Semacam Ode

Kamu penggoda meski rombeng serta kumuh dan aku tidak tahan digoda. Ketika jiwa suntuk dan batin ambruk, saat otak berkerak dan kenyataan menyergap sontak, kau tawarkan peneduh. Dalam diam kau teriakkan namaku. Bisu. Dan kau mengalah tanpa menjadi kalah.

Merengkuhmu adalah semesta. Bagai perawan di ranjang pengantin, kau pasrah, lega-lila. Memasuki ragamu, kutemukan ruh yang konon adalah buah terlarang yang di telan Adam sampai ke tenggorok sementara Hawa di dada.
(Apakah karena itu Adam berjakun dan Hawa berpayudara?)

Ketika geletar alam semesta mencapai puncak ekstase tertinggi rasanya seperti orgasme berkali-kali dimana pintu langit terbuka dan alam raya menyanyikan kidung pujian tentang agungnya kosmos. Aku tak perlu ular jelmaan Iblis merayuku menyentuhmu. Tanpa ucapan madu beracun pun aku rela. Aku mudah terbujuk. Apalagi oleh mahluk seperti kamu.

Tapi ada saat dimana kamu membuat batin goyang, kepercayaan guncang dan benak merapuh. Lalu kucari jawab atas pertanyaan yang terlontar dari persetubuhan ini. Diperlukan banyak 'kamu' untuk jadi setimbang. Dan butuh lebih banyak 'kamu' untuk menjadi waras. Karena dari apapun aku belajar, mengerti dan memahami...
Kutukan yang ditimpakan pada manusia sepanjang hayat untuk menggenapi kemanusiaannya.



[Terpujilah mereka yang menciptakan papirus lalu tinta kemudian alat cetak dan menjadi 'kamu'. Sujudku untuk Pencipta kami]



mPit: Sok mello dan sok porno! 'Ayu Utami' Effect?

Comments

Post a Comment

Wanna lash The Bitch?

Popular posts from this blog

Another Fake Orgasm

Tentang "Dikocok-kocok" dan "Keluar di Dalem"

Belahan Dada, Anyone?