Mission: Saturday Nite Date

It was quite fun meeting someone as antisocial as I am. Apalagi kalo manusianya itu sangat, sangat gentleman-like. It's been centuries that I hadn't been treated like a lady. Halah!

Sebenernya saya sih yang semena-mena menyebut ketemuan kami sebagai date. ("Oke, kita ketemuan disini, jam segini, tanggal segini. Deal? Done. It's a date! Haha!" *nyengir iblis*) Padahal ya biasa-biasa aja. Makan gorengan dan es krim ampe kenyang tanpa terhalang radang tenggorok yang sudah melindap tiga hari, lalu pindah tongkrongan, icip-icip 'madu bersoda' di TIM yang kalo kebanyakan diminum bisa tepar ampe jackpot dan merokok hampir sebungkus. Lagi-lagi tanpa mempedulikan tenggorokan laknat saya. Cuma segitu aja. Padahal The Yogi sedang menunggu hanya beberapa meter dari tempat saya berdiam, ingin berusaha memperbaiki kondisi kesehatan saya sebisanya sambil genjrang-genjreng di tempat teman lamanya yang kebetulan tinggal dekat saya (Pempek Pak Raden - Jl Dwijaya cuma 200 meter padahal).

Tapi kami membicarakan (hampir) semuanya; tentang esensi menjadi manusia, standar nilai saya dan dia, bagaimana menghadapi hidup, pekerjaan dan lingkungan, dan bertarung dengan diri sendiri. Tapi penuh ketawa-ketawa. Untuk seorang yang antisosial, dia adalah manusia ramah. Dan amat sangat cerdas serta kalem.

Yang bikin saya tercengang adalah dia amat sangat mengenal saya lewat kata-kata yang saya tumpahkan di halaman bermain saya ini. Dan dia ingat! Saya pikir saya sudah siap lahir-batin ketika saya memutuskan untuk mem-broadcast sedikit kehidupan saya di tempat ini. Tapi yah... tergeblek-geblek juga jadinya ketika saya tau bahwa si abang itu bahkan mengerti betul entri saya 3 bulan yang lalu. Dia bisa langsung menyebut dengan tepat teman-teman saya yang tidak satu komunitas dengannya tapi pernah saya singgung di beberapa posting. Dia seperti menyelami perasaan saya dengan Si Maz dulu. Semacam kaget juga saya. Tapi tetap menyenangkan kok.

Nggak papa, Bang. Saya tersanjung kamu mengenal saya sebegitu dalam meski cuma lewat makian. Dan saya masih gugup dipuji karena saya terbiasa dipisuhi. Kapanpun kamu perlu teman, mari kita nongkrong-nongkrong lagi dan bicara tentang bagaimana mencoba menjalani hidup masing-masing dengan keluar dari zona aman secara bahagia (=


ps: Hey, KAMU!!! Jangan nge-gem dan malas terus! Kerjakan PR sekarang!!! Haha! (Saya tau kamu bakal baca posting ini dan ketawa-ketawa juga. Bwek!)

Comments

  1. wakaka.. :))
    lo udah bisa tertawa rupanya?
    tuluskah?
    semoga.. :))

    ReplyDelete
  2. eh bikin madu soda kayak gimana tuh?

    ReplyDelete
  3. Anonymous9:47 AM

    kawan. selalu meyenangkan ketemu ( ngedate, eh?) mereka. gak peduli kenal di mana, asal klik, asik2 ajaaa...

    ReplyDelete
  4. Anonymous8:44 PM

    antisosial tapi jentelmen?

    wah, kontradiktif. :P

    ReplyDelete

Post a Comment

Wanna lash The Bitch?

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Story of Women