Posts

Showing posts from June, 2012

Belahan Dada, Anyone?

Image
Gambar nemu di HDD Pektay, lupa ngunduh di mana. Tapi jelas bukan punya saya. Secret makes a woman, woman - Chris Vineyard/Vermouth dalam komik Detektif Conan Ah, perempuan. Rasanya tak habis membahas mahluk ini, baik sebagai ibu, manusia, maupun identitas pribadi. Sudah dari sononya ia indah dalam tiap lekuk, diapresiasi oleh lawan jenis dan sesamanya sendiri, yang tiap jengkal tubuhnya adalah milik umum, masyarakat, norma, agama, etika, dan bukan miliknya sendiri. Selalu menarik untuk dikulik, hidup perempuan itu. Dan akan lebih menarik lagi memandang dan membicarakan belahan dada. Awalnya adalah perayaan pembebasan tubuh perempuan di ranah internet lewat kompetisi #cleavageunite2 yang digagas @inemsipelayan. Jujur, saya suka. Saya penikmat dan pengagum tubuh. Dan saya bukan lesbian. Saya mengapresiasi tubuh perempuan yang sintal, montok dan empuk-kenyal sebagaimana saya mengapresiasi tubuh lelaki yang alot-liat, cenderung kasar dan berurat. Bukan apa-apa. Membent

Sunday (In)Sanity

Image
Kelihatan kan tatonya mas-mas yang buwanyak itu? Percaya sama saya, itu mas ganteng, bersih, terlihat sehat dan pintar. Dan sebagaimana manusia pada umumnya yang “nobody’s perfect”, sayangnya masnya itu nggak punya empati. Begitu pula jejeran lima lelaki lain yang duduk di barisan belakang bus Metromini 72 arah Blok M-Lebak Bulus itu. Menyedihkan. Karena nggak ada satu pun dari mereka yang mau angkat bokong merelakan kursinya untuk dua orang ibu tua yang naik dari pintu di dekat mereka duduk, yang jelas-jelas bungkuk, keriput, terombang-ambing seiring manuver supir meliuk-liuk sambil tangannya menggapai-gapai cari pegangan. Dan saya? Nggak ngasih duduk juga dong! Wong saya juga berdiri nggak dapet kursi. Oh, iya. Sebelum lanjut, saya mau kasih tahu aja. Saya akan judgmental abis di cerita-cerita saya nanti. Tahan ya, setidaknya sampai tulisan ini kelar. Terus, saya juga mau cerita tentang para gerombolan lelaki yang suatu pagi numpang nonton Euro 2012 di warung Eyang Kolonel S

Quo Vadis, Perokok?

Image
Gambar diambil dari sini Dan sesungguhnya, apa yang kau sebut kebebasan adalah mata rantai terkuat dari belenggumu    - Khalil Gibran on Freedom Pernah merhatiin iklan rokok? Sebagai mantan buruh pabrik topeng, saya tahu tuh gimana babak bundasnya bikin konsep iklan yang nggak boleh menampilkan produk. Catchphrase dan visual mesti kuat supaya bisa menginfiltrasi benak manusia-manusia yang nggak sadar disusupi pesan subliminal agar “tersihir” kemudian membeli. Misalnya, bagaimana mengesankan perokok sebagai individu keren, insan yang bebas, sahabat yang baik, suka bergotong-royong, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka, endeswai, endesbrai. Blah!   Kalau bandwidthmu berlebih dan kamu bisa nonton yang di atas itu, kamu bakal ngeh bahwa peraturan pemerintah sama sekali nggak mengatur gempuran industri rokok di tanah air. Banyak warung rokok bersebelahan dengan sekolah dan bocah-bocah berseragam bebas mengeteng rokok meskipun jelas-j