Posts

Showing posts from March, 2006

Melaporkan langsung dari tempat kejadian...

Eh, ternyata ada hikmahnya juga difitnah dan dikeluarin dari kerjaan. Gwa dapet kerjaan laen, meskipun masih freelance. Yet, I assume this will be my window, because one of my friend said, "When a door close before your very eyes, there will be another window open. When the window closes too, there will be a vent above your head. When you can't even find a vent, there is a rathole available. When you are trapped inside the four walls and ceiling, dig a hole in one of the wall. You'll find your freedom there." Quote yang panjang. Mudah-mudahan gwa ga harus cari ventilasi karena jendela yang ada udah bikin udara jadi cukup sejuk.

Kamu Yang Ada Di Atas Sana! Apa Kabar?

What a ride! Dalam dua bulan gwa harus mengalami dua kali meninggalkan comfort zone, yang mungkin untuk orang lain perlu waktu bertahun-tahun. Menyenangkan... dan berdarah-darah. Pernah terlintas, ini nggak adil buat gwa. Kenapa untuk sesuatu yang dengan gampang didapatkan orang lain, gwa harus mati-matian mendapatkan dan mempertahankannya? Kenapa untuk itu pun gwa berkali-kali di'injak'? "Orang yang sering diinjak orang lain adalah mereka yang lebih dekat dengan penciptanya," kata seorang teman. Langsung gwa protes! "Han... Tolong. Jika aku harus mendekat padaMu dengan cara sering diinjak seperti ini, jangan sering-sering deh. Aku nggak kuat." Kenapa ada orang masih merasa berjaya ketika dia naik ke atas dengan menginjak kepala orang lain? Kenapa kita nggak bergandengan tangan aja untuk menapak jenjang selanjutnya? "Kamu harus ingat. Mereka bukan kamu dan kamu bukan mereka. Toleransimu harus tinggi. Jadilah cair dan jadilah 'saya', bukan 'a

Laporan Cuaca

When you've had enough, it's enough. When you call it quit, then it's over. Be the master of your own fate, and never be mastered by it. Your life. Your choice. Though sometimes it hurts, yet you have to get back on your feet and be brave when you are down and scared. Raise your chin, face the wind. The sand might get into your eyes, but there is tears to wash it away. The wind might tousle your hair, but it gives you a great movie-clip effect and makes you more heroic. Roar of thunder might be deafening, but it prevents you from hearing things you don't want to hear that makes you weak. And the rain... It's therapeutic, you know. The needle points that repeatedly falling from the sky will make you numb. The tiredness on the shoulders that had been carrying such a heavy burden will be distracted somehow. The dirt on your face will be wiped with every single drop of it. Have faith, that there is tranquility after the tempest. That all clouds have silver linings. Ther

The Curse of A Deadliner

Kerjaan sih sebenernya biasa aja. Tapi kenapa gwa selalu ngerasa dikejar deadline yax? Mosok cuman gara-gara maenan solitaire dan ngentri blog macem begini aja bisa ampe menyita waktu banyak banget? Perasaan kerjaan gwa juga nggak ngebut-ngebut banget. Dikasih dua sampe tiga hari untuk nyelesain. ... masalahnya, gwa selalu ngebut di hari terakhir. Ah! Pantes ajah! [NJRIT! Andai gwa punya 27 jam sehari pun kayaknya gwa gak bakal cukup deh. Emang dasar, saya ini deadliner!]

Procrastinating...

Jam 5.09 pagi buta. Soundtrack: Linkin Park - Points of Authority . Batang rokok ke 24 dari siang kemarin, dan... gelas kedua Kopi Aroma tanpa gula kiriman Tante Mira dalam dua jam terakhir. Suntuk bermain jadi 'tuhan kecil' untuk karakter-karakter yang tidak pernah nyata, di sebuah tempat yang pura-pura nyata, dengan para pemain yang benar-benar nyata. Dan aku larut dalam derap dan gemuruh mesin industri hiburan yang muram, sepi, diam. Kering. Disini, di sebuah tempat bernama KAPITALIS: sesuatu yang kuhujat, kemudian kuikut tanpa paksa. Ini pilihan. Dan frase itu menjelma mantra dalam benak. Kupercaya, itu manjur. Indah dan remuknya, bekerja itu. Tapi saya akui, saya memang masokis ... *note: diposting beberapa hari setelah kejadian

Untitled 0.1

Nggak berasa udah hampir 3 minggu gwa disini. Ketemu mahluk-mahluk baik yang bikin gwa betah, dan ampe nginep-nginep di kamar yang mirip gudang tapi perangkat audionya edan-edanan. Bareng sama perempuan-perempuan perkasa dan lelaki kecil nan tangguh sebagai rekan sekerja. Pokoknya... mereka yang bikin gwa bisa bertahan sampe sekarang. Hey... I aint changing. I'm still the same old shit that used to dream around in Jokja and now trying to catch a star in Jakarta. I aint changing... Same Shit Different Day. * Bingung mo nulis apa setelah terbengong-bengong dapet koneksi internet yang tiada putus di tempat begundal *

Blame It on My Menstrual Cycle!

Do you know that... I love to see, to touch and to feel the softness of the hair on the nape of your neck when we were cruising along the street on motorcycle? Your pheromones is still lingering somewhere inside my mind and I can recall it easily anytime, anywhere? I search for you in every soul I know--looking for a shared similarity--to get a good grip on you so I can't lose you anymore, and feel bad about it? A pair of arms of yours are the safest sanctuary from any life tempest that I've involuntarily plunged into? I love to feel your nose on my cheek everytime you stole kisses from me when you thought I was sleeping and wish you did it more often? Rough cheeks that you have are the most smoochable and snugable ones I've ever known? I get goosebumps everytime you're passing by and I silently waiting for your hands to stop on my head and caress my hair a little? Your smile is the most energizing tonic, and by looking at it I feel like I could jump over Tugu

Pay Respect!

Kenyang dan enaknya... makan jam 4 pagi dengan lauk dingin yang baru keluar dari kulkas karena males nyalain kompor. Tapi gwa nggak mengeluh koq. Lha wong buktinya abis sepiring. Hampir seminggu ini gwa makan larut malam banget, kadang hampir subuh. Peduli setan dengan diet, cara menderita menikmati dunia itu. What's diet, anyway? Die with tea? Lagian, gwa juga males makan malem. Begadang itu yang diperlukan adalah makan dini hari, bukan malam. Seperti sahur. Dan gwa curiga, jangan-jangan sahur diciptakan berdasar orang kayak gwa. Saya tersanjung! * pret !* Gwa sering miris liat makanan-makanan itu tiap gwa bangun pagi-hampir-siang. Kadang menu pendamping nasi yang baru dateng disajikan dengan gegap gempita (dalam rantang almunium susun tiga dan wadah bekas es krim seliter), sementara lauk yang nggak habis kemarennya dikumpulin jadi satu. Kalo sampe sore nggak ada yang makan, ya dibuang. * keluh * Dan ini bukan alasan, kalo gwa berusaha menyelamatkan beberapa sendok makanan itu unt

Balada Kopi Aceh

Hey! Good News! Gwa berhasil bawa nuansa warung Jokja ke sini. Minggu kemaren, Bos gwa dengan suka rela 'menyelundupkan' setengah kilo kopi Aceh ke rumah penampungan tuna wisma ini. On my request! Wah! Senangnya! Selepas maghrib, gwa rebus barang selundupan itu secara semena-mena, dengan komposisi 3 gelas air dan 4 sendok makan penuh kopi ke dalam panci di atas kompor yang menyala sedang. Diamkan hingga mendidih, aduk sebentar, lalu tutup. Katanya sih harus gitu masaknya. Kalo udah, kemudian disaring. Pakek apa? Adanya peniris spaghetti dan kutang kuning gwa yang mirip saringan teh. Nggak mungkin mengorbankan kutang nyaman itu hanya untuk kopi, betapapun enaknya tu kopi. Jadinya... Ya udah. Bantai wae sak ampase. Nek matek yo kari ngubur =P Kompensasi kopi adalah: semua kerjaan gwa, tanpa disaring dan diedit ibu mungil berjilbab, langsung dikirim ke si bos. Hayah! Alasannya? "Karena tulisanmu yang paling lumayan diantara anak-anak yang lain..." Makjang! Padahal minggu

Being Good and Stepped-On

"Sepertinya aku ingat, ada seseorang yang pernah berjanji meninggalkan semua kesenangan semu ini untuk 'kembali'." Dia menunduk sebentar, lalu beralasan, "Aku nggak mau jadi orang baik. Diinjek terus!" Benarkah? Well, terserah dia. Aku hanya reminder. Tapi... being good and continously being stepped-on...? Atau, instead of being stepped-on, you choose to be the stepper that stepped on people who are less fortunate? Begitukah yang kamu inginkan? Lalu apa bedanya dengan orang-orang yang kamu benci dan kamu coba kasih bukti, teman? Lalu penggalan-penggalan terkuak. Tentang keluarga, keinginan yang harus terpenuhi dan pembalasan dendam pada keadaan buruk yang--sepertinya--sangat jarang pada bentang hidupnya. Dia harus membuktikan diri pada dunia. Bahwa dia adalah 'somebody' alih-alih 'nobody'. Dia menikmatinya, meskipun harga yang dia bayar untuk itu amat sangat mahalnya. Dan tetap tidak akan pernah terpuaskan. My heart bleed. Twenty-something

James Bond Made Mistake

Guess what? Just saw a movie advertisement on TV, James Bond's one. 'OCTOPUSSY' it said. Haha! Should it be 'OCTOPUSSIES' instead, if you insist on a gramatically correct title? Well, either way, it made me laugh like a loony, coz my interpretation was 'eight hairy pussies-in-waiting'. [Jeez... Me and my pervert mind...]

U Never Know, Hun... U Never Know....

Cengiran lebar memenuhi muka. Mata berkaca-kaca terharu dan cekikik geli terlontar sesekali di Jumat Pagi cerah dan sumuk. Kenapa lu? Gila ya? Iya. Euphoria baca balesan imel Bcc yang dua hari lalu gwa kirim ke orang-orang yang gwa anggap menyesaki ruang hati dan malah bikin gwa merasa kurang ketika mereka nggak ada. Asli. Kurang banget. Dan gwa nggak nyesel harus pergi sejauh ini hanya untuk tau hal ini. Karena ketika ikatan itu amat kuatnya, yang ada hanya hubungan antar-ruh meskipun tidak menafikan fisik. Thx for all of you. Thx for being there, need you or not. *Dedicated to someone who is still struggling in searching for his 'home' in his new place... You're not alone, Bro!

Me and My Luv #3

"Howdy, Nduk?" "Howdy... howdy... Udah deh. Nggak usah sok ramah gitu. Ini udah nggak lucu, tau nggak?!" "Lho... Ngamuk?" "Abis... becandanya nyebelin gini. Mosok tau-tau aku dilempar kesini sih?!" "Lha yang ngelempar siapa? Aku kan cuma kasih kamu pilihan. Wong kamu melempar dirimu sendiri koq!" "Ya tapi pilihan-pilihanMu itu menjebak. Sama seperti jawaban multiple choice UMPTN!" "Hahaha... Kenapa sih kamu sampe segitu uring-uringannya?" "Gimana nggak?! Aku udah enak-enak settle di satu tempat dan kondisi, tau-tau Kamu datengin dua begundal kurang ajar yang ngacak-ngacak kemapanan itu. Digempurrr terus hampir tiap hari. Sampe rasanya pengen bunuh diri berkali-kali saking desperatenya. Udah gitu, waktu aku udah terbiasa dan bisa berdamai dengan semuanya, Kamu ngagetin aku dan begundal-begundal itu pergi. Kemudian? Malah aku yang pergi lebih jauh dari mereka. Saat dia-yang-namanya-nggak-usah-kusebut itu berencana

A Small Wish

Dear God... Buatlah agar untuk beberapa bulan ini adik, Ibu dan Bababku nggak mendadak melek teknologi. Juga sepupu-sepupu, Budhe-Pakdhe dan Om-Tanteku. Kalau memang mereka harus melek teknologi, jangan sampe mereka liat entriku sebulan ini. Atau selama mereka nggak tau aku di Jakarta. Meskipun harus sampai babak bundas nggak karuan, buat ambang batas sakitku tinggi-tinggi sekali. Walaupun arus deras menerpa, ingatkan aku untuk selalu teguh pada apa yang kupercaya. Atau plesetannya. Jika Kau mau menegurku, jangan keras-keras ya God ya... Kalau Kau sebegitu baik hatinya dan mengabulkan permintaanku... I couldn't ask for more than Your mercy for being so ignorance for all these years. Thanx, anyway (= * Dear God diambil dari kata pembuka puisi seorang teman di Bandung dengan judul yang sama. Puisi tersebut tertuju untuk gebetannya selama beberapa tahun, yang sayangnya nggak pernah kesampean jadi pacar.

Behold! Wiseman Says...

Excerpt from ERAGON , p. 82, Indonesian version. On request of a friend whose-name-can-not-be-mentioned: "Jangan biarkan siapapun menguasai pikiran atau tubuhmu. Jagalah agar pikiranmu tidak terpengaruh. Seseorang bisa jadi orang merdeka tapi lebih terkekang daripada budak. Berikan telingamu pada orang-orang, tapi jangan hatimu. Tunjukkan penghormatan pada mereka yang berkuasa, tapi jangan mengikuti mereka dengan membabi buta. Nilailah dengan logika dan pertimbangan, tapi jangan berkomentar. "Jangan menganggap siapapun lebih unggul daripada dirimu, tidak peduli pangkat maupun tempat mereka dalam kehidupan ini. Perlakukan semuanya dengan adil atau mereka akan membalas dendam. Berhati-hatilah dengan uangmu. Pertahankan kepercayaanmu sekuat mungkin dan orang-orang lain akan mendengarkan. Jujurlah dalam cinta, karena itu satu-satunya alat yang paling kuat membuka hati atau mendapatkan pengampunan." SOME quotation! Dan aduhai panjangnya. Yet, hanya beberapa yang gwa setuju.

Missing Myself

Di tengah rehat yang entah keberapa kali pukul lima pagi. Ditemani Joe Satriani , Rage Against the Machine dan Steve Vai . Mengepulkan asap berujung mimpi pada sebatang rokok, juga entah yang keberapa batang. Here I am. Demam dan batuk-batuk tapi tetap ngotot ngopi, lalu terbelalak tak percaya ketika meriang itu menyerang. (Anjrit! Sok puitis kau, Njing!) Day 7 dan gwa masih bertahan. Meskipun kemaren sempet panas tinggi yang keukeuh gwa lawan pake kebebalan gwa yang menolak obat. Cukup air putih dan vitamin C. Kalo emang gwa yakin sembuh, itu aja udah cukup. Mungkin bodoh. Tapi gwa percaya itu. Protes? Gih! Malem Minggu kemaren gwa sempet nge-date--meskipun yang punya diri menolak keras atas penyebutan sembarangan gwa atas pernge-'date'-an itu--dengan seseorang yang sepertinya 'nge-klik' sama gwa. Teman yang rela-nggak-rela-harus-rela berjuluk "Tukang Es" karena menyediakan diri bawa upeti es krim 10 biji buat orang-orang serumah penampungan tuna wisma ini.