Attitude, Anyone?
Courtesy of Lugu Gumilar , disedot pas orangnya lagi makan di seberang meja Hidup bukan sekadar menunggu badai reda, tapi tentang bagaimana menikmati berdansa di bawah hujan - Anonim Duluuu sekali ternyata saya pernah “mencela” teman perempuan yang—menurut saya—cantik, bohay, wangi, menarik dan bobokable. Sempat saya berpikir jika saya diberkahi dengan bentuk bodi mematikan—eh, koreksi, menggiurkan—seperti itu pasti saya akan jauh lebih bitchy dari sekarang dan saya pasti punya lebih banyak piaraan mas-mas baik yang tunduk di bawah kaki saya. Tapi tenyata mentalnya cemen. Cuma segitu aja. Kejadian deh sebaliknya: alih-alih membuat lelaki bertekuk lutut di sudut kerlingnya, dia malah terkuple-kuple mengemis perhatian cowok chauvinis abis yang melumpuhkan fungsinya sebagai manusia karena kemana-mana diantar-jemput, makan dibeliin, cuma cebok aja yang nggak dicebokin. But, hey… mungkin dia senang dibegitukan. Merasa jadi perempuan utama yang berada di daftar teratas prioritas lela