Posts

Showing posts from December, 2013

Karena Klien adalah TUHAN!

Image
Screenshot dari sini None are more hopelessly enslaved than those who falsely believe they are free Johann Wolfgang von Goethe Berita hari ini bikin saya relapse, mengenang lagi masa-masa jadi Supporting PR khusus media monitoring di sebuah agensi kecil di pojokan Jakarta Selatan. Lembur? Oh, everyday is lembur day. Seminggu pertama saya bekerja, saya sudah harus pulang jam 4 pagi karena approval klien untuk launching besok pagi baru masuk pukul 8 malam. Lalu berlembar-lembar media kit yang harus saya terjemahkan (karena klien adalah perusahaan IT multinasional), dan berbaris-baris kolom excel menyusul sebagai laporan post-event. Belum lagi berbagai report berkala dan tematik. Dan jangan tanya berapa rim kertas kami habiskan dalam setahun untuk monthly report bagi 3 divisi berbeda. Bagus lah semua didigitalkan dalam keping cakram data. Peraturan kantor bagi saya agak dilonggarkan, sih. Karena nggak ketemu klien, saya boleh bercelana pendek, kaos oblong dan sandal jepit. Itu

Hello Again, 15!

Image
Gambar nyomot dari Wiki You'll know your true friends not at your shiniest moments but at your darkest times.  Cherish them Jadi, hampir semingguan ini saya invalid. Nggak bisa keluar beli makan, nggak bisa klabing (klayapan bingung) pake motor. Nggak bisa nongkrong atau ngopi-ngopi unyuk di mana kek gitu. Semua gara-gara koreng yang pas terletak di tempat-tempat strategis, yang ketekuk sedikit aja sakitnya tembus sampai ke anus. Di email resign dari tempat kerja akhir November lalu saya bilang kalau saya sudah kewalahan menjalankan kehidupan ganda, antara jadi manusia biasa dan jadi superhero. Akhirnya saya harus memilih, dan pilihan jatuh pada superhero. Selasa malam kemarin itu adalah salah satu prasyarat yang harus saya tempuh untuk mendapatkan superpower, yaitu mengadu muka dan kaki ke aspal. Ternyata saya lupa mengakifkan kemampuan itu. Jadinya ya nyonyorlah dagu dan betis kanan dan perut kiri dan kedua tangan. Hanya kaki kiri saya saja yang mulus tanpa luka. Ta

Chik!

Image
Dicomot dari akun @chikadjati pas lagi pamer foto kecil dengan baju adat Hey, Chik! Kamu tahu lah, aku nggak percaya hidup setelah mati dan surga dan neraka dan reinkarnasi. Semua susah dan senang terjadi karena semesta mencari imbang, ditimpakan ke manusia sesuai dengan keapesan dan keberuntungan masing-masing. Jadi, gimanapun, aku tahu kamu juga nggak akan bisa baca ini. Tapi aku mendadak kangen kamu, Chik. Aku kangen malam-malam kita "berkelana" menjelajah Jakarta dan pulang naik Metromini. Kangen masa-masa ngobrol panjang tentang cowok insecure, ADHD, kenangan, dan jalan-jalan. Kangen menyesap Bailey's oleh-olehmu, atau ngobrol bareng  Mas Aji sambil kita ngenyék-ngenyék  OCD-nya  Mas Marto . Kangen bantuin kamu wawancara anak-anak pesantren buat dapetin short course ke Amrik (dan pertanyaan konyolku di malam sebelum hari H, "gue nggak mesti pake jilbab, kan?"). Dan aku ngetik ini di tengah kesengganganku untuk sembuh sambil  néthél koreng di d

Judging A(n Ex-)Friend

A friend will help you move. A good friend will help you move a dead body. - Anonymous Di suatu hari yang apes karena ditinggal (orang yang saya kira) sahabat, seorang bajingan lain bilang begini: Nggak ada yang namanya teman baik, yang ada hanyalah orang yang punya kebutuhan atas eksistensimu. Menyakitkan untuk didengar, sebagaimana semua kebenaran adalah menyakitkan. Lebih menyakitkan lagi ketika suatu hari salah seorang ibu (yang saya tunjuk semena-mena sebagai Emak), orangtua tunggal yang sejak anaknya bayi babak bundas mengangkat harkat keluarga sendiri tanpa bantuan pasangan, jatuh bangun membagi 24 jam waktunya antara putri semata wayang, pekerjaan, dan kehidupan pribadi, menelepon saya, bercerita, dan menyimpulkan: “Gue udah nggak tau mesti percaya ke siapa lagi. Gue kirain dia temen gue…” Saya juga mengira dia teman saya, yang ketika saya kenalkan pada si “emak” adalah anak rantau jauh dari pulau tempat ibu-bapaknya berada. Saya abai pada masa lalunya yang syahd