The Cute Little Thing We Called FACEBOOK
WARNING : beberapa baris dari tulisan ini mungkin amat sangat tidak pantas untuk pembaca yang belum dewasa secara hukum—atau mereka yang bangkotan namun memiliki pemikiran setara ABG labil. Saya membebaskan Anda menyalin dan menyebarkan muntahan ini jika Anda terlalu gatal menjadi pewarta, tapi KENALI AUDIENS ANDA . Buatlah revisi seperlunya. Saya mau liat, sejago apa Anda jadi corong saya. Ketika mengetikkan ini, saya sedang mendengarkan KoRn réngéng-réngéng tentang Little Dead Girl , penyembuh terakhir berwujud kematian kecil, ujung persenggamaan bersalut cinta karena it’s true, what they say fucking for love might be the last legal drug . Ini diambil dari istilah Perancis, la petite mort, karena orang sana merasa ‘mati’ sejenak ketika kontraksi otot genital tiga detik tercapai. Sama halnya dengan berbagai update status di Facebook, ruang maha publik dimana orang bebas mendapat dan memberi perhatian pada akun siapa saja—dan orgasme eksistensi karenanya—dengan kata-kata kotor seka