Posts

Showing posts from October, 2012

W O R D S

Image
Gambar diambil dari sini . Kenal Lolo Ferrari ? Dia mendiang, pemilik nenen terbesar di dunia menurut Guinness Book of World Records versi Perancis. Tumbuh sebagai gadis cerdas dan cantik ternyata tidak membuat hidupnya berhasil, apalagi bahagia. Ibunya punya mulut yang jahat sekali. Lolo kecil yang manis sedari kecil selalu "dituduh" sebagai bocah bodoh dan jelek, yang nanti hanya akan berguna sebagai tukang mengosongkan pispot. Saya membayangkan menjadi Lolo (bahasa slang Perancis untuk menyebut payudara), menatap citra diri sebagai anak lusuh dan menyakitkan dipandang mata, tidak berguna, dan jadi beban hanya karena IBUNYA YANG BILANG BEGITU. Saya juga membayangkan menjadi sang ibu. Memiliki suami yang tingkat chauvinisnya kebangetan, terang-terangan selingkuh di depan mata sementara dirinya harus repot mengasuh empat anak sendirian tanpa bisa berbuat apa-apa. Walhasil, dengan ketidakberdayaan seperti itu, hanya anak-anaklah tempatnya melampiaskan kekecewaan. Anak

Kurban, Anyone?

Image
Gambar diambil dari sini . Semua ini gara-gara ada anak yang terlalu nakal sampai bapaknya ingin menyembelih… - Kakek Botak Penggerutu yang keberisikan akibat TOA masjid bertakbir keras-keras tanpa henti Halo! Sudah habis berapa tusuk sate kambing dan berapa mangkuk gulai sapi? Sudah cek kadar kolestrol? Atau sudah terlanjur pusing di bagian belakang kepala dan tepar nggak bisa ngapa-ngapain? Kalau belum, mari saya bikin pusing sedikit. Jadi ini sebenarnya kegelisahan saya setiap Idul Adha menjelang. Saya terganggu dengan tontonan brutal di lapangan-lapangan masjid berupa penyembelihan hewan kurban. Waktu saya kecil dulu saya pernah disuruh—entah Budhe atau Pakdhe, saya lupa—ikutan nonton juga. Walhasil saya nggak berani tidur malamnya karena masih terbayang mata—yang menurut saya—sedih para embek dan sapi yang menanti ajal di pisau jagal. Atas nama simbol bagi ritual agama. Kemarin sembari takbir berkumandang di masjid dekat rumah Bu Anggi saya lihat ada salah seorang y

About Time, About Life

Life is life, fight for it…  Sesiangan sampai malam kemarin ada berita hoax tapi manis yang menuduh saya berulangtahun. Saya sih cengar-cengir aja. Itu hoax ulangtahun kelima dalam setahun ini, dan sebagaimana hoax pada umumnya, nggak ada satu pun yang benar. Saya jadi ingat paket berisi kaos yang saya kirim ke seorang sahabat. Dia bertanya-tanya sendiri karena tumben-tumbenan saya ngasih dia sesuatu. Wong biasanya dia terus kok. "What was that for?" suaranya terdengar bingung di telepon. "Consider it a late birthday present. Waaay too late," jawab saya. Ya gimana nggak telat, wong ultahnya Mei tapi saya baru ngasihnya Oktober! Haha! "But I didn't do birthday anymore since last year," sahutnya. Saya tertawa. "But why?" tanya saya lebih lanjut. "I want to freeze the time…" Jawabannya membuat saya ngakak jaya. Memangnya dia siapa bisa membekukan waktu? Tapi gara-gara hoax kemarin itu saya seperti dipaksa untuk mikir

Oh, Jakarta!

Image
Gambar diambil dari sini . Ini Jakarta, kata lain untuk Necropolis, tempat bersemayam manusia-manusia tanpa hati dan tanpa kemauan berpikir… Saya mau cerita tentang beberapa minggu lalu di Pasar Rebo… Awalnya adalah ajakan "kencan" bapak beranak satu di sudut Bogor. Karena saya buta daerah situ, ya saya ajak "pemandu pribadi" saya yang hampir seumurhidup bermukim di Ciawi. Setiba kami di sana, kami cekikikan seru sekaligus takjub melihat bayi lelaki umur tujuh bulan sedang berenang di kolam plastik. Nggak berasa sudah malam. Menembus gerimis saya diantar ke Baranangsiang sama Mas Pemandu merangkap ojek. Fuck! Bus AC ke Lebak Bulus atau ke mana pun sudah nggak ada. Walhasil naik yang bukan AC. Sudah jam sembilan lebih, saya agak khawatir. Bukan apa-apa, saya agak-agak parno dengan angkutan publik yang nggak familiar. Udah sering ngalamin mulai dari yang digrépé, diajak ngobrol mesum, sampai dicopet. Tapi sebagai perempuan mandiri (cieee…) ya saya harus be

Revenge, Anyone?

Image
Gambar diambil dari sini . Living well (and happy, for sure) is the best revenge  - George Herbert (1593-1633), an English poet, orator, and an Anglican priest. Dalam risalah Muhammad SAW dikisahkan betapa tabah manusia pilihan itu menerima lemparan kotoran di wajah. Dalam kisah Katolik pun diceritakan betapa Yesus bersabar memberi pipi kirinya saat yang sebelah kanan ditampar. Hampir selalu kedua dongeng ini didengungkan ketika berhadapan dengan orang meyimpan dendam, seakan menjadi manusia dengan kestabilan emosi luarbiasa semudah contong ini memaki “ fuck you! ”. Sini saya beritahu: kamu nggak harus begitu. Sebagai manusia biasa sekaligus perwujudan hasil evolusi terbaik dan paling pungkas, kita punya yang namanya mekanisme pertahanan diri ( self-defense mechanism ). Nggak hanya berupa bunyi berisik dalam perut saat lapar atau reflek menarik tangan dari panci panas yang sangat fisiologis, secara psikologis pun kita punya mekanisme tersebut. Beberapa luka mental dihas

Tentang Ibu Lagi

Image
Anakmu bukan milikmu Mereka putra-putri yang rindu pada diri sendiri Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau, Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu. Berikan mereka kasihsayangmu, tapi Jangan sodorkan bentuk pikiranmu, Sebab mereka punya alam pikiran tersendiri. Patut kau berikan rumah bagi raganya, Tapi tidak untuk jiwanya, Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, Yang tiada dapat kau kunjungi meskipun dalam impian. Kau boleh berusaha menyerupai mereka, Namun jangan membuat mereka menyerupaimu. Sebab kehidupan tak pernah berjalan mundur, Pun tidak tenggelam di masa lampau. Kaulah busur, dan anak-anakmu  Adalah panah yang meluncur… - Kahlil Gibran Waktu ngetik ini saya sedang kenyang jiwa-raga. Pagi saya terbuat dari tidur nyenyak semalam, nasi goreng bikinan Bu Anggi berbasuh teh manis panas buatan Babab. Sebagai anak jarang pulang dan ( keukeuh ) tinggal sendiri, hal-hal seperti itu yang terkadang bikin melankolor di kamar kos. Apalagi ka

Reminiscing: You

Image
picture taken from here In the beginning there was the word... (John 1:1) For the love of reading I drank down the words like there's no tomorrow, quenching the thirst I never felt existed.   For the love of scribing I wrote my presence, stroking each alphabet with the fervor of The Marquis writing his oubliette with his own feces. For the love of life I questioned the death, reasoning to the point of no answer, no evidence: just another question that I swallowed alone, quietly. For the love of death I chewed the sinful fruit of life where nothing is wrong and every thing's just right (even the Death herself who creeps under your skin, taking sure steps in each of our birthday). For the love of night I fornicate the day, making her pregnant with curses and blasphemies, sunup to sundown. For the love of day I wide awake in my sleepless nights, exonerating the ugly, engorging "I" into selfless absolution and wash away the pride when the first adzan s