Make Me Bad

Saya cari ujung pelarian meski harus pulang ke kota terjahanam sejagad dengan bekal yang saya punya (dan dapatkan dengan amat sangat brutal), ketenangan yang saya cari, tekad tak tergoyahkan dan kompensasi yang bukan hanya untuk saya. Sesaat, saya dapat. Tapi harapan lalu memudar. Pelan... pelan...

Chaos berawal dari kewaspadaan seorang duri yang merasa order-nya terguncang. Dia lupa kalau dia tidak di rumah. Dia khilaf bahwa dia tidak berwenang membuat peraturan baku. Dia amnesia dan menganggap saya anaknya yang bisa dibentuk seenaknya. Hey, ini taman bermain, akses internet gratis, dan gelimang tugas yang saya anggap petualangan dan membuat saya senang karena saya digaji saat bermain. Disini, di dunia saya, peraturan seperti itu wajib dilanggar karena hanya akan mencederai keteraturan dalam keberantakan universal (yang saya yakin diamini juga oleh orang-orang sekeliling). Saya sungguh setuju dengan satu prinsip hidup sahabat maya yang dia dapat layaknya wangsit pada usia pas seperempat abad: hiduplah tanpa merugikan orang lain.

Mungkin ke-order-annya dan ke-chaos-an saya bersinggungan, menghasilkan tumbukan yang berujung pada momentum luar biasa, dan dengan lidah bercabangnya membuahkan bisikan-bisikan yang dulu, jauhhhhhhhhhhhhh sekali di masa lalu berhasil membuat Bu Eva merayu Pak Adam memakan buah pengetahuan terlarang.

Aw, c'mon! Kita sudah tidak di Taman Eden lagi! Satu demi satu manusia, setelah dicipta dari tanah dan setitik air kotor yang kemudian ditiupkan ruh ke dalamnya, sudah dilempar semua ke Bumi tanpa kecuali! Apa yang kamu cari, duhai reptil berbibir indah? Kepuasan? Kamu puas mengetahui ada ibu beranak empat yang bingung akan kehilangan sumber penghasilan? Kamu bahagia mendepak seorang ayah berputra dua yang berusaha membagi hati, otak dan jiwanya antara loyalitas nafkah dan rumah? Kamu bangga memutus jalur seorang gadis bernyawa sambungan yang berusaha meraih apa yang sempat hilang dari hidupnya? Kamu senang membuat kalut orang yang sudah kami anggap ibu kami yang unik karena kehilangan anak-anaknya dan akan kamu ganti dengan antek-antekmu?

Ah, saya berlebihan. Mungkin yang kamu tuju adalah saya, cabe dalam tahu yang kadang tidak terlihat tapi menyebalkan jika tergigit. Atau noda darah haid pada bagian pantat rok putihmu akibat nggak pakai pembalut yang 'nggak berkerut dan nggak tembus ke samping' dan merusak pandangan?

Stop chewing more than you can swallow because I know how to start and I know when to stop. I am watching the rise and fall of my salvation. There's so much shit around me, such a lack of compassion. Make me bad, bitch. Make me reeeeeeeeal bad...*evil grins*

Comments

  1. HAZAR AJA!!!

    Eh,
    "hiduplah tanpa merugikan orang lain"
    sounds good..

    ReplyDelete
  2. Anonymous2:43 PM

    Tapi harapan lalu memudar. Pelan... pelan...

    *Pertanyaan, masihkan perlu berharaap, kalopun nanti akan memudaar.. D***, is it the path of life?*

    ReplyDelete
  3. gileee... kompak bener ini ada pasangan namu bareng. hehe. makasih... *bows*
    well, about hoping. harapan akan SELALUdiperlukan karena, selain air dan udara, hal itu adalah salah satu penunjang utama untuk bertahan hidup (=

    ReplyDelete
  4. Pa Mei turun juga ditulisanmu. Hehehehe....

    Lagi ngamuk toh ceritane? Tulisanmu maah apik lek dialasdasari semangat misuh2. Tenan iki!

    Kencanku semalam sukses. Tapi rodo apes: duite kurang pas arep mbayar 4 elas coklat panas plus dua piring frenchries. Akhire malah urunan.

    Untung selain cantik, Dian Sastro ne juga mau diajak urunan.

    Kencan berikutnya: nonton good shefferd!

    ReplyDelete
  5. PaMei:
    I learned from the best, meski gwa masi belum menguasai jurus marah dengan adem yang dikaw turunkan.

    betewe, aku nunggu report bagian bokepnya ajah! haha!

    ReplyDelete

Post a Comment

Wanna lash The Bitch?

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Story of Women