The Beginning

Malam minggu ini saya habiskan dengan memaksa dua belas cowok lucu-baik-asik-tapi-dekil untuk mengernyit di depan selembar kertas berisi empat cerita singkat berbahasa Inggris. Mereka kawan belajar saya di SERRUM Saturday English Class dan diadakan untuk pertama kali, malam ini. Kebetulan, saya yang harus transfer apa yang saya tau tentang Bahasa Inggris, dan mereka yang jadi korban. Begitulah.

Kelas kami mengambil tempat di galeri pameran. Papan tulis putih digantung menutupi salah satu dinding tempat komik-komik Eko ditempel. Kursi dan meja disusun membentuk hurup U bersudut yang terbuka menghadap saya. Dan kami pun mulai belajar jam setengah delapan dari jadwal jam empat sore. Sungguh tipikal kelas saya, ngaret! Haha!

Bukannya saya nggak setia sama BHI English Club atau anak-anak jalanan di SALUD dan membelot ke SERRUM. Sama sekali bukan. BHI English Club sedang hiatus dan program di SALUD kebetulan sudah selesai (meskipun laporannya belum juga saya bikin. Maap ya Bang.. Gun... =P).

Tadinya, saya agak-agak khawatir tentang kelas ini. Saya nggak yakin bisa transfer ilmu secara baik dan benar. Yang bakalan saya ajarin itu guru-guru seni rupa dan mereka punya akta empat, for fuck's sake! Sementara saya cuma bisa ngomyang di depan kelas dengan common sense sebagai panduan dan pengalaman saya sebagai murid menjadi acuan saya pribadi.

Saya memang sering ketakutan dengan apa yang belum tentu terjadi. Kekhawatiran nggak perlu, menurut teman saya. Dan ternyata semua ketakutan saya yang nggak bisa transfer informasi, gagap di depan kelas, keringetan nggak berenti, memang sama sekali tidak terjadi. Karena mereka santai, saya pede cuap-cuap dan berdiri di antara papan tulis dan jejeran bangku-kursi. Dan karena secangkir kopi Black King tanpa gula yang nendang banget--dan resepnya amat sangat dirahasiakan seperti garis darah Yesus--itu saya mendapatkan kesadaran saya kembali.

Terimakasih. Kalian luar biasa (=

ps: gambar diambil dari salah satu karya Eko S Bimantara, komikus yang bikin KRL kocak itu. diperagakan oleh model. hihi.

Comments

  1. wakkaka... salut ama pito dech....

    tapi aq ga bisa mbayangke wajahe muridte antara wedi mbek ngelu....

    *ngilang selak dibalang*

    ReplyDelete
  2. Saya memang sering ketakutan dengan apa yang belum tentu terjadi.<<< sama sekali ngga nyangka Pito bisa ketakutan gitu. Padanganku Pito selalu bersemangat!

    EM

    ReplyDelete
  3. Kingking
    tuh kan, ngingking lagi =P

    Nte Em
    well, i'm still human lah nteee..

    ReplyDelete
  4. Anonymous11:38 AM

    ah...gue melwatkan momen pito takuttt...tapi gue berhasil mencapture momen "berkaca-kaca" pito...hhuhuy.....PITO emang HUMAN..!!!

    ReplyDelete
  5. it was something in my eyes :P

    ReplyDelete
  6. Anonymous12:11 PM

    something ?? hehehe...i bet it's something wet.. eyes watering..

    ReplyDelete
  7. Membayangkan setting guru English lengkap dengan pecutnya

    *ah munkin imajinasi saya yang terlalu berlebih*

    Rrr.. Human?

    ReplyDelete
  8. jadi sblmnya suka gagap dan keringetan di depan kelas ya pit? huehe.. semangat lah! :D

    ReplyDelete
  9. Saya nyasar kesini dari link yang dibuat Mas Aris esensi , kayaknya seru juga bisa kenalan sama wanita yang suaranya membuat beliaunya lebih memilih diam daripada menjawab untuk mendengar sebuah suara.

    SALAM

    ReplyDelete

Post a Comment

Wanna lash The Bitch?

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Story of Women