Fuckin' Perfect
To all of my dear girl friends…
Lo pernah ngaca sambil telanjang? Coba deh sekali-sekali. Lo bakal liat bentuk tetek lo yang kiri dan kanannya nggak sama, menggantung alih-alih mencuat melawan gravitasi. Kulit yang warnanya nggak rata dari sananya. Rambut halus yang bikin badan lo terlihat gelap. Selulit di paha. Tambahan lemak di perut. Glandula mamae berlebih menggelambir di lipatan ketek… Lo akan lihat banyak sekali kejelekan dan cacat yang nggak keliatan orang lain karena tertutup kutang dan pakaian keren yang lu kejar diskonannya.
Tapi siapa yang bilang lo jelek? Siapa bilang badan lo cacat? Siapa yang menyeragamkan bentuk tubuh mana yang bagus dan mana yang nggak bagus? Mata siapa yang berusaha lu tipu?
Sebagai perempuan, tubuh kita bukan milik kita sendiri. Ada aturan yang mengekang kita harus pakai apa di mana. Misalnya, nggak mungkin kita pake hot pants dan tanktop di acara pengajian, atau backless dress ke pasar. Kita masih punya pandangan kalo pakaian perempuan harus menutup sebagian besar kulit supaya nggak dicap lonte atau binal penggoda iman lelaki--meskipun yang sering kena pelecehan justru yang tertutup. But that's the way it is.
Tapi orang juga bisa ngeliat lo sebelah mata karena lo kelebihan berat badan. Lu mungkin juga dianggap enteng karena penampilan lu nggak keren atau kurang modis. Akibatnya lu mungkin bakal terobsesi sama kesempurnaan, workout mati-matian demi bisep sekeren Agnes Monica atau perut rata kayak Venna Melinda (eh, tu orang masih idup kan?). Dan lo mungkin akan membenci bentuk tubuh lu sendiri karena nggak sesuai dengan perempuan-perempuan di televisi. Atau karena cowok gebetan lo lebih suka cekikikan sama cewek lencir berambut lurus-panjang dengan leher jenjang, bukan sama lo yang semua kebalikannya.
Tapi gue kasih tau: elu adalah apa yang lu lakukan, BUKAN apa yang dibilang orang, BUKAN apa yang lo katakan, BUKAN apa yang lo kenakan.
Dan gue suka kesel sama penyanyi-penyanyi yang teriak-teriak tentang "you are beautiful" menampillan rekan sesama bervagina yang gendut, yang anorexia, yang jerawatan, yang kakinya panjang sebelah atau giginya maju atau kacamatanya setebel pantat botol di video klip mereka, sementara perut mereka kotak-kotak, susu mereka kenyal-padat-mengkal, tungkai mereka seperti belalang dan rambut mereka lurus sempurna. What the fuck?! They're not standing in your shoes. Gue yang ada di pihak kalian, wahai itik-itik (yang dianggap) buruk rupa! Gue yang kelebihan berat badan. Gue yang sempat nggak berani liat tampilan tubuh telanjang gue sendiri di cermin. Gue yang sempat ditolak cowok karena jari gue kurang. Dan gue berani bilang kalo gue sempurna. Apapun yang ada di badan gue adalah kulminasi evolusi paling pungkas untuk gue bertahan hidup saat ini. Sama sempurnanya kayak elo. Kayak mbak-mbak yang juga berasa sempurna sehabis operasi mancungin idung atau nyumpel nenen pake silikon. Dan kesempurnaan versi gue nggak perlu biaya mahal banget, tentunya.
Tapi what the fuck juga lah. Mereka mungkin sama kayak gue, kayak elu. Kita selalu punya monster pribadi yang menghantui kita setiap hari, yang kalo kita cermati ternyata cuma ketakutan kita pada bayangan sendiri. Kita mungkin nggak siap untuk bisa jujur pada diri, untuk nerima kenyataan dan berkata pada hati "ini gue, suka atau nggak, kita bakal sama-sama sampai mati." Kita perlu ngalahin monster sialan yang nggak keliatan itu sendirian. Our own private battle.
Dan gue bilangin ya, kalo ada orang yang berani bilang di depan muka lu "elu nggak cantik, kurang langsing, kurang tirus, mata lu kurang lebar, idung lu kurang mbangir, alis lu kurang tebel," endeswai endesbrai, tonjok aja. Karena nggak ada seorang pun yang punya hak buat bilang itu ke elu.
You are fuckin' perfect.
Lo pernah ngaca sambil telanjang? Coba deh sekali-sekali. Lo bakal liat bentuk tetek lo yang kiri dan kanannya nggak sama, menggantung alih-alih mencuat melawan gravitasi. Kulit yang warnanya nggak rata dari sananya. Rambut halus yang bikin badan lo terlihat gelap. Selulit di paha. Tambahan lemak di perut. Glandula mamae berlebih menggelambir di lipatan ketek… Lo akan lihat banyak sekali kejelekan dan cacat yang nggak keliatan orang lain karena tertutup kutang dan pakaian keren yang lu kejar diskonannya.
Tapi siapa yang bilang lo jelek? Siapa bilang badan lo cacat? Siapa yang menyeragamkan bentuk tubuh mana yang bagus dan mana yang nggak bagus? Mata siapa yang berusaha lu tipu?
Sebagai perempuan, tubuh kita bukan milik kita sendiri. Ada aturan yang mengekang kita harus pakai apa di mana. Misalnya, nggak mungkin kita pake hot pants dan tanktop di acara pengajian, atau backless dress ke pasar. Kita masih punya pandangan kalo pakaian perempuan harus menutup sebagian besar kulit supaya nggak dicap lonte atau binal penggoda iman lelaki--meskipun yang sering kena pelecehan justru yang tertutup. But that's the way it is.
Tapi orang juga bisa ngeliat lo sebelah mata karena lo kelebihan berat badan. Lu mungkin juga dianggap enteng karena penampilan lu nggak keren atau kurang modis. Akibatnya lu mungkin bakal terobsesi sama kesempurnaan, workout mati-matian demi bisep sekeren Agnes Monica atau perut rata kayak Venna Melinda (eh, tu orang masih idup kan?). Dan lo mungkin akan membenci bentuk tubuh lu sendiri karena nggak sesuai dengan perempuan-perempuan di televisi. Atau karena cowok gebetan lo lebih suka cekikikan sama cewek lencir berambut lurus-panjang dengan leher jenjang, bukan sama lo yang semua kebalikannya.
Tapi gue kasih tau: elu adalah apa yang lu lakukan, BUKAN apa yang dibilang orang, BUKAN apa yang lo katakan, BUKAN apa yang lo kenakan.
Dan gue suka kesel sama penyanyi-penyanyi yang teriak-teriak tentang "you are beautiful" menampillan rekan sesama bervagina yang gendut, yang anorexia, yang jerawatan, yang kakinya panjang sebelah atau giginya maju atau kacamatanya setebel pantat botol di video klip mereka, sementara perut mereka kotak-kotak, susu mereka kenyal-padat-mengkal, tungkai mereka seperti belalang dan rambut mereka lurus sempurna. What the fuck?! They're not standing in your shoes. Gue yang ada di pihak kalian, wahai itik-itik (yang dianggap) buruk rupa! Gue yang kelebihan berat badan. Gue yang sempat nggak berani liat tampilan tubuh telanjang gue sendiri di cermin. Gue yang sempat ditolak cowok karena jari gue kurang. Dan gue berani bilang kalo gue sempurna. Apapun yang ada di badan gue adalah kulminasi evolusi paling pungkas untuk gue bertahan hidup saat ini. Sama sempurnanya kayak elo. Kayak mbak-mbak yang juga berasa sempurna sehabis operasi mancungin idung atau nyumpel nenen pake silikon. Dan kesempurnaan versi gue nggak perlu biaya mahal banget, tentunya.
Tapi what the fuck juga lah. Mereka mungkin sama kayak gue, kayak elu. Kita selalu punya monster pribadi yang menghantui kita setiap hari, yang kalo kita cermati ternyata cuma ketakutan kita pada bayangan sendiri. Kita mungkin nggak siap untuk bisa jujur pada diri, untuk nerima kenyataan dan berkata pada hati "ini gue, suka atau nggak, kita bakal sama-sama sampai mati." Kita perlu ngalahin monster sialan yang nggak keliatan itu sendirian. Our own private battle.
Dan gue bilangin ya, kalo ada orang yang berani bilang di depan muka lu "elu nggak cantik, kurang langsing, kurang tirus, mata lu kurang lebar, idung lu kurang mbangir, alis lu kurang tebel," endeswai endesbrai, tonjok aja. Karena nggak ada seorang pun yang punya hak buat bilang itu ke elu.
You are fuckin' perfect.
Kalo gue sering dibilangin "Elo gendut banget le!!!" :))
ReplyDeletesama suka diomelin bokap gue. Diomelin gara2 gendut tapi gaya ngomelnya lebay kayak gue abis hamil di luar nikah.
Tapi gimana ya, pengen kurus sih, tapi masalahnya gue lebih doyan makan pit.
Sayang aja kalo nggak menikmati makanan enak cm gara2 pengen kurus....
Hidup Pito... !
ReplyDeleteGw cowo bertitit. Dulu paling takut ngaca kalo lama ga cukur kumis atau ketek. (Kalo jembut tetep rajin).
ReplyDeleteMakin lama ga cukur, makin takut ngaca.
Biasanya terpaksa berani ngaca kalo tante burjo sudah komentar nyelentit. Atau kadang kalau udah susah tidur karena tersedak bau ketek sendiri. Dan di cermin selalunya muncul sosok ghaib kayak yang sejak lahir udah terdampar di planet gimbal.
Gw juga malu ngaca karena minder sama ukuran titit gw yang cuma 12-13 cm dan kalo dipake serius ga sampe 5 menit udah muntah-muntah. Apalagi kalo gaulnya sama cewe-cewe alim bertakwa yang yakin kalo ukuran titit normal itu segede di film bokep atau minimal segede titit para ikhwan eksportir agama.
Gw juga takut ngaca karena karena penghasilan gw yang belum serata gaji PNS, atau segede income koruptor. Padahal jaman sekarang duit itu penting banget buat cowo yang pengen menghamili sebanyak-banyaknya anak orang.
Jadi, kembali soal gembrooot *lho*
Gw juga ga suka tuh.
Bukan karena jelek atau berbahaya banget kalau "woman on top", tapi karena memang tidak sehat.
Gemuk atau chubby dikit ga masalah, tapi kalo sampai obesssitasss? Silakan tanya semua dukun dan ulama di seluruh penjuru negeri, semua akan sepakat kalo itu berat dan ga sehat.
kalo kata Tante Pink, "so raise your glass if you are wrong in all the right ways, all my underdogs!"
ReplyDelete*angkat mug isi kopi*
saya kurus kerempeng dan dada rata tapi saya menyukai apa yang saya punya karena saya bisa menikmati sehatnya tubuh saya, mudahnya saya bernapas dan bisa ngeblog setiap harinya. Menjalani kehidupan seperti yang saya bayangkan selama ini. Tidak muluk-muluk dan saya rasa saya cukup berbahagia dengan apa yang saya punya dan akan saya miliki sampai mati :)
ReplyDeletesalam kenal sebelumnya :D
kenalan sama mas tampon itu, mbak. biar dia ga minderan lagi. hihi.
ReplyDeletehola, mbak hani =D
I never give a shit for what people though bout me :)
ReplyDeleteSebodo aja, orang mau bilang apa.
Klo gw pribadi intinya gini, klo gw ngerasa chassing luar gw gak yahuud, berarti bagian dalam yang lebih harus gw benahi (bukan berarti lupain tampilan luar yo!) :D
Inner, attitude, bakal bikin lebih glow dibanding tampilan fisik semata. Tampilan fisik bisa tahan sampai kapan sih? emang ada yang jamin apa dua jam bahkan beberapa menit ke depan masih semlohay *halaagh...
siapa tahu dengan gak sengaja ada yang lempar air keras ke muka lw. bersiaplah hey ladies untuk (segala kemungkinan) tidak Perfect lagi!
(=
ReplyDeleteim ugly, but im different
ReplyDeleterite on, sista!
ReplyDelete