Love Song for the Dear Departed

Hey, Pejantan!

Saya tidak datang dengan cinta. Yang saya bawa adalah dendam pada para pembawa phallus di selangkangan, merupa kelamin, terpuja dalam pasangan lingga dan yoni di candi-candi, dan kemudian menjadi lambang pada menara-menara pencakar langit lengkap dengan sepasang skrotum dalam bentuk bangunan bersayap kanan-kiri.

Saya tidak datang dengan kasih. Yang saya bawa adalah nafsu pembalasan sebagaimana konon Hindun memekik lantang pada perang di Jazirah Arab dahulu, memburu sebongkah jiwa pembunuh ayah, abang, suami dan putra lalu tersenyum puas saat tangannya teralir darah dari sebuah jantung yang masih berdenyut, terenggut dari nganga pada dada sang mujahid.

Saya tidak datang dengan rela. Yang saya bawa adalah kesempatan licik memperdaya pikiran dimana kamu dapat saya tindas sesuka hati, membual tentang hal tak masuk akal, membenturkanmu pada ide-ide terliar, mengejewantahkan sundal dan binalnya sosok perempuan tanpa harus berpakaian ketat dengan tali G-string tersembul satu senti di atas pinggang jins hipster meski selarik kain menutup kepala hingga payudara.

Dan kamu membuat semua alasan saya bertambah kuat untuk tidak tunduk dan patuh. Terimakasih.

Teriring Jonathan Davis, Munky dan Fieldy pada sesayup adzan Subuh mengambang di udara pagi bercampur pengap asap dalam dunia kotak tiga kali tiga kali tiga.

Comments

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Belahan Dada, Anyone?