Posts

Showing posts from February, 2008

Disclaimer, Anyone?

Maafkan jika saya mengantui hidupmu yang nyaman tak tersentuh. Maafkan jika kamu ingin misuhi saya karena apa yang ada disini. Maafkan jika kamu tidak bisa orgasme spesifik di tempat ini. Kamu hanya orang yang berdiri di luar lingkaran. Ini ruang saya. Dunia saya. Dan saya bukan siapa-siapa. Jadi, nggak usah lah susah-susah ingin berteman. Saya cuma bikin kepala kamu pening nantinya. Saya banyak mengeluh, banyak mikir yang nggak penting, bersumbu sangat pendek, sering bengong, agak autis, dan rada agoraphobic. Oh, saya juga arogan. Saya nggak se-tough yang kamu pikirkan. Saya nggak berani masuk ke lift sendirian hanya untuk ke lantai tiga yang lamanya nggak sampe satu menit, karena saya merasa ke empat dinding logam itu semakin menyempit tiap detik. Saya nggak berani jalan di lorong sendirian lepas tengah malam karena saya selalu merasa dikuntit dan dipelototi para tak kasat mata meski terang seperti siang. Saya cuma berlagak pintar dengan mengutip sana-sini karena kebetulan banyak tem

This is A Hate Post

Yes, for most people, I am a bitch. A person that you could never get close to, a two-legged creature that speaks the same language yet you'll never understand, a body that emits unbearable heat pronounce as 'Dangerous: I Bite'. For the whole of my godamned fuckin' life, I knew this all along. Yes, I shouldn't have to shout to your ears just to get some attention from you about which parts of conversation you could utter and which one I forbid because you already know. You, that someone whom I call a friend of mine, someone who ask me to listen, someone who sit next to me with hands around my shoulders like old pals, someone who smilingly points his finger at me and say 'best friends'. But you just did it the other way around. I just couldn't fuckin' believe it. Yes, I don't like her for the unexplainable reasons I keep for myself. It's just we're not made of the same materials. Yes, I have issues around relationship and have enough of it

About Sexuality

Teman perempuan saya punya phobia terhadap penis. Bentuknya menyeramkan, katanya. Bikin ngilu. Visualisasinya mengenai penembusan hymen adalah teror tiada akhir teriring sakit seperti disilet karena 'barang' seperti itu harus menerabas liangnya yang imut. Saya nggak tau penjabarannya tentang silet itu setelah dia sering mendengar Genjer-genjer yang sering saya setel di pabrik atau bukan. Saya hanya ketawa dan mengingatkan bahwa dari liang imut itulah lima anaknya nanti--ini adalah doa berkedok kutukan--akan lahir dengan diameter kepala sepuluh senti. Saya juga mencuci otaknya tentang bagaimana lelaki dan perempuan bersenggama melalui anime dan manga berkategori ecchi ( Futari Ecchi rawks!). Dan menurut saya penyatuan dua tubuh menjadi satu jiwa melalui persebadanan yang didasari cinta adalah hal terindah dan paling alami. Entah itu lelaki-perempuan, lelaki-lelaki, maupun perempuan-perempuan (dan saya paling nggak terima dibilang indah jika yang berpasangan adalah perempuan-ku

The Iron Hearted Mid Maiden

Saya ngga bisa bergaul akrab dengan orang kaya, sebaik apapun mereka. Padahal saya percaya manusia adalah sama. Nggak, saya nggak benci mereka. Meskipun jumlah jari di sebelah tangan nggak genap mewakili teman-teman saya yang berpunya, mereka dekat dengan saya. Karena merekalah--setelah bertahun-tahun memendam murka pada yang hidup berkelimpahan--akhirnya saya sadar bahwa garis mereka yang mengharuskan seperti itu sementara yang lain miskin. As simple as that, yet, as hard to understand . Memang saya serba nanggung. Untuk disebut miskin, saya cukup sandang-pangan-papan (dan tembakau). Malah sekali-sekali bisa belanja lebih dari yang saya butuhkan. Atau nongkrong di kafe sambil bengong meskipun saya lebih suka jadi amateur self- bariste di kos, menyeduh kopi jagung yang dibawa nya untuk menemani malam yang sering tanpa tidur. Saya juga sering dolan ke mall berburu diskonan sepatu atau kutang bermerek, dua hal dari dunia kapitalis yang celakanya nggak bisa saya lepaskan. Namun dibilan

Membunuh Murai, Anyone? (Pt. 2)

Ya, ya, ya. Saya lagi sentimentol. Membaca nya seperti membawa saya kembali rebah hingga lelap di kursi kayu panjang bawah pohon beringin Soekarno (entah kenapa dinamakan begitu), sendiri, tengah hari, depan kantor BAAK, di belakang perpus kampus yang--menurut saya--paling teduh dan nyaman se-Negara Jogja Raya: UCLA. University of Catholic Lor- Ă© A tmajaya. Iya, saya ngaku. Dulu saya pernah sekolah dan--dengan bangga--Dancing Out ketika harus memilih antara survive dalam hidup atau ngotot dikurung dalam empat sekat beratap rapat (tapi berjendela banyak) diantara saya dan pepohonan di luar. Ya, ya, ya, saya kangen. Pada bapak-bapak pembawa wedhang yang rambutnya putih semua itu. Pak Parkir yang selalu ngotot mengira saya orang Batak. Mereka yang selalu ngumpul di Pantry tiap saya minta air pengisi gendul (dan dengan ramah menawarkan kopi dan penganan apapun yang ada di hadapan). Pak Pri penjual bakso di kantin yang mengira saya pecandu narkoba. Funky Miss Kat Pethan the Californian ya

Palenting, Anyone?

Image
Berikut adalah gojek kere saya menyambut hari Santo Valentine : Saya: Eh, selamet palenting yah! (salaman) Teman: (Garuk-garuk kepala) Lho? Sekarang kan baru tanggal 13 Februari. Felentain kan tanggal 14 Saya: Lha elu emang ikut palenting yang mana? Kalo yang Muhamadiyah ya sekarang. Tanggal 14 tuh palentingnya NU Teman: Ooo... (garuk-garuk kepala lagi) Kemaren pas tanggal palenting resmi (yang menurut saya palenting NU), saya dapet imel seperti ini... KENAPA VALENTINE HARUS 14 FEBRUARI? Valentine dirayakan setiap 14 Februari sesuai dengan arti kata Valentine Va berasal dari Fa yang merupakan urutan nada ke-4 dari solmisasi Do re mi fa. Jadi Fa disini menunjukkan 'empat'. Lent adalah bentuk ke tiga dari kata "Lend" yang dalam bahasa Inggris berarti meminjamkan atau dipinjam. Nahh... dalam pinjam meminjam harus ada unsur 'belas kasihan'. Maka Lent bisa diartikan sebagai 'belas'. Tine berasal dari kata asli twin yang artinya kembar. Kata kembar adal

Membunuh Murai, Anyone?

Image
Keberanian adalah saat kau tahu kau akan kalah sebelum memulai, tetapi kau tetap memulai dan kau merampungkannya, apapun yang terjadi. - Atticus to Jem in Harper Lee's To Kill A Mockingbird, Penerbit Qanita (Indonesian version) Saya percaya yang si om bilang that sometimes a book chooses the reader, not vice versa. Jaman masih khilaf dulu, terkurung empat dinding berjendela bernama 'ruang kelas', saya pernah skimming buku ini di Oret-oret Monyet , tapi ya itu aja. Karena kreditnya cuma satu dan buku yang harus dilaporkan amat sangat banyaknya, saya cuma baca demi kuota. Bukan karena keharusan atau pengen. Tapi setelah hidup saya memulai siklus baru , tiba-tiba saya dipinjemin buku ini dan saya baru 'liat' betapa memang saya perlu menjadi seperti Atticus di Jakarta ini agar mata saya nggak selalu memandang tampak luar, lebih percaya nurani, nguwongk Ă© , dan... yakin bahwa diam adalah emas. Dan saya harus lebih siap jadi 'asing' karena nurani tidak pernah tun

A Socking Weekend

Jumat Gaul dan nyeri di kepala makin jadi hingga tersisa dentum monoton. Entah kenapa sakit yang biasanya cuma sebelah itu merata di puncak kepala hingga agak ke belakang leher. Dan rasanya akan sangat kekanakan sekali jika 'sentilan' sedikit ini merusak malam ultah Pak Presiden Negara BHI Merdeka . Akhirnya saya dorong paksa tekanan di kepala itu, meski harus agak tercekik jika saya ngakak rada 'galak'. Gebleknya, si mas ini nggak mau tinggal diam. Berkat ilmu pijat yang dia selami di Bontang dulu, tangannya nggrathil mijet-mijet telapak tangan saya. Waktu saya mengangguk (sambil nyengir) ketika ditanya masih sakitkah kepala saya, dia mengancam. "Nanti kita selesaikan," katanya dengan muka sok serius. Dan... Bener aja! Sesampai kami di Rumah Singgah Tuna Wisma Khusus Malem Sabtu milik Menteri Keuangan , saya bener-bener dapet perawatan toe-to-head, literally . Pertama, telapak kaki saya dua-duanya di unyel-unyel , terus naek sampe ke betis bawah. Sakit, j

Untitled 0.6

Aku tahu kemana harus menunjuk jika seseorang bertanya kemana perginya dua bintang yang harusnya menggenapi terang langit malam ini Namun kupaksa lidah beku di depanmu Karena aku enggan kehilangan sepasang cahaya yang kusembunyikan di matamu (dan sungguh celaka mereka yang mencinta tetapi bungkam. seperti saya)

Yak Opo To Karepé?!

Image
Kenal muka itu? Artis sinetron blasteran. Baru berapa lama ini, konon, lagi 'mengulat' (istilah untuk naik daun). Karena saya miskin, nggak punya tipi dan nggak langganan tabloid infotainment, saya nggak tau adik kecil ini siapa. Tapi entah kenapa jagad maya rame banget ngomongin dia. Yang disini dan disini . Di tipi juga katanya nggak kalah rame. Sementara, menurut Menteri Keuangan Negara BHI Merdeka , yang banyak diliput media itu mestinya adalah hal yang paling krusial dan penting yang dihadapi sebuah negara. Mestinya dan harusnya sih gitu. Ternyata namanya Cincha Lawra, dan yang ngomongin dia serta yang ngomongin banjir jumlahnya cuma beda-beda tipis... ps. saya lebih suka kalo yg namanya Cincha Lawra itu adalah mahluk kecil berkaki empat yang dikempit mbaknya di ketiak. setidaknya dia lebih lucu , more inspiring , lebih fun diajak running dan lari-lari kecil dibandingkan dengan any boyfriend atau teman dekat manapun. Untuk sumber terwagu dan tergeblek, sila liat di

Longing

Image
Remembering that good ol' times. As always...

Encounter

Semua manusia terlahir unik dan beda, katamu. Dan mimpi mengubah wajah negeri, one person at a time, yang datang dari benak seorang perempuan lusuh, hitam, gendut, melulu berbau nikotin dan jalanan, mungkin terlalu muluk untuk sekedar dicerna. Apa? A rebel without a cause , sanggahmu? Baik, memang begitu adanya. Memang, saya berjuang keras untuk jadi merah di kota mayat bertopeng putih-pucat ini. Saya tegak dalam ketelanjangan muka tanpa tudung. Karena hanya dengan cara itu saya bertahan hidup. Sungguh sangat paradoks menyelami berbagai kejadian. Saya selalu yakin semua akan sangat proporsional saat saya berjarak. Denganmu, dia, mereka. Namun pemahaman akan datang ketika kamu 'menjadi' saya, dia, mereka. (Dan bagi saya, kamu hanya salah satu dari jutaan urban berhidup nyaman nan enggan tergoyahkan untuk turun membumi.) Ya, kita sama punya koreng membusuk yang berusaha kita tutup rapat layaknya aib--dengan cara apapun--karena enggan terlihat (terendus) mata (cuping hidung) lain

Untitled 0.5

Mari Sini Kutera selaksa nganga sewarna merah Menetes serupa darah Membaur, tertabur Pada selangkung tubuh terbalur Saat madu menyaru hantu Pada rintik pada titik Jangan pernah tanya satu selidik: Pada apa (siapa) mati pernah terbetik? ... dan kala titi mangsa menggeram diam, dalam, muram karna waktu hanya menunggu dalam kepatuhan...

Berkabung? SAMA SEKALI TIDAK!!!

Image
Akhirnya kamu tidak mampu melawan kehendak alam , meski kamu berkuasa. Selamat jalan. Semoga pengadilan Tuhan mengganjar semua yang telah kau lakukan pada jutaan kami yang tertindas. *32 tahun berduka. Saatnya merayakan. ps. siapapun penguasanya, saya sesungguhnya nggak peduli koq. wong saya anarki *nyengiriblis* note: * Status Yahoo Messenger mas ini sesaat setelah pukul 13.10, 27 Januari 2008 - Gambar diambil dari sini .