Untuk Pemarah-pemarah

PENYANGKALAN::
Tulisan berikut akan penuh dengan pembelaan terhadap ketidakpercayaan kepada Tuhan dan agama apapun, termasuk di dalamnya adalah pembelaan terhadap kebebasan bicara dan mengemukakan pendapat. Seperti biasa, kalo nggak suka silakan pergi. Kalo penasaran ya lanjutin aja bacanya. Silakan juga komentar, menjawab atau maki-maki sesuka hati asal sesuai konteks.


Be grateful to God for atheists, for each one of them means one less nagging, spoiled bitch to disturb His tranquil omnipresence and your social-media life.

Menurut berita di sini seorang PNS ditangkap setelah berdebat di akun Facebook tentang ketidakpercayaannya terhadap Tuhan. Meskipun saya bersimpati, saya nggak begitu ngerti bahasa hukum dan pelanggaran profesi macam apa yang dia lakukan sampai ditakut-takuti penjara lima tahun. Namun saya memang menyayangkan cara mainnya yang kurang elegan hingga bisa dilacak dengan mudah oleh rakyat pemarah yang dibela aparat berat sebelah.

Dan saya ingin sedikit bertanya pada orang-orang beragama dan bertuhan yang masih beradab namun sama kesalnya dengan para pemarah itu:

Jika memang Tuhan Maha Pengasih mengapa kalian begitu pemarah?

Jika memang Tuhan Maha Penyayang mengapa bogem kalian melayang?

Jika memang Tuhan Maha Raja Diraja, siapa yang memerintahkan kalian merangsek masuk ke kantor pemerintah?

Jika memang Tuhan Maha Suci, pantaskah namaNya kalian tunggangi dengan penuh kebencian terhadap mereka yang tak sepaham?

Jika memang Tuhan Maha Memberi Kesejahteraan... hei, berapa diantara kalian yang pengangguran tak berduit atau berada jauuuh di bawah garis kemiskinan?

Jika memang Tuhan Maha Memberi Keamanan, apa kabarnya mbak-mbak korban perkosaan dan anak-anak yang hidup di jalanan?

Jika memang Tuhan Maha Pemelihara... coba Googling statistik mbak-mbak dan anak-anak yang saya sebut sebelumnya. Jadi, Dia pemelihara apa? 

Jika memang Tuhan Maha Perkasa, saya kembalikan keperkasaanNya ke dua baris di atas.

Jika memang Tuhan Maha Berkehendak berarti tulisan Mas PNS tentang ketidakpercayaannya terhadap Tuhan juga sudah dikehendakiNya dong? Iya kan? Lalu mengapa kalian nyolot?

Jika memang Tuhan Maha Besar, mosok Dia nggak bisa memberhentikan perdebatan tentang ketidakpercayaan orang terhadapNya di media sosial? Ya minimal bikin server hang kek. Tifatul aja bisa ngeblokir situs porno pake Nawala.

Jika memang Tuhan Maha Pencipta, kok Dia nggak menciptakan kalian supaya bertemperamen lebih lembut?

Jika memang Tuhan Maha Mengadakan dari yang Tiada... ke-ada-an dan ke-tiada-an itu tataran eksistensi. Jika Dia pada awalnya memang sudah ada, kenapa namaNya baru nongol setelah beberapa peradaban kemudian? Jadi, siapa meng-ada-kan siapa nih?

Jika memang Tuhan yang Maha Membentuk Rupa, coba deh ngaca gimana bentuk muka kalian waktu ngotot bilang Mas PNS itu salah, wahai para pemarah?       

Jika memang Tuhan Maha Pengampun, mosok kalian nggak? Mengapa harus kalian yang marah? Mengapa tidak menunjukkan pengampunanNya sampai-sampai "bala kurawa" semacam kalian harus membela namaNya hanya untuk melawan satu orang PNS yang gajinya juga nggak seberapa?

Jika memang Tuhan Maha Memaksa (karena Dia Maha Perkasa)... yakin Dia itu Tuhan? Bukan tukang nge-bully?

Jika memang Tuhan Maha Pemberi Karunia mosok kalian harus berdoa kencang-kencang dulu buat minta-minta dikasih ini-itu sama Tuhan?

Jika memang Tuhan Maha Pemberi Rezeki mengapa banyak pejabat korupsi?

Jika memang Tuhan Maha Pembuka Hati mengapa hati kalian begitu keras melihat anak-anak ngamen di jalanan nggak sekolah sementara beberapa diantara kalian yang mengaku mendapatkan karuniaNya, menganggap Dia ada ke manapun wajah menghadap, bisa ngeluarin duit puluhan juta cuma untuk ziarah ke tempat suci berkali-kali?

Jika memang Tuhan Maha Mengetahui, kira-kira kapan penangguhan SOPA dan PIPA berakhir? Dan bagaimana nasib para jemaat GKI Yasmin? Atau yang gampang aja deh. Kenapa dulu tiap saya bertanya Dia nggak pernah menjawab?

Jika memang Tuhan Maha Mengendalikan, mengapa manusia masih harus mengekang syahwatnya? Buat apa ada Feromon?

Jika memang Tuhan Maha Melapangkan, kenapa sih dia nggak melapangkan hati kalian untuk bisa berdebat secara sehat tanpa emosi dan dalilut (kalah ngedalil terus gelut)?

Jika memang Tuhan Maha Merendahkan kenapa Dia bilang manusia adalah mahluk mulia?

Jika memang Tuhan Maha Meninggikan kenapa manusia malah saling merendahkan dan sok merasa lebih tinggi dari yang lain?

Jika memang Tuhan Maha Memuliakan MahlukNya kenapa anjing yang segitu setia dan manis masih dianggap najis?

Jika memang Tuhan Maha Menghinakan MahlukNya, mosok sikapNya nggak jauh beda sih sama kakak-kakak senior yang suka ngebully juniornya?

Jika memang Tuhan Maha Mendengar mengapa kalian harus pakai amplifier bervolume pol saat berdoa?

Jika memang Tuhan Maha Melihat harusnya nggak pada berani dong minta uang suap atau mencuri waktu buka Facebook saat jam kerja?

Jika memang Tuhan Maha Menetapkan Hukuman mengapa kalian nggak dihukum ketika menyalahgunakan namaNya buat kepentingan pribadi?

Jika memang Tuhan Maha Adil... tunggu sebentar. Jari saya kurang dua setengah sementara ada yang jarinya duabelas. Adilnya...?

Jika memang Tuhan Maha Lembut mengapa Dia suka mengancam dengan siksaan dan api neraka?

Jika memang Tuhan Maha Mengenal mengapa Dia turunkan hujan di Lenteng Agung pada hambaNya mahasiswi UI yang berdoa di kereta supaya jangan hujan dulu sebelum dia tiba di kampus? Apa Tuhan perlu GPS?

Jika memang Tuhan Maha Penyantun mengapa fakir miskin dan anak terlantar harus dipelihara oleh negara?

Jika memang Tuhan Maha Agung mengapa Dia masih haus puji-pujian?

Jika memang Tuhan Maha Benar mengapa Dia diam waktu Richard Dawkins bilang bahwa para penyembahNya adalah "would-be murderers... who want to kill you and me, and themselves, because they're motivated by what they think is the highest ideal" di dokumenter The God Delusion?

Jika memang Tuhan Maha Pandai mengapa semua pertanyaan saya hanya dijawab oleh Sang Maha Google?

Dan jika agama memang membawa kedamaian bagi manusia dan semua mahluk mengapa banyak sekali orang beragama yang mudah naik darah? 

Namun saya yakin banget kok orang-orang yang beragama dan bertuhan dengan benar nggak bakal gampang tersulut hanya dengan tulisan semacam ini. Meskipun jauuuh lebih banyak jumlahnya, yang pemarah-pemarah itu kan cuma oknum. Iya kan?

Gambar dicomot dari sini. Kinda ironic, methinks.

Comments

  1. tulisan yang bagus, saya suka.

    cuma ada 1-2 poin yang tidak suka, yang paling tidak suka ada 1: yang tentang hujan di lenteng agung.

    ReplyDelete
  2. Anonymous12:18 PM

    Loh kok sama... saya juga hujan di LA :))

    ReplyDelete
  3. Anonymous12:37 PM

    Tuhan memberikan dan mengabulkan doa kita, sesuai yg kita butuhkan, bukan yg kita minta, karna dia tau apa yg terbaik utk kita ke depan... Semua sudah ada dlm RencanaNya, bertaubatlah saudara yg berburuk sangka pd Allah, ingatlah nikmatnya bs menghirup udara, dan nikmatnya kesehatan yg saudara rasakan skrg, itu melebihi semua poin yg saudara tulis di atas, ingatlah siksa Allah sangat pedih bagi mereka yg mengingkari nikmatNya... Bertaubatlah dan jgn menjadi seperti seorang yahudi yg pembangkang, selalu berburuk sangka pd Allah, yg akhirnya dilaknat dibuang dan terlunta2 tdk punya tanah air... Jd kan itu sbg pembelajaran. Ingat semua sdh menjadi RencanaNya, kita cuma bs tawakal, karna ѕєgαlα sesuatu akan indah pada waktunya

    ReplyDelete
  4. Terima kasih sudah diingatkan tentang hujan (=

    btw, Anon 2, menghirup udara bagi mahluk yang memerlukan oksigen itu keharusan. bukan kenikmatan. kesehatan adalah hasil akhir karena proses manusianya yang memang jaga kesehatan (atau menolak merasa sakit), bukan pemberian. maaf, dengan segala hormat, kita sendiri yang menentukan mau ke mana dan ngapain dengan hidup kita. dan maaf, saya nggak berburuk sangka. saya juga nggak membangkang. saya cuma mempertanyakan tanpa ada maksud apapun. kecuali ya mengembalikan semua pertanyaan saya tersebut kepada mereka yang merasa beragama dan bertuhan.
    sekali lagi maaf. saya tidak bisa mengingat siksa Allah karena saya memang nggak pernah merasa disiksa oleh siapapun yang mengaku Allah. jadi, bagaimana mungkin saya bisa mengingat?
    ya, segala sesuatu akan indah pada waktunya saat kita udah usaha buat dapetin "sesuatu" itu, bukan cuma menunggu dan menerima bulat-bulat.
    teman saya pernah ada di posisi kamu, merasa bahwa sesuatu yang bernama Tuhan adalah jawaban atas semua pertanyaannya. dan dia bukan pembangkang sama sekali. ketika dia tahu bagaimana awal mula "penciptaan" kehidupan--setelah mengumpulkan berbagai pembuktian, tentunya--dia menerima hal itu sebagai pengetahuan baru, alternatif, tanpa harus mengajak orang lain untuk sepakat dengan pendapatnya.
    tapi terimakasih sudah mengingatkan untuk bertobat, jangan khawatir. saya bukan ateis (=

    ReplyDelete
  5. ass-mauling husna3:06 PM

    Sdr Anon itu sangat mencerahkan...

    Sampai bisa begitu pasti sejak kecil diajari orang tua bahwa semua yang kita nikmati adalah pemberian Allah, karena itu kita harus berterimakasih.

    Ajaran itu diterima bulat-bulat hingga hidup penuh terimakasih pada Allah. Setiap tarikan nafas rasanya seperti sedang diberi nikmat oleh Allah.

    Hidup penuh rasa syukur.

    Subhanallah.

    Seburuk apapun, tetep masih sukur Allah masih mau kasih oksigen. Kita bisa nafas. Daripada disiksa seperti yahudi, hayo?

    Memang, komentar saya ini dan sdr anon itu sama-sama OOT. Sedikitpun tidak ada hubungan sama topik yang sedang diangkat. Kami ikhlas lilahita'ala hanya ingin menyadarkan Anda agar kembali pada jalan yang lurus, dan berhenti mengusili Allah.

    wasswarwab

    ReplyDelete
  6. Good points. Ijin share yah Gan... :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Wanna lash The Bitch?

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Belahan Dada, Anyone?