Mors Tua Vita Mea(?)
Pernah kau bayangkan ada hidup yang tidak sekedar bernafas? Ada gerak yang tidak hanya maju? Geletar yang tidak gemetar? Suara yang bukan hanya bunyi? Rasa yang tidak perlu bernama?
Aku pernah merasakannya. Bersamamu. Dulu sekali.
Tapi satu hal: Jiwa tidak harus tersia-sia hanya untuk yang silam. Kutukan tidak cuma tertera pada nganga yang kutorehkan sendiri di luka-luka kita. Karena manusia lahir ke dunia membawa aib masing-masing seperti Kryptonite menggentarkan Clark Kent meski kuasanya kerap menyelamatkan Amerika dari monster berwujud manusia.
Kamu selalu tau bahwa suaramu mampu meloloskan semua belulang dari persendian meski aku bebas osteoporosis. Kemarin hingga sekarang. Kamu juga lebih dari paham bahwa yang datang akan pergi namun kita tak terganti. Ya, kita sejiwa tapi tidak untuk bersama.
Menyedihkan? Tidak!
Kita tidak diciptakan untuk masa depan, tidak dibiakkan untuk saling menyakiti. Jadi, jangan pernah ketakutan itu hinggap pada hati. Kita telah belajar banyak, telah sama-sama mencecap anyir-getir darah serta nanah satu sama lain. Setiap memori adalah saksi bahwa kita pernah berencana meniti pelangi dan menjejakkan kaki pada atmosfir terluar Bima Sakti--meskipun tak terjadi.
Jangan berhenti berubah, Sayang. Jadilah anomali yang memuati wadah yang dia tempati, tapi jangan lupakan inti diri. Terbangkan dirimu ke angkasa dan berpaculah bersama meteor dan komet, namun jangan sekalipun menyublim menjadi debu gas karena dia tak berarti. Bebaskan belenggu yang kamu buat sendiri. Karena apa yang kamu percaya mungkin tidak berjudul sama di benak lain kepala.
Tiga puluh empat dan waktu berjalan cepat. Kita tidak lagi lekat, dan aku bukan penghambat. Mungkin nanti kita bisa menjejak tangga ke surga dengan tangan erat tergandeng, bukan saling menginjak kepala.
[for an Arian on his birthday, this is my wish for you: let. me. go.]
Aku pernah merasakannya. Bersamamu. Dulu sekali.
Tapi satu hal: Jiwa tidak harus tersia-sia hanya untuk yang silam. Kutukan tidak cuma tertera pada nganga yang kutorehkan sendiri di luka-luka kita. Karena manusia lahir ke dunia membawa aib masing-masing seperti Kryptonite menggentarkan Clark Kent meski kuasanya kerap menyelamatkan Amerika dari monster berwujud manusia.
Kamu selalu tau bahwa suaramu mampu meloloskan semua belulang dari persendian meski aku bebas osteoporosis. Kemarin hingga sekarang. Kamu juga lebih dari paham bahwa yang datang akan pergi namun kita tak terganti. Ya, kita sejiwa tapi tidak untuk bersama.
Menyedihkan? Tidak!
Kita tidak diciptakan untuk masa depan, tidak dibiakkan untuk saling menyakiti. Jadi, jangan pernah ketakutan itu hinggap pada hati. Kita telah belajar banyak, telah sama-sama mencecap anyir-getir darah serta nanah satu sama lain. Setiap memori adalah saksi bahwa kita pernah berencana meniti pelangi dan menjejakkan kaki pada atmosfir terluar Bima Sakti--meskipun tak terjadi.
Jangan berhenti berubah, Sayang. Jadilah anomali yang memuati wadah yang dia tempati, tapi jangan lupakan inti diri. Terbangkan dirimu ke angkasa dan berpaculah bersama meteor dan komet, namun jangan sekalipun menyublim menjadi debu gas karena dia tak berarti. Bebaskan belenggu yang kamu buat sendiri. Karena apa yang kamu percaya mungkin tidak berjudul sama di benak lain kepala.
Tiga puluh empat dan waktu berjalan cepat. Kita tidak lagi lekat, dan aku bukan penghambat. Mungkin nanti kita bisa menjejak tangga ke surga dengan tangan erat tergandeng, bukan saling menginjak kepala.
[for an Arian on his birthday, this is my wish for you: let. me. go.]
He he, sepertinya dalaaam :P
ReplyDeleteMelihat judulnya, saya jadi ingat rantai makanan ....