Posts

Showing posts from May, 2007

By the River Piedra...

Saya nggak akan duduk dan tersedu. Weeping is for lamer only. Ada sebuah legenda bahwa Sungai Piedra begitu dingin sehingga apapun yang jatuh ke dalamnya--dedaunan, serangga, bulu burung--berubah menjadi batu. Nggak seperti Pilar yang ingin merenggut hatinya dan mencemplungkan ke dalam sungai itu, saya ingin mencemplungkan diri utuh-utuh ke dalamnya. Masuk lebih jauh, bersilaturahmi dengan dedaunan, serangga dan bulu burung dalam diam, berbagi keheningan bersama, dan berharap tak akan ada sesuatupun mengusik kedamaian kami. Maaf, duhai cahaya. Kamu (lagi-lagi) terlalu membutakan. Saya akan kembali retreat, mundur teratur. ps: terima kasih, Eyang Coelho. Buku-buku tentang cinta yang Anda buat memang indah. Tapi saya punya cinta dengan definisi saya sendiri yang nggak akan sanggup Anda tulis saking kelamnya.

Di Suatu Siang

Apa salahnya System of A Down, Korn, Dream Theater, Yngwie dan Hetfield dkk disetel siang-siang panas tengah hari bolong, dalam ruangan ber-AC dan sejuk, dengan volume rada kenceng, dibarengi dengan secangkir hot black coffee dan berfungsi sebagai dopping ngerjain tugas yang segambreng? Maaf ya... Saya ngantuk!

Mission: Saturday Nite Date

It was quite fun meeting someone as antisocial as I am. Apalagi kalo manusianya itu sangat, sangat gentleman-like. It's been centuries that I hadn't been treated like a lady. Halah! Sebenernya saya sih yang semena-mena menyebut ketemuan kami sebagai date. ("Oke, kita ketemuan disini, jam segini, tanggal segini. Deal? Done. It's a date! Haha!" * nyengir iblis *) Padahal ya biasa-biasa aja. Makan gorengan dan es krim ampe kenyang tanpa terhalang radang tenggorok yang sudah melindap tiga hari, lalu pindah tongkrongan, icip-icip 'madu bersoda' di TIM yang kalo kebanyakan diminum bisa tepar ampe jackpot dan merokok hampir sebungkus. Lagi-lagi tanpa mempedulikan tenggorokan laknat saya. Cuma segitu aja. Padahal The Yogi sedang menunggu hanya beberapa meter dari tempat saya berdiam, ingin berusaha memperbaiki kondisi kesehatan saya sebisanya sambil genjrang-genjreng di tempat teman lamanya yang kebetulan tinggal dekat saya (Pempek Pak Raden - Jl Dwijaya cuma 200

Tentang Perempuan

Uhm... Ini agak nakal. Siap-siap. Jadi gini... Kemarin simbak yang 'indah' itu--dengan bibir penuh, merah dan basah, kaki ramping, pinggul bohay, dada besar yang seperti mencoba berontak ketika dia mengenakan blus berkancing--nunjukin satu site yang isinya lagu anak-anak dari berbagai negara. Dia lagi 'panas' sama Tompi yang bilang kalo lagu Balonku yang melegenda itu salah kaprah. Tompi bersikeras bahwa tidak ada balon hijau tapi kenapa balon hijau yang meletus? Dan di site itu balon hijau jelas-jelas disebutkan (ironis, karena itu site luar . Bukan site Indonesia). Dia concern banget karena dia punya balita lelaki yang lucu dan menyenangkan dan dia minta saya nulis ke Tompi supaya masalah yang bengkok ini bisa lurus. Demi seluruh anak bangsa! Ketika saya sedang menunggu items website loading semua, dia bersandar di punggung saya. Mau gerak kok ya gak enak sama simbak. Tapi kalo didiemin ya kayaknya... risih juga sih. Soalnya dadanya menempel lekat di punggung saya. D

Frenemies

Okay. I'm changing. Haha. Big news. To something good? Can't tell yet. But one thing for sure: entah kenapa trauma itu masih belum hilang, meski lumayan terkikis sedikit demi sedikit. Hey. Ini bukan barang baru. Mungkin memang saya yang sudah lelah atau alam hanya memberi apa yang saya perlukan. Atau keduanya bersinergi dan jadilah... Dia. Manusia tanpa wajah tanpa wujud dan hanya saya temui dalam teks-teks panjang nan responsif yang saya sambangi hampir tiap hari (dan malam) dalam sebulan terakhir. Saya nggak tau kutukan apa yang menarik dia ke saya. Yang saya tau hanya bahwa dia membeberkan apa yang selama ini saya takuti: keluar dari gua hibernasi saya (yang baru-baru ini juga berani saya ungkap , thanks to him) dan menghadapi terang dan hangatnya matahari musim semi. Saya benci dia. Saya benci kelancangannya membuka katup penahan derasnya lelehan otak saya yang berkarat dan membuncah keluar. Saya benci ke songong annya masuk ke dalam waktu-waktu tenggat saya--yang tidak bis

-----Intermission-----

Dimaki ama temen (yang dulunya) deket itu ternyata agak-agak traumatis juga, apalagi tentang sesuatu yang sama sekali nggak bisa gwa jelasin. Rasanya pintu besi seberat 1000 ton dengan tinggi 10 meter yang secara imajiner gwa bikin untuk melengkapi benteng berlapis (yang juga imajiner) pelindung diri dari duri-duri mawar di luar sana, langsung terhempas menutup tepat di depan muka gwa. BLAM!!! Damn... Kamu tau nggak? Mbangun benteng itu capek lho. Apalagi mempertahankannya sendirian. So, please. Leave me alone. I'm quite happy here. Visit me sometimes, but not all the time. OK? [Dedicated to Mona Nakal. Thanx for the time, the understanding, the ears, and the MP3 files. You take care there, old man. You have no old lady to take care of you]

Inside My Solitary Shell

Saya selalu merasa di luar meskipun sendirian. Saya nggak pernah menutup diri. Hanya selalu lari dari jangkauan manusia lainnya, karena saya merasa belum sepenuhnya manusia. Until one day... Dunia sesak sekali. Semua hal yang terpapar di depan mata layaknya borok dengan perban bungkus kado kelap-kelip nan cantik namun busuk, bernanah dan anyir saat dibuka. Wajah-wajah itu seperti automaton yang syaraf mukanya hanya bergerak sesuai program yang di entri ke dalamnya. Nggak ada yang orisinal dan tulus. Padahal saya perlu ketulusan, tanpa pretensi dan ekses, karena saya lelah berpolitik in every second of my waking life. Lalu kesempatan mengenal lebih banyak wajah datang tiba-tiba . Yah... menyenangkan. Saya kembali belajar psikologi komunal. Urat tawa saya kembali bekerja dengan semestinya, memancing suara-suara dalam dari tenggorokan yang menjadi bahak menggelegar menandakan saya sedang menikmati waktu. Mata saya lagi-lagi dapat bekerja dalam kondisi normal, memandang ke kejauhan dan sek

Wonderland

Image
Hari ini majalan langganan kantor berdatangan, salah satunya adalah yang gambarnya ada di bawah ini. Kecil-kecil udah ngeceng di majalah orang dewasa.... Pas lagi diliat-liat, ada sesuatu jatuh ke lantai. Bentuknya kayak gini nih. Nice 3-Junction! Bagian belakangnya kayak gini: Stop drooling! You'll drown us all!!! Setelah dibuka, dalemnya ternyata... So, is it as official as a race that need THIS as one of the supporting tools? Lengkap dengan cara penggunaannya. Read them carefully. Your life hangs by those. Terus, terus... Setelah cari-cari di lembaran majalah, ternyata 'paket' itu disinyalir jatuh dari lembaran ini: Bagi duuuunk! Gila! Keren banget! Sumpah! Konsepnya, artistiknya, semuanya! Gwa ga gitu ngerti iklan, tapi this is one of the hottest advertisement ever made in Indonesia!!! ...but still, mbak-mbak itu layaknya taman hiburan yang tiap lekuk tubuhnya menjajakan kesenangan...