Catatan 2: Achievement, Anyone?
Friendship is like Darwin’s theory, anyway. It sorts out, adapts, evolves. And only the fittest survives. Halo, Pit! Apa kabar? Halo juga, Mas! Kabar baik… masih gendut. Haha! (tertawa getir) Kalo itu sih nasib, Pit. Udah nggak bisa diubah. Suratan takdir! (tepuk-tepuk punggung) Oke… jadi, kita wawancara kan? Emang gue punya pilihan lain? (muka memelas) Ya udah. Pertanyaan pertama: umur segini, pencapaian lu apa? Buset! Langsung digertak gini gue! Haha! Pertanyaan lu nggak ada yang lebih gampang?! Udah, jawab aja… Ummm… (elus-elus dagu) Kalo untuk diri sendiri, gue bisa bilang kalo hidup gue tercukupkan. Pencapaian gue udah puncak, setidaknya untuk sekarang. Gue punya keluarga kandung yang—meskipun nggak sempurna—lumayan bahagia, berkecukupan meskipun hanya buat diri sendiri, dan masih bisa berbagi meski sedikit. Gue punya tempat nongkrong nyaman dan keluarga sambung meskipun di tempat baru, yaitu orang-orang yang bisa gue sebut teman. Mereka baik, bahkan sampe ada ...