Posts

Showing posts from December, 2007

Soliloquy... Again

Halah, mbok sudah. Orang-orang lagi banyak yang kesusahan, kebanjiran, nggak ketemu nasi berhari-hari, nggak bisa sekolah, nggak bisa dugem, nggak sanggup bayar rumah sakit untuk istrinya melahirkan nanti, nggak mampu taunbaruan di hotel bintang lima, nggak bisa belanja ke Hong Kong. Lalu apa artinya kangenmu yang nggak berujung itu? Banyak masalah lain yang lebih besar yang pantas kamu pikirkan daripada mikir cara berdamai dengan mahluk berpenis yang kamu cap hatinya dengan label merah marun. Mari mulai cara yang baru: Tidak menghapus bekas bibirnya di bibirmu dengan bibir yang lain. Bisa toh?! heran.. berapa hari ini kok isinya mellowmania terus ya?

Jealousy(?)

Hey, saya sayang kalian semua menurut porsi kalian masing-masing. Ya, saya memberi stempel di jidat kalian dengan tulisan S O U L M A T E berhuruf besar-besar. Still... Rasanya saya jadi paham mengapa perempuan tidak boleh bersuami lebih dari satu. Shit!

Calling All Soulmates

Dear all, I know I messed you up with my text messages, in the wee hour of the nights, asking a minute--turned hours--of your precious time just to babble the most unimportant things in this whole universe (and you're there all along). I know you couldn't stand the presence of quiet me around for so long when I feel lonely (and you just keep silent). I understand you are all fed up because of my unstoppable nag about how the world contradicts me (and still you listened). You respect the wall I build around myself when I need to be alone (and wait patiently for the hell break loose). I know that I sometimes bossed around and asking the almost impossible missions on behalf of my selfish demands (and you did them perfectly). I sometimes pissed you off when I remind you, over and over and over, about the simplest and most basic deeds to yourselves (and said 'yes' to shut me up). You frowned when I said something ridiculous about the girls you want to score (and uttered not

Such A Joyful Birthday

Berawal dari pesan berantai di jendela ceting saya sehari sebelumnya yang berisi MATIKAN TIVIMU TANGGAL 15 DESEMBER JAM 3 SORE . Saya bertanya-tanya, ada apakah gerangan duhai penyampai pesan? Ternyata katanya bakal ada film menyambut Natal yang bikinnya pake puasa sebulan segala biar penonton non-Nasrani pada convert saking kuatnya ' backing ' mereka. My opinion: TAI SAPI! Jika kamu masih percaya Tuhan dan melakukan ibadah agama sesuai dengan yang kamu imani, maka kamu nggak menunda panggilan sholat hanya karena sinetron atau program yang sedang kamu tonton. Jadi, sebenernya nggak cuma tanggal 15 Desember aja TV (atau yang lebih dikenal dengan ' an animated box that makes you stupid '--in my term) dimatikan, tapi selamanya! Jika mengaku orang beriman dan percaya sama apa yang diimani, kenapa paranoid hanya karena satu tayangan bodoh di televisi yang juga bodoh?! Kenapa sih selalu berprasangka buruk? Nggak sadar apa prasangka itu jadi komoditi yang paling laris dijual?

Carpe Diem, Baby!

Pernah bertanya betapa kontradiktifnya jadi manusia? Saya pernah jadi pembenci diri sendiri karena merasa plin-plan dan nggak bisa berprinsip. Buat saya, apapun yang saya percaya untuk kemudian saya pegang teguh sebagai nilai adalah harga mati. Tapi seringnya saya harus jilat ludah sendiri karena belok dari konsistensi. Saat itu saya harus seperti itu. Dan saya benci itu. Kemudian, sebangun sebentuk dengan peribahasa 'alah bisa karena biasa', maka saya mulai terbiasa jadi nggak konsisten di saat-saat tertentu. Demi kemaslahatan bersama, atau setidaknya demi menjaga agar saya tetap (terlihat) waras. Saya harus kompromi, misalnya saja untuk nggak ngotot mempertahankan pendapat saya di depan mandor pabrik tentang para mahluk tak kasat mata. Tante cantik itu baru selesai telepon keponakannya yang tiba-tiba tertimpa kutukan bisa 'melihat' mereka. 'Kalo kamu tenang, percaya Tuhan, bebacaan rosario dan Novena, pasti mereka pergi. Nggak usah takut,' saran tante mandor.

Untitled 0.4

Kematian adalah perihal padamnya lampu karena pagi menjelang - Kutipan yang saya baca entah kapan, entah dimana. Tick tock Clock is ticking Time is running Another year, another path(s) Time's awaste, cycles completed Again, and again, and again [closer to the end, closer to the grave] ... a celebration of joyful life to welcome a solemn tranquility, destiny, faith: D E A T H Happy birthday, me. Such a life. Such a life, indeed (=

Global Warming, Anyone?

Dengan dagu terangkat dan kepala tegak saya bertanya: Apa yang sudah dan akan kalian lakukan, wahai para petinggi sepetak tanah yang disebut sebagai Negara Republik Indonesia? Ozon bolong, hutan kami terampas tanpa bisa kami lawan, dan kalian menyerah kalah bodoh terlolong karena tangan terikat ekonomi dan industri. Adakah diantara kalian yang tidak berotak pedagang hingga kita tidak perlu menjual jatah emisi? Pernahkah kalian menghargai cendekiawan-cendekiawan (meski tidak muslim) dengan pantas, menyebabkan mereka tertunduk kecewa meninggalkan Ibu Pertiwi dan berbalik menyerang bangsanya sendiri? (Dan tidak heran hanya pedagang dan pengusaha kaya raya yang tinggal, dan mau tak-mau, hanya merekalah yang bisa kita pilih) Pernahkah kalian amini mereka yang memang pantas mengemban tanggungjawab sebagai pejabat penolak uang rapat ketika pendapatnya murni demi kemaslahatan rakyat tanpa profit bagi kalian? Pantaskah kalian sebagai abdi rakyat memerintah majikan untuk patuh tunduk pada aturan

Confession of a Civil Servant

Ini negara Indonesia yang kamu cintai, Sayang: Ketika misalnya APBD punya anggaran untuk suatu program, katakanlah seribu perak, itu artinya lima ratus untuk kepentingan politik mempertahankan kursi kepemimpinan pejabat saat itu, tiga ratus masuk kantong sendiri, seratus untuk keluarganya, dan seratus untuk tujuan program tersebut. Mekanismenya sudah seperti itu sejak dulu kala. Saya? Hanya verifikator. Punya daya apa saya ketika proposal program sesuai dengan data yang ada. Kamu minta saya ganti pekerjaan? Saya enjoy ada disini. Ini satu-satunya pekerjaan yang menantang. Banyak deadline di akhir tahun, banyak ongkang-ongkang kaki di bulan Juni, banyak 'impossible tasks' yang ternyata saya mampu kerjakan. Ini lebih ke ego saya atas pembuktian bahwa saya bisa. Lagipula, sejak SMP saya sudah berkutat dengan hitung-hitungan macam ini. Kamu tau kakak saya pejabat. Dia sering kasih saya upah--meski habis untuk beli rokok--jika saya mampu menyelesaikan satu SPM ketika saya masih bers

Resolution

God created universe, angels, demons, Adam and Eve, then He let them on autopilot. Now, all God do is just sit back, relax, and enjoy a good, ever-continuing show called life.

The Tired Lover

Hi, Nduk! Sedang apa? Sebentar. Biar kutebak. Kopi kental dan panas, rokok, serta Acoustic Alchemy di depan Si Dino. Ah, iya. Biasanya settingan kayak gitu itu di atas jam satu. Belum mengantuk atau terbangun tengah malam. Seperti aku. Sebulan ini aku lelah sekali. Dengan pekerjaan. Dengan kehidupan bersosialisasi. Dengan cinta. Lima huruf yang mengejewantah menjadi bangsat ketika tidak berbalas. Sebagaimana yang kubaca di Al Ghazali bahwa awalnya cinta akan membakar kemudian membunuh. Pernahkah kamu berpikir, Nduk, betapa romantisnya terbunuh cinta? Sayangnya kamu bukan mahluk romantis meski pernah mencoba mendengar Kerispatih dan Glenn. Aku sedang mengasah pedang untuk kutusukkan sendiri pelan-pelan ke dada. Aku mengusahakan cinta yang tidak mungkin kudapat. Aku mengerti perbedaan 'kasta' kami. Dia amat sangat cerdas sementara aku kebalikannya. Dia amat sangat independen sementara aku bergantung pada keluarga, sahabat, tetangga, tukang bubur ayam yang setiap setengah tujuh le

Berhala

Saya gila baca tapi nggak suka beli buku. Jika harus membeli pun saya lebih suka buku bekas. Saya punya lapak langganan buku bekas tempat ensiklopedia Times dijual hanya dua puluh lima ribu rupiah per buah. Dalam kondisi sangat laik baca (dan pajang). Disini saya merasa hidup adalah humor satir yang terkadang kejam. Saat saya perlu buku referensi untuk tugas (waktu masih jadi bangkusekolahvora), sering saya hanya gigit jari dan pinjam sana-sini. Di perpus yang lumayan ngaujubilah gedenya, 10-20 buku rasanya nggak cukup untuk memenuhi keperluan anak-anak yang rata-rata berkondisi seperti saya. Nggak bisa ngopi, karena untuk berangkat ke sekolah pun saya kerap jalan kaki saking nggak punya duit. Di lapak dekil dan kumuh serta pengap ini, saya temukan buku-buku yang dulu saya perlu dengan harga sekali makan siang di warteg! Getir, kan? Saya juga sering ditegur satpam penjaga toko buku di mall karena sering numpang baca dari buka sampai tutup. Itupun gayanya kayak di rumah sendiri: duduk

Another 'What The Fuck' Post

Dulu, ' Kambing Jantan ' menurut saya adalah buku terkeren karena awalannya yang 'luar biasa'. Hanya dari iseng-iseng cari kompensasi isi waktu luang, didukung semangat pengen silaturahmi, tau-tau bisa jadi buku terlaris dan menggebrak hebat. Dapet duit banyak. Jadi terkenal. Seleb di kalangan cyberians. Setelahnya banyak yang ngikut. Dialog chatting mulai jadi trend dalam buku-buku berakhiran 'lit'. Menyenangkan, memang. Awalnya. In the end, entah kenapa, rasanya jadi annoying. Mungkin too much of something membuat apapun membasi. Dulu sempat teman saya yang baru buka penerbitan cari-cari naskah, mulai cerpen, novel, atau bahkan resep masakan hingga buku how-to. Sampe-sampe tulisan kacangan saya dimintanya. Saya? Apa sih yang bisa saya tulis selain makian, cacian, kemarahan, putus asa dan serba nggak teratur? Saya nggak bisa berimajinasi, apalagi menuangkannya ke dalam satu bentuk cerita mencerahkan dan nyenengin pembaca. Sebagai anak sekolah kere dan ngiler ti

End-Year Habit

Oke. Saya dapet PR menyambut Tahun Baru (yang entah kenapa biasanya saya rayakan dengan tidur 'setahun'). Delapan resolusi yah? Here we go... Jadi lebih sabar. Nggak grasa-grusu . Katanya, orang sabar bisa banyak belajar. Bisa ikhlas. Ya, dunia nggak berjalan seperti yang saya mau. So? Bisa 'nunduk', nggak ndengak terus. Biar tau kalo di bawah ada lobang. Ada yang mau menundukkan saya? *nyengir iblis* BISA PAKE KAOS DARI KAK DONTJEH! SECARA ukuran gwa XL dia kasihnya M. Babi dehhh. Bisa bagi waktu. Jadi nantinya work-life itu jadi seimbang, nggak berat sebelah. Dewasa, bisa membedakan antara MENCARI CELAH pada setiap masalah dan BAGAIMANA ngadepinnya. LEBIH BANYAK KAOS HITAM!!! Jalan-jalan Jauh cuz the clock is ticking and it's getting closer to my time. Udah, itu aja. Boleh kan, Vi ? Dan sekarang kutukan saya timpakan pada beberapa soulmate saya: Sandal , Sukopet , Kak Dontjeh , Pakdhe Pamei , Maz Ipul , Maz Bek , dan Balijem . Alasan saya milih mereka? Biar cepet