita pada saya sambil setengah tengadah, menahan darah yang sebentar lagi leleh dari sepasang cuping hidung putih bangir p...

About Redemption

Lisannya bercerita tentang kehilangan nan kelam, selepas tengah malam. Sepasang matanya menyiratkan sakit meski tubuhnya bersandar santai pada kursi. Saya hanya diam dan merespon dengan ucapan konyol agar sesak yang juga saya rasa tak mengemuka. "Tidak ada satu hari pun berlalu tanpa aku dapat melupakan perasaan bersalah karena kehilangan ini. Tidak sehari pun," ujarnya sambil menerawang. "Jika tidak karenaku, maka dia masih akan berlarian, masih menemani mereka yang dia kasihi, akan menyambutku setiap aku pulang..." "Everything happens for a reason, Mas," ujar saya. Mendadak, televisi yang menyala di hadapan kami menjadi sangat menarik buatku meskipun hanya menampilkan berita basi tentang bom dan teroris yang tersudut di kamar mandi. "I know. It's just..." Selanjutnya ada pembelaan, ada kesadaran, ada ketakberdayaan, lalu diam. Di penghujung kalimat terbata, dia ungkapkan kenyataan. "For all I've done in the past, it's all comin...

A Kind of Prayer

Image
Sayang, Kukirimkan sebarisan malaikat untuk menjagamu ketika malam sunyat hingga pagi meriuh menggemeretakkan geligi hidup. Ketika surya menyembul seperempat di cakrawala, jangan kau usir pagi yang mengusung aroma kopi bercampur tahi dari kandang ayam belakang rumah, menggebrah kelopak yang lekat dengan mimpi akan tahta, harta dan wanita. Selamat malam. Selamat tidur. Picture is taken from 2001 Pulitzer winner, about an Afghani refugee kid's body being prepared for the funeral in Pakistan. 

Tentang Sendirian

Pukul empat kurang satu dan ada Stone Temple Pilots meneriakkan ‘Down’ dari kamar depan tempat saya menginap beberapa hari ini. Sendiri. Saya tidak merutuk pada mata yang masih terang menatap layar mesin ketik, tidak menggugat pegal akibat ngepel pukul dua pagi mencari lelah, tidak khawatir jam berapa ‘keponakan’ saya—Sasa, si halfbreed Herder dan Rottweiler—pulang nanti. Saya hanya heran atas kemampuan saya untuk sendirian dan menikmatinya. Beberapa hari kemarin saya mendapati seorang ibu muda dengan dua anak merasa sepi meskipun dunia ada di sekelilingnya. Sebelumnya ada satu jiwa yang merasa tidak pernah tercukupi dan selalu sendiri meskipun semua hal dia punya. Ada juga yang mengaku berselingkuh dari satu perempuan ke perempuan lain karena merasa terasing dari sang pasangan jiwa. Dan, yang menurut saya paling konyol, ada yang merasa kesepian jika dirinya tanpa pacar. Saya tidak tahu bagaimana merasa sendirian walau dua harta paling berharga dan seorang pasangan jiwa selalu ...

BHI English Club: Week 8

Thanks to Paman Tyo's post , and after some 'serious' conversations with those ol'-yet-funky guys in W3 a night before, The Bitch Teacher had a 'normal' material for her class tonight. Though there were only Mas Hedi and Tante Ai presented, still they had fun. Tonight's subject was I've got to comprehend , taken from the lyric of Simply Red 's song, Star , that The Bitch teacher suddenly remembered. The class had four stories that they had to retell with their own words. All of the stories are taken from an old copy of Reader's Digest Asia, February 1984 edition given by a charming person who tend an old, shrewd, gloomy, stuffed secondhand book stall next to Blok M bus station where The Bitch Teacher frequently spend her times reading without buying anything. And here they are: Made of Irony Helene Hanff, author of 84, Charring Cross Road, first went to New York City nearly 40 years ago after winning a playwriting contest. She wrote about the r...

A Sort of Prayer

Image
Surya tenggelam. Semesta terhimpit malam. Seseorang menyapa dalam kalam pada lengas kubikel suram. Dia, yang darinya terang didapat melampaui kelam, darinya ucapan selalu berakhir dengan acuh salam, darinya sepotong nasihat berbalut senyum membuat resah jiwa padam. Dia bilang: muram. Katanya ada dusta menghunjam. Ada kalimah surga namun merajam. Ada kata berlekuk terjal jeram. Ada tanya terjawab bungkam. Ada rindu berbalas dendam! Wahai, Sang Kala. Mengapa tak lekas tersudahi pulihnya sebuah hati dari halimun zaman? Ia tahan benaknya untuk menyimpan hanya satu resam. Bagaimana kau berpaling dari dia yang telah tuntas membayar dengan cahaya untuk semua yang dulu ia lakukan dalam kelam? Sejenak, jantungnya menghitam. Ia, manusia biasa, bukan Brahmana atau Begawan. Namun ia ingin belajar bagaimana ikhlas dapat ia paham. Meskipun dia punya ego setinggi gemawan. Dan sungguh, ia belajar luruh, belajar turut, belajar lebur, menari dalam hujan teriring irama waktu walau kadang tertatih ngilu, ...

English Club: Week 7

Image
As usual, it was Saturday night and The Bitch Teacher was trying to get serious to her fucked up class. There were still the same formation like last week, minus Tika because she had to go to Jogja. But they had a guess star: Mas Hedi . Yet, there were a lot of free riders in the class, so it was quite crowded as hell. To show her seriousness, The Bitch Teacher had made some effort to sum up her screwed brain and squeeze one thing or two from it. And here they are: PRONOUN: Which person is it? The term PERSON in English means who a sentence is about or who is doing something in a sentence. Most of the time, we know this by which pronoun is used or could be used. FIRST PERSON is always yourself (the speaker); SECOND PERSON is the one or ones you are speaking to; THIRD PERSON is whom we are speaking about. " I (first person) asked you (second person) to invite him (third person) to the party." PRONOUNS: PRONOUN is a word that takes the place of a noun in a sentence when the n...