Inside My Solitary Shell

Saya selalu merasa di luar meskipun sendirian. Saya nggak pernah menutup diri. Hanya selalu lari dari jangkauan manusia lainnya, karena saya merasa belum sepenuhnya manusia.

Until one day...
Dunia sesak sekali. Semua hal yang terpapar di depan mata layaknya borok dengan perban bungkus kado kelap-kelip nan cantik namun busuk, bernanah dan anyir saat dibuka. Wajah-wajah itu seperti automaton yang syaraf mukanya hanya bergerak sesuai program yang di entri ke dalamnya. Nggak ada yang orisinal dan tulus.
Padahal saya perlu ketulusan, tanpa pretensi dan ekses, karena saya lelah berpolitik in every second of my waking life.

Lalu kesempatan mengenal lebih banyak wajah datang tiba-tiba. Yah... menyenangkan. Saya kembali belajar psikologi komunal. Urat tawa saya kembali bekerja dengan semestinya, memancing suara-suara dalam dari tenggorokan yang menjadi bahak menggelegar menandakan saya sedang menikmati waktu. Mata saya lagi-lagi dapat bekerja dalam kondisi normal, memandang ke kejauhan dan sekeliling dan bukan hanya layar 14" dengan pendar warna elektronik.

Menyenangkan...

Tapi entah kenapa saya merasa tidak disana. Semua ini terlalu bersinar, terlalu menyilaukan, terlalu bercahaya. Saya masih perlu bayang-bayang agar dapat bersembunyi dari terang yang membutakan. Saya perlu menutupi sesuatu yang saya hujat pada orang lain tapi sekaligus saya nikmati sendiri: borok busuk, bernanah dan anyir yang sama seperti di atas. Entah kenapa, saat menuliskan ini, saya membayangkan diri saya sebagai Gollum karena kami seperti memiliki kesamaan: i r o n i . Haha!

Lalu ada pertanyaan:
"Hey... What took you so long to coming out?"
Who says dat I'm coming out? I was just checking the weather and continuing my brain masturbation inside my hybernating cave... though I rarely sleeping.


*ini laporan kopdar! sungguh! klik aja link-nya. hehe...*

Comments

  1. each solitary shells, owns their shining pearl.

    wis thoo..

    ReplyDelete
  2. Anonymous2:59 PM

    kopdar maneh yo?

    ReplyDelete
  3. Anonymous8:21 PM

    heh, borok? mana..., mana....???

    ReplyDelete
  4. Anonymous11:52 PM

    ini laporan kopdar yg kemaren? kok iso keren ngene? bentji akyuuuu...

    ReplyDelete
  5. Arif:
    I've done and through, Brotha.
    Thx (=
    Betewe, gwa punya Octavarium, Six Degrees dan Systematic Chaos kumplit. Ada manusia baik yg mau upload-in itu semua ke gwa. Edan ya. Padahal ketemu aja belun. Want some? *winks*

    Gita:
    Hehe... Umm... Err... *speechless*

    Maz Yoyok:
    Halah! Juragan borok teko! Sepurane, Pak! Tak silih dagangane sdiluk!

    Mbok V(agina? =P)
    Kek gini keren, Mbok? Darimana? Standar keren dikaw nggak umum ketoknya ni...

    ReplyDelete
  6. Anonymous7:54 PM

    aku malah telat ngertine :(

    ReplyDelete

Post a Comment

Wanna lash The Bitch?

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Belahan Dada, Anyone?